Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

APLIKASI FOSFAT PADA PROSES EKSTRAKSI TEH HIJAU UNTUK MINUMAN TEH HIJAU SIAP MINUM Rima Hidayati; Nuri Andarwulan; Dian Herawati
Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 32 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi dan Industri Pangan
Publisher : Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB Indonesia bekerjasama dengan PATPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.6066/jtip.2021.32.1.36

Abstract

Color is one of quality parameters that affects consumer intention to purchase ready to drink (RTD) green tea. Consumers expect RTD green tea to have yellow greenish color, however the color becomes brown and darker during the shelf life. This study aimed to evaluate the effect of phosphate mix addition to water prior to green tea leaves extraction on pH, color, and the tannin in tea extract, pre-RTD, and RTD during incubation period at 60°C for 2 days. The pre-RTD contained tea extract, sugar, and ascorbic acid. Addition of sodium bicarbonate was done in pre-RTD to obtain RTD with pH of 6.1±0.2. The type of phos-phate used was sodium acid pyrophosphate (SAPP) and phosphoric acid. The concentrations of SAPP were 650 and 1300 mg/L, while those of phosphoric acid were 125, 250, and 500 mg/L.The total phospho-rous added from the combination of SAPP and phosphoric acid was 221-521 mg/L. Meanwhile, green tea extracted without phosphate was used as a control. The results showed that phosphate addition to water prior to green tea extraction caused decrease in pH of tea extract from 5.83±0.18 to 2.8-3.8, decrease in browning intensity, and reduced tannin degradation during the incubation period. Sugar and ascorbic acid added to the tea extract resulted in pH in all samples <4.0 and maintained the lightness of the pre-RTD. Phosphate application was not able to retain the color of RTD after incubation period. This study showed that addition of phosphorous as a combination of SAPP and phosphoric acid to water at concentrations of 221-521 mg/L prior to green tea extraction had positive impact in reducing browning intensity of RTD green tea with pH of lower than 4.0.
Kandungan Gula dan Vitamin C pada Minuman Ready to Drink dengan Klaim Vitamin C Hidayati, Rima
Jurnal Mutu Pangan : Indonesian Journal of Food Quality Vol. 11 No. 1 (2024): Jurnal Mutu Pangan
Publisher : Department of Food Science and Technology (ITP), Faculty of Agricultural Technology, Bogor Agricultural University (IPB) in collaboration with the Indonesian Food and Beverage Association (GAPMMI), the National Agency of Drug and Food Control, and th

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmpi.2024.11.1.52

Abstract

Declining COVID-19 positive case does not reduce food industry, especially ready to drink (RTD) beverages industry, to sell product with vitamin C claim. Furthermore, increasing air pollution and climate change has encouraged consumers to maintain their immune system. Meanwhile, RTD beverages are well known as calorie drink with its high sugar content, hence could increase risk of type 2 diabetes. This research aims to evaluate sugar type, sweetener type, sugar and vitamin C content, and vitamin C claim which stated on the label of vitamin C claimed RTD beverages (food category 14.1.4.1 and 14.1.4.2) that is sold in various minimarket and supermarket in Bogor area, and online shop during February to May 2023. Total sugar content subsequently compared to front of pack (FoP) labelling guidance from United Kingdom (UK), Singapore, and Indonesia. This research has collected 70 samples, that consists of fruit juice drink, fruit flavored drink, fruit drink, tea drink, jelly drink, carbonated flavored drink, and milk flavored drink. As much as 74.28% among the samples contained sugar, mainly from sucrose, above 6 g/100 mL. Besides sugar, 52.74% samples contained sweetener, with stevia as natural sweetener more used than artificial sweetener. Based on sugar FoP labelling guidance, the majority of samples was in medium (amber) category in UK, C (orange) category in Singapore, and orange category in Indonesia. Source of vitamin C was the most claim stated as nutritional content claim, while vitamin C function claim to help collagen formation and maintenance was more mentioned compared to immunity claim.
Introduksi Sanitasi dan Higiene Industri Pangan berbasis Ikan untuk Meningkatkan Daya Saing dan Ekonomi di Desa Nelayan Wilayah Pesisir Syska, Kavadya; Ropiudin, Ropiudin; Yuliasari, Hikmah; Budiyah, Feriani; Hidayati, Rima; Ridwan, Muhammad; Ridlo, Abdullah; Verry, Verry; Aji, Dhimas Oki Permata
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 4 (2025): July 2025
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16924051

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, keamanan, dan daya saing produk olahan ikan di desa-desa pesisir melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP). Kegiatan dilaksanakan dengan metode partisipatif yang melibatkan pelaku usaha, kelompok nelayan, pemerintah desa, dan pendamping teknis, melalui tahapan identifikasi permasalahan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan lapangan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kapasitas teknis dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi dan higiene pangan, efisiensi proses produksi, penurunan risiko kontaminasi mikrobiologis lebih dari 50%, serta perbaikan mutu sensoris produk, termasuk warna, tekstur, dan aroma yang lebih segar. Keberhasilan program ini memperkuat posisi produk olahan ikan di pasar lokal dan membuka peluang penetrasi pasar luar daerah. Model penerapan GMP dan SSOP yang terdokumentasi berpotensi direplikasi di desa pesisir lain sebagai strategi membangun industri perikanan lokal yang higienis, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi.
Introduksi Sanitasi dan Higiene Industri Pangan berbasis Ikan untuk Meningkatkan Daya Saing dan Ekonomi di Desa Nelayan Wilayah Pesisir Syska, Kavadya; Ropiudin, Ropiudin; Yuliasari, Hikmah; Budiyah, Feriani; Hidayati, Rima; Ridwan, Muhammad; Ridlo, Abdullah; Verry, Verry; Aji, Dhimas Oki Permata
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 4, No 4 (2025): July 2025
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.16924051

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas, keamanan, dan daya saing produk olahan ikan di desa-desa pesisir melalui penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP). Kegiatan dilaksanakan dengan metode partisipatif yang melibatkan pelaku usaha, kelompok nelayan, pemerintah desa, dan pendamping teknis, melalui tahapan identifikasi permasalahan, sosialisasi, pelatihan, pendampingan lapangan, serta monitoring dan evaluasi. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kapasitas teknis dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sanitasi dan higiene pangan, efisiensi proses produksi, penurunan risiko kontaminasi mikrobiologis lebih dari 50%, serta perbaikan mutu sensoris produk, termasuk warna, tekstur, dan aroma yang lebih segar. Keberhasilan program ini memperkuat posisi produk olahan ikan di pasar lokal dan membuka peluang penetrasi pasar luar daerah. Model penerapan GMP dan SSOP yang terdokumentasi berpotensi direplikasi di desa pesisir lain sebagai strategi membangun industri perikanan lokal yang higienis, ramah lingkungan, dan berdaya saing tinggi.