Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perbandingan Sampling dengan Metode Test Pit dan Pengeboran pada Endapan Bauksit PT. Prima Abadi Mineral Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat idris herkan afandi
JURNAL SIMETRIK Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2010.513 KB) | DOI: 10.31959/js.v9i1.207

Abstract

Resource estimation are related to the quality of samples in the field. One of sampling bauxite method is a test pit. However, sufficiently deep deposition conditions become a constraint related to security in retrieval by this method. Therefore, researchers suspect that bauxite sampling can also be done by drilling with results that are not much different from making test pits. the aim of this study was to compare bauxite sampling with with test pits and drilling seen from the engineering work, cost efficiency, time and quality of the sampling produced.The research was conducted at PT. Harita Prima Abadi Mineral Ketapang by observing the sampling process and interviewing workers. It was obtained that the cost of making 1 (one) test pit was Rp. 5.000.000, and the cost of 1 (one) drilling is Rp. 2.000.000. The time fore making a test pit to minimal 3 workers is 6-8 hours and the drilling time to minimal 4 workers is 3-4 hours. The quality of bauxite samples from test pit is very good, the umber of samples can be taken as needed. While the quality of drilling samples is CF cannot be calkulated and bauxite samples obtained have a small size and a little amount. 
Analisis Potensi Kekuatan Material Tanah pada Jalan Angkut Tambang Bauksit PT XXX Kabupaten Ketapang Syarifah Aqla; Idris Herkan Afandi Herkan Afandi; Sartika Sartika; Herman Herman
Jurnal Geomine Vol 10, No 1 (2022): Edisi April 2022
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v10i4.1137

Abstract

Kondisi jalan angkut memiliki peranan penting untuk mempermudah operasi alat angkut serta dapat mengefisienkan waktu pengangkutan dalam produksi tambang bauksit di PT XXX Kabupaten Ketapang. Tanah sebagai material di jalan tambang memiliki potensi kekuatan sebagai daya pendukung untuk menahan beban kendaraan yang berada di atasnya. Pada jalan tambang, apabila kekuatan material tanah tidak lebih besar dari beban alat angkut maka dapat mengakibatkan alat angkut tidak beroperasi maksimal dan dapat menurunkan produksi penambangan bahkan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Tujuan penelitan ini adalah (1) untuk mengetahui karakteristik tanah di jalan angkut tambang bauksit, (2) mengetahui persentase potensi kekuatan tanah berdasarkan uji California Bearing Ratio (CBR), serta (3) memberikan tahapan rekomendasi untuk meningkatkan kekuatan tanah di jalan angkut tambang bauksit PT XXX Kabupaten Ketapang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil uji sifat fisik tanah dan uji CBR di laboratorium. Sedangkan data sekunder terdiri dari gambaran lokasi penelitian serta dari referensi penelitian terdahulu sebagai data pendukung untuk memperkuat analisis dan pembahasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di jalan angkut tambang bauksit PT XXX memiliki karakteristik yang baik secara umum sebagai tanah dasar (subgrade). Nilai persentase CBR desain paling rendah adalah sampel pertama (SA-T1) dengan nilai CBR desain sebesar 2,50% dan termasuk dalam tingkatan kelompok tanah sangat buruk (very poor). Sedangkan sampel SA-T2 dan SA-T3 yang memiliki nilai CBR desain masing-masing sebesar 14,00% dan 10,00% termasuk dalam tingkatan kelompok tanah buruk sampai cukup baik (poor to fair). Menurut kegunaannya, tiga sampel tanah tersebut dapat dijadikan sebagai lapisan tanah dasar (subgrade) di jalan angkut. Untuk meningkatkan kekuatan material tanah di jalan angkut tambang dapat dilakukan beberapa upaya perbaikan, diantaranya dengan melakukan pemadatan (compacting) dan stabilisasi tanah.