Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

VALUASI EKONOMI LIMBAH IKAN WADUK CIRATA MENJADI PRODUK TEPUNG IKAN Achmad Rizal; Asep AH. Suryana; Asep Sahidin
AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausahaan Vol 4, No 3 (2019): AdBispreneur : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Administrasi Bisnis dan Kewirausa
Publisher : Departemen Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.263 KB) | DOI: 10.24198/adbispreneur.v4i3.21086

Abstract

Mass mortality of fish in the Citarum River serial reservoir, including the Cirata reservoir has grown up to be a crucial issue for the fishing community in West Java. Fish waste due to mass death of fish in Cirata reservoir is quite high. In the context of fish mass death becomes a waste, the economic opportunity to develop fish waste into fish meal is of monetary value in terms of the availability of raw materials, nutritional composition, and marketing. In other words, the opportunity to increase fish waste into fish meal in the Cirata reservoir is fairly potential. If this happens, fish meal business has a great opportunity to enhance. Economically, economic valuation results show that: Firstly, fish meal business offers the opportunity to be developed because there is enough raw material available. Secondly, from economic analysis shows that this business is feasible, so that it has economic opportunities, this profitable opportunity will increase, if there is a mass death of fish, because production costs decrease, in this case fish prices decline. Third, the total cost required to build a fish meal home industry is Rp. 110,150,000, - with details of the initial investment costs of Rp. 63,500,000 and operational expenditure (operational costs) of 46,650,000. Finally, the economic value for the feasibility of fish flour shows that the business is feasible where BC ratio is 1.33, ROI is 6.39% and Pay Back Period is 15.63 months.Kematian massal ikan di waduk serial Sungai Citarum, termasuk di Waduk Cirata telah menjadi isu sentral bagi masyarakat perikanan di Jawa Barat.  Limbah ikan akibat kematian massal ikan di Waduk Cirata cukup tinggi.  Pada konteks kematian massal ikan sehingga menjadi limbah, peluang ekonomi pengembangan limbah ikan menjadi tepung ikan cukup bernilai ekonomis ditinjau dari aspek ketersediaan bahan baku, komposisi nutrisi, dan pemasaran. Dengan kata lain, peluang untuk meningkatkan limbah ikan menjadi tepung ikan di Waduk Cirata cukup potensial. Jika ini terjadi, usaha tepung ikan, memiliki peluang besar untuk berkembang. Secara ekonomi, hasil valuasi ekonomi menunjukkan bahwa: Pertama, Usaha tepung ikan mempunyai potensi untuk dikembangkan karena cukup tersedia bahan baku. Kedua, dari analisa ekonomi menunjukkan bahwa usaha ini layak (feasible), sehingga mempunyai peluang yang ekonomis, peluang ekonomi ini akan meningkat, jika terjadi kematian massal ikan, karena biaya produksi menurun, dalam hal ini harga ikan mengalami penurunan. Ketiga,Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun home industri tepung ikan sebesar Rp. 110.150.000,-, dengan rincian biaya investasi awal sebesar Rp 63.500.000 dan biaya rutin sebesar 46.650.000,-. Keempat,Perhitungan valuasi ekonomi untuk kelayakan tepung ikan menunjukkan bahwa usaha tersebut adalah layak dimana BC Ratio sebesar 1,33, ROI sebesar 6,39 % dan dan pay back periode selama15,63  bulan.
Struktur Komunitas Makroinvertebrata Di Wilayah Pantai Berkarang Karapyak Pesisir Pangandaran Nendra Suhendra; Herman Hamdani; Zahidah . .; Asep Sahidin
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.277 KB)

Abstract

Kawasan pesisir merupakan suatu ekosistem yang di dalamnya terjadi interaksi yang kompleks sehingga timbul masalah yang kompleks dan memerlukan pemecahan secara holistik. Organisme penghuni wilayah pesisir salah satunya adalah makroinvertebrata. Makroinvertebrata relatif mudah diidentifikasi dan toleran terhadap perubahan lingkungan perairan. Kondisi lingkungan seperti substrat dasar dan kedalaman dapat menggambarkan variasi bagi keberadaan struktur komunitas makroinvertebrata, sehingga dijumpai perbedaan jenis pada daerah yang berbeda. Riset ini bertujuan untuk menentukan struktur komunitas makroinvertebrata pada wilayah Pantai Berkarang Karapyak Pesisir Pangandaran. Riset ini dilaksanakan di Pantai Karapyak, Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran pada bulan Januari-Maret 2018. Metode yang digunakan adalah metode survey (non-eksperimental), dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif serta analisis spasial menggunakan Similarity. Hasil riset menunjukan komposisi makroinvertebrata terdiri dari 59 spesies yang terdiri dari 6 filum dan 8 kelas. Kelimpahan makroinvertebrata paling tinggi didapatkan pada stasiun 3 dengan jumlah 2012 Ind/. nilai Indeks Keanekaragaman yakni stasiun 1 (3,86) termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan  stasiun 2 (2,61) dan stasiun 3 (2,15) termasuk kategori sedang. Indeks keseragaman pada stasiun 1 (0,92) dan stasiun 2 (0,8) termasuk kategori tinggi, sedangkan stasiun 3 (0,44) termasuk kategori rendah. Berdasarkan analisis similarity stasiun 2 dan 3 memiliki kemiripan atau membentuk satu kelompok yang sama berdasarkan parameter fisik dan kimiawi perairan dengan nilai similarity yakni 98,34.