Rafi Hidayat
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali Haji, Kota Tanjungpinang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Pengelolaan Air Bersih Berbasis Komunitas di Kelurahan Sungai Lekop Rafi Hidayat; Adji Suradji Muhammad; Imam Yudhi Prastya
Journal of Public Administration and Local Governance Vol 4, No 2 (2020): Strengthening Public Management and Public Participation in Public Services
Publisher : Social and Political Science Faculty - Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jpalg.v4i2.3492

Abstract

Permasalahan kesulitan mengakses air bersih di masyarakat pedesaan, membuat pemerintah berupaya untuk mengatasi persoalan air di masyarakat dengan memberikan bantuan fasilitas seperti Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Masyarakat diberikan kewenangan untuk mengelolaa secara mandiri. fokus penelitian menganalisis dari pengelolaan air bersih berbasis komunitas di Kelurahan Sungai Lekop khususnya pada program SPAM, dan juga untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam pengeloaannya. Peneliti menggunakan metode kualitatif  dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ditentukan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan penelitian 11 orang. Adapun teori yang digunakan dengan  empat pendekatan fungsi manajamen dari yaitu tahapan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan yang dianalisis dari nilai-nilai pengembangan komunitas meliputi nilai partisipasi, pemberdayaan, kepemilikan, serta modal sosial Hasil penelitian menunjukan bahwa pengelolaan air bersih berbasis komunitas di Kelurahan Sungai Lekop belum optimal dalam pengelolaanya, ada hambatan yang terjadi dalam pelaksanaanya sehingga belum mampu memberikan peningkatan terhadap kebutuhan air bersih dimasyarakat. Seperti pada tahap planning program berjalan sesuai dengan perencanaannya, pada tahap organizing komunitas belum mampu mengambil keputusan tentang kepengurusan dan biaya tarif. Lalu tahap actuating anggota komunitas kurang mampu berkoordinasi sehingga tidak mampu memecahkan masalah kedepannya. Selanjutnya tahap controlling  ketidaktegasan pengawasan dalam program, sehingga pengelola menjadi lalai dalam menjalankan tugasnya.