Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Correlation of Tumor Necrosis Factor-Alpha, High Sensitivity C-Reactive Protein, and Disease Activity Score 28 (DAS28) in Rheumatoid Arthritis Patients Buchari Buchari; Cut Murzalina; Nirwana Lazuardi Sary
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 3 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i3.15706

Abstract

Hubungan Kebiasaan Konsumsi Makanan dengan Status Gizi Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat Nirwana Lazuardi Sary; Siti Rahmawati; Yusni Yusni; Husnah Husnah; Saminan Saminan
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 1 (2021): Volume 21 Nomor 1 April 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i1.19436

Abstract

Abstrak. Masalah gizi masih menjadi beban gizi ganda di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, prevalensi status gizi lebih dan obesitas mayoritas terjadi pada masyarakat berprofesi pegawai. Salah satu faktor penyebab masalah gizi adalah kebiasaan konsumsi makanan tidak sesuai pedoman gizi seimbang sehingga mempengaruhi produktvitas kerja para pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan konsumsi makanan dengan status gizi pegawai sekretariat daerah Kabupaten Aceh Barat. Jenis penelitian analitik observasional dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling dan jumlah responden sebanyak 85 pegawai. Pengambilan data dengan pengisian kuesioner SQ-FFQ untuk menilai kebiasaan konsumsi makanan, pengukur berat dan tinggi badan serta menghitung IMT untuk menilai status gizi. Hasil penelitian sebanyak 48 pegawai (56,9%) responden memiliki kebiasaan konsumsi makanan berlebih yang terdiri dari asupan energi 60%, asupan karbohidrat 61,2% dengan kategori baik, dan asupan protein 85,9%, lemak 58,8% dengan kategori lebih. Status gizi responden dominan gizi tidak normal sebanyak 75,3% dan gizi normal 24,7%. Hasil analisis korelasi spearman menunjukan bahwa tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan dengan status gizi pegawai sekretariat daerah Kabupaten Aceh Barat dengan p-value=0,116 (p0.05). Kesimpulan tidak ada hubungan kebiasaan konsumsi makanan dengan status gizi dapat disebabkan berbagai faktor yang berpengaruh pada status gizi seseorang.Kata kunci: Status Gizi, Kebiasaan Konsumsi Makanan, PegawaiAbstract. Nutritional problems are still a double burden of nutrition in some developing countries, include Indonesia. In Indonesia, prevelance of overweight and obesity is majority by people with the employee profession. One of which factors that cause nutritional problems is the habit of eating food that does not comply with the guidelines for balanced nutrition so that it affect the work productivity of employees. This study aims to determine the relationship between food consumption habits and nutritional status of the regional secretariat employees of West Aceh Regency. This is an analytic observational study with cross sectional design. The sampling technique is total sampling and number of respondents is 85 employees. The collection of data by filling out the SQ-FFQ questionnaire to assess food consumption habits, measuring weight and height and calculating BMI to assess nutritional status. The results showed as many as 48 employees56,9% of respondents had over food consumption habits which consisted of 60% energy intake, 61,2% carbohydrates intake with good categories and 85,9% protein intake, 58,8% fat intake with over categories. The nutritional status of the dominant respondents abnormal nutrition as much as 75.3% and normal nutrition of 24.7%. Data analysis using the spearman correlation test shows that there is no correlation between food consumption habits and nutritional status of the regional secretariat employees of West Aceh Regency p=0,116 (p0,05). The conclusion that there is no relationship between food consumption habits and nutritional status can be caused by many other factors that affect a person's nutritional status.Keyword: Nutritional Status, Food Consumption Habit, Employees
Gambaran Fungsi Kognitif Pra Lanjut Usia di Pos Binaan Terpadu Puskesmas Kopelma Darussalam Kota Banda Aceh Nova Dian Lestari; Rayya Az-Zahra; Dessy Rakhmawati Emril; Nirwana Lazuardi Sary; Suherman
Jurnal Sinaps Vol. 6 No. 1 (2023): Volume 6 Nomor 1, Februari 2023
Publisher : Neurologi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Populasi lansia yang terus meningkat memberikan manfaat jika lansia tersebut sehat, tangguh dan kuat. Deteksi dini terkait penurunan fungsi kognitif pada masa pra lansia sangat diperlukan sehingga upaya menghambat progresivitas gangguan segera dilakukan untuk menjaga kapasitas fungsional pada masa lansia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran fungsi kognitif dan domain kognitif pada kelompok pra lanjut usia. Jenis penelitian adalah deskriptif. Sampel dipilih dengan metode non-probability sampling dengan teknik total sampling dan didapatkan 60 subjek. Penelitian dilakukan di Pos Binaan Terpadu (Posbindu) Puskesmas Kopelma Darussalam yang mencakup 5 desa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah MoCA-Ina dan pengambilan data dilakukan secara wawancara. Hasil penelitian menunjukkan 55% kelompok pra lanjut usia memiliki fungsi kognitif yang tidak normal dan 45% normal. Domain yang menurun pada subjek tidak normal adalah memori tertunda (97%), fungsi eksekutif (93,9%), atensi (78,8%), bahasa (75,8%), dan visuospasial (48,5%). Sedangkan domain yang menurun pada subjek normal adalah memori tertunda (88,9%), bahasa (44,4%), fungsi eksekutif (40,7%), atensi (22,2%), dan visuospasial (14,8%). Kesimpulan penelitian ini adalah terjadi penurunan fungsi kognitif pada kelompok pra lansia di Posbindu Puskesmas Kopelma Darussalam yang didominasi dengan penurunan pada domain memori.
Hubungan Asupan Energi dan Makronutrien dengan IMT Pegawai di Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat Siti Rahmawati; Yusni Yusni; Nirwana Lazuardi Sary; Saminan Saminan; Husnah Husnah
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.9 No.1 Mei 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v9i1.9848

Abstract

Permasalah gizi ganda atau “double burden malnutrition” menjadi prioritas yang harus diperhatian dan segera ditangani. Pegawai merupakan pekerjaan yang memiliki prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas yang tinggi. Asupan makanan (energi dan makronutrien) berpengaruh dan berperan penting terhadap gizi individu. Pemantauan gizi secara sederhana yang dapat dilakukan salah satunya adalah pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) sehingga secara berkala dapat terkontrol status gizi seseorang. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan asupan energi dan makronutrien yaitu karbohidrat, protein dan lemak dengan indeks massa tubuh pegawai. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan rancangan cross-sectional. Subjek berjumlah 80 pegawai yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi diambil dari tanggal 28 September-18 Oktober 2020. Asupan energi dan makronutrien diukur dengan kuesioner Semi Quatitative Food Frequency Questioner (SQ-FFQ) dan IMT dinilai dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan mengunakan timbanagn injak digital dan microtoice. Analisis komponen makanan menggunakan nutrisurvey dan uji statistik menggunakan uji korelasi spearman dan uji regresi linear berganda. Terdapat hubungan asupan energi p = 0,036 dengan IMT. Terdapat hubungan makronutrien karbohidrat p = 0,034dan lemak p = 0,040 dengan IMT. Tidak ada hubungan antara asupan makronutrien (protein) dengan IMT (p = 0,135). Hasil uji t parsial menunjukkan variabel dominan yang mempengaruhi IMT yaitu energi (0,032). Terdapat hubungan signifikan antara asupan energi dan makronutrien (karbohidrat dan lemak) dengan Indeks Massa Tubuh dan energi adalah faktor yang dominan mempengaruhi IMT pegawai.