Mikael Edo Imantaka
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENJADI MANUSIA MERDEKA: STUDI BIOGRAFI SEORANG INTELEKTUAL YANG MEMPERJUANGKAN KEBENARAN Mikael Edo Imantaka; Endah Triwijati; Siti Yunia Mazdafiah
CALYPTRA Vol. 7 No. 2 (2019): Calyptra : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya (Maret)
Publisher : Perpustakaan Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Soe Hok Gie adalah seorang tokoh aktivis dan intelektual angkatan ‘66 yang dikenal karena pemikiran dan tulisannya yang kritis dan berani, namun meninggal dalam usia sangat muda yaitu 27 tahun. Pada tahun 1983, LP3ES menerbitkan catatan hariannya menjadi sebuah buku dengan judul Catatan Seorang Demonstran. Kemudian pada tahun 2005, kisah hidup sang aktivis dihidupkan kembali dalam media film yang berjudul GIE. Penelitian ini berangkat dari kegelisahan peneliti ketika membandingkan keadaan mahasiswa pada zamannya yang begitu berbeda dengan keadaan mahasiswa yang ada dalam cerita menurut pengalaman Gie. Dalam masa Gie, mahasiswa merupakan salah satu elemen dalam masyarakat yang aktif mengkritik dan mendorong kejatuhan pemerintahan Soekarno saat itu yang dianggap bertanggung jawab terhadap bencana politik dan ekonomi. Sedangkan pada konteks zamannya, peneliti melihat fenomena di kampusnya di mana mayoritas mahasiswa cenderung bersikap apatis terhadap politik serta berfokus pada perkuliahan saja. Hasil analisis yang diperoleh menunjukkan bahwa karakteristik kritis dan idealis dalam diri Gie terbentuk sebagai hasil kombinasi antara aspek person Gie sebagai keturunan etnis Tionghoa yang cerdas, memiliki rasa ingin tahu tinggi, keras kepala, serta keteguhan hati yang kuat; dengan aspek contextmicrosystem, mesosystem, exosystem, serta macrosystem di sekitar Gie. Selain itu, terdapat pula aspek process yang dialami oleh Gie serta aspek time di mana aspek process itu terjadi. Pada akhirnya Gie tumbuh menjadi manusia bebas yang tetap mempertahankan karakteristik individunya melalui aktivitas menulis artikel kritis serta rasa cinta yang besar terhadap kebangsaan Indonesia