Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SIMULASI PENCAHAYAAN ALAMI DAN BUATAN DENGAN ECOTECT RADIANCE PADA STUDIO GAMBAR; KASUS STUDI: STUDIO GAMBAR SEKOLAH TINGGI TEKNIK MUSI PALEMBANG Chandra, Tiffany; Amin, Abd. Rachmad Zahrial
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.786 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i3.1112

Abstract

Abstract: Natural lighting comes from the sun, while the artificial lighting comes from artificial light (lamp). Lighting is needed to do the activities in a room, whether it is natural or artificial lighting. The amount of natural lighting depends on the location and the dimension of windows as well as the direction of the trajectory of the sun. Window, which has a larger opening, will allow much sun light. Artificial lighting depends on the types of lamp and the power of light transmission (watts). If the power of light transmission is greater, the light will be brighter. Certain activities will need different illumination level. The standard of illumination level for the studio of drawing is 750 lux because the activities require high precision. In the initial study to determine whether the lighting conditions in the studio has already met the requirement of illumination level, luxmeter is used to measure the illumination level for three days. The result of the measurement indicates that the natural lighting, which is available today, has not reached 750 lux. This study uses Ecotect Radiance Simulation Program to improve natural and artificial lighting in the studio of drawing. To achieve the actual results of the simulation of artificial lighting, the simulation uses Erco lights series LED White 72689.000 Opton which is placed 2.5 meters from the floor. The simulation shows that the average value of random samples is 1749, 7 lux. Simulation of the natural lighting uses the climate of Palembang city. Therefore, it is advisable to replace the existing artificial lighting with the lights.Keywords: natural lighting, artificial lighting, architectural drawing studioAbstrak: Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari, sedangkan sumber pencahayaan buatan berasal dari sinar buatan (lampu). Sebuah ruang dengan segala aktivitas didalamnya membutuhkan pencahayaan, baik itu alami maupun buatan. Pencahayaan alami yang masuk ke dalam ruangan dipengaruhi oleh letak dan ukuran jendela, serta arah lintasan matahari. Semakin besar bukaan pada jendela, maka cahaya yang masuk akan semakin besar pula. Pencahayaan buatan yang maksimal dipengaruhi oleh jenis lampu dan kekuatan daya pancar (watt). Semakin besar daya yang digunakan, maka lampu tersebut akan semakin terang. Fungsi ruang yang berbeda akan membutuhkan tingkat iluminasi yang berbeda. Tingkat iluminasi standar untuk ruang studio gambar adalah 750 lux karena termasuk aktivitas yang membutuhkan ketelitian tinggi. Pada penelitian awal, yang dilakukan untuk mengetahui apakah kondisi pencahayaan pada ruang studio gambar telah memenuhi standar, dilakukan pengukuran dengan menggunakan luxmeter selama tiga hari. Hasil dari pengukuran tersebut menunjukkan bahwa pencahayaan alami yang ada saat ini belum mencapai 750 lux. Pada penelitian ini dilakukan simulasi dengan program Ecotect Radiance untuk memperbaiki pencahayaan alami dan buatan pada ruang studio gambar. Untuk mendekati hasil sebenarnya dalam simulasi pencahayaan buatan, digunakan lampu Erco seri Opton LED White 72689.000 yang diletakkan setinggi 2,5 meter dari lantai. Dari simulasi ini, diperoleh nilai rata-rata dari sampel acak sebesar 1749,7 lux. Simulasi pencahayaan alami menggunakan iklim kota Palembang. Oleh karena itu, disarankan untuk mengganti pencahayaan buatan yang ada saat ini dengan lampu tersebut.Kata kunci: pencahayaan alami, pencahayaan buatan, studio gambar
PENGARUH MATH SELF-EFFICACY DAN MATH ANXIETY TERHADAP PERFORMANSI MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD Chandra, Tiffany; Royanto, Lucia R. M.
Analitika: Jurnal Magister Psikologi UMA Vol 11, No 2 (2019): ANALITIKA DESEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1018.643 KB) | DOI: 10.31289/analitika.v11i2.2878

Abstract

Hasil survei internasional menunjukkan bahwa performa Matematika siswa Indonesia, pada jenjang SD maupun SMP, tergolong rendah. Adapun upaya mengatasi hal tersebut sebaiknya dilakukan sejak jenjang SD, mempertimbangkan urgensi dari Matematika dalam kehidupan akademik maupun non-akademik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi performa Matematika siswa SD adalah math anxiety. Namun, peneliti berasumsi bahwa temuan tersebut tidak dapat digeneralisasikan pada siswa kelas IV-VI yang telah memasuki masa remaja. Pada masa tersebut, individu lebih mencemaskan kehidupan sosial daripada akademiknya. Dikatakan pula bahwa prestasi individu pada usia tersebut dipengaruhi oleh self-efficacy. Oleh karena itu, peneliti menguji antara math anxiety dan math self-efficacy, faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap performa Matematika siswa kelas V SD, sehingga dapat menjadi dasar rancangan intervensi guna meningkatkan performa Matematika siswa. Partisipan terdiri dari 370 siswa/i kelas V di Jakarta Selatan. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan diolah dengan pengujian multiple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa math self-efficacy, daripada math anxiety, lebih berpengaruh terhadap performa Matematika siswa kelas V SD (R2= 0,360, F(2,367) = 103,052, p<0,00).  Dengan demikian, intervensi untuk meningkatkan performa Matematika siswa kelas V SD akan lebih efektif jika berfokus pada math self-efficacy.