Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Gorga : Jurnal Seni Rupa

PENCIPTAAN SELENDANG BATIK SRI KUNCORO KHAS BUDAYA SAMIN MARGOMULYO BOJONEGORO Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari; Guntur Guntur; Dharsono Dharsono; Zulkarnain Zulkarnain
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28123

Abstract

The focus of this creation is to design batik motifs for the distinctive scarves of the Samin Margomulyo Bojonegoro community with a source of inspiration from the noble teachings of Samin Surosentiko. So far, there have been no scarf artefacts with the characteristic batik motif of the Samin Margomulyo community. The method used is the method of creating practice-based research and combined with art creation methods. . This creation aims to design, create, and realize a scraves with Sri Kuncoro batik motifs to explore the culture of the people of Samin Margomulyo Bojonegoro. This stage of research begins with data collection, data analysis, and the presentation of analytical results. The analysis results will be used for product design materials, starting from pre-design, design, embodiment, and presentation. The results of this study in the form of Sri Kuncoro batik scarves functioned as a complement and identity of people's clothing Samin Margomulyo. The Sri Kuncoro batik motif means a hope for the bride and groom to get adequacy of halal windfall and happiness and inner peace in fostering home life.Keywords: scarves, batik, culture, samin margomulyo. AbstrakFokus penciptaan ini adalah merancang motif batik untuk selendang khas masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro dengan sumber inspirasi dari ajaran luhur Samin Surosentiko. Selama ini belum ditemukan artefak selendang dengan ciri khas motif batik masyarakat Samin Margomulyo. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan practice based research dan dikombinasi dengan metode penciptaan seni. Tujuan penciptaan ini adalah merancang, menciptakan, dan mewujudkan selendang dengan motif batik Sri Kuncoro denagn mengeksplorasi budaya masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Hasil analisis akan dipergunakan untuk bahan perancangan produk, dimulai dari pra perancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil penelitian ini berupa selendang batik Sri Kuncoro yang difungsikan sebagai pelengkap dan identitas busana masyarakat Samin Margomulyo. Motif batik Sri Kuncoro memiliki arti sebuah pengharapan bagi pengantin untuk mendapatkan kecukupan rejeki yang halal dan kebahagiaan serta ketentraman batin dalam membina kehidupan rumah tangga.Kata Kunci: selendang, batik, budaya, samin margomulyo. Authors:Sugeng Wardoyo : Institut Seni Indonesia YogyakartaTri Wulandari : Institut Seni Indonesia YogyakartaGuntur : Institut Seni Indonesia SurakartaDharsono : Institut Seni Indonesia SurakartaZulkarnain : Institut Seni Indonesia Surakarta References:Anfalia, R., Rachmawati, Y., & Yulindrasari, H. (2020, February). Values and characters of the Samin society. In International Conference on Educational Psychology and Pedagogy-" Diversity in Education"(ICEPP 2019) (pp. 220-223). Atlantis Press.Delila, T., & Wiratma, S. (2017). Kerajinan Batik Dan Perkembangany Studi Kasus Pada Ardhina Batik Medan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 6(2), 89. https://doi.org/10.24114/gr.v6i2.11026.Febrasari, A., Dartono, F. A., & Santoso, R. E. (2018). Batik Tulis Padang Lamun (Padang Lamun Sebagai Sumber Ide Perancangan Batik Tulis Untuk Selendang Sutra). Corak, 7(2), 163–172. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2683.Hanifah, U. (2019). Transformasi Sosial Masyarakat Samin Di Bojonegoro (Analisis Perubahan Sosial dalam Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial Emile Durkheim). Jurnal Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, 13(1), 41–74. https://doi.org/http//dx.doi.org/10.14421/.Hendriyana, Husen, (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya.   Bandung: Sunan Ambu Press.Huda, K. (2020). Peran Perempuan Samin dalam Budaya Patriarki di Masyarakat Lokal Bojonegoro. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14(1), 76–90. https://doi.org/10.17977/um020v14i12020p76.Huda, K., & Wibowo, A. M. (2013). Interaksi Sosial Suku Samin Dengan Masyarakat Sekitar (Studi Di Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Agastya, 3(1), 127–148.Ishwara, H., L.R.Yahya, & Moeis, X. (2011). Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Koleksi Hartono Sumarsono. Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia.Kartika, Dharsono Sony. (2016). Kreasi Artistik, LPKBN. Solo: Citra Sains.Leavy, P. (2015). Method Meets Art, Second Edition: Arts-Based Research Practice (Second). https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BOJdBgAAQBAJ&pgis=1 (diakses tanggal 01 Januari 2020).Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.Munawaroh, S., Ariyani, C., & Suwarno. (2015). Etnografi Masyarakat Samin di Bojonegoro (Potret Masyarakat Samin Dalam Memaknai Hidup). Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.Prayudi, Susilo, E., & Prastiwi. D. (2017). Samin: Bojonegoro dan Dunia. Bojonegoro: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro.Sari, P. C., H, S. R., & S, R. E. (2019). Perancangan Batik Dengan Inspirasi Cengkeh Dan Pace Untuk Selendang. Ornamen Jurnal Kriya, 16(01), 15–23.Wardoyo, S. (2019). Motif Batik Untuk Udheng Masyarakat Samin Dusun Jepang Kabupaten Bojonegoro. 3rd International and Interdisciplinary Conference on Arts Creation and Studies (IICACS 2019), 3rd IICACS, 185–199.Wulandari, T. (2021). Eksistensi Batik Encim Dalam Arena Produksi Kultural Di Pekalongan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(1), 164. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.25255.
TRANSFORMASI ESTETIK SENI KRIYA; KELAHIRAN DAN KRIYA MASA KINI Riswel Zam; Dharsono Dharsono; Timbul Raharjo
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol. 11 No. 2 (2022): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v11i2.36026

Abstract

This paper discusses the aesthetic transformations in craft art.  The discussion focuses on craft art as a form of socio and cultural bonding in the past that developed into a part of individual culture and a means of self-expression in the present.  Studies are conducted on aesthetic components, such as the form, purpose, and expressive content found in crafts.  To achieve the goals, studies in the form of qualitative research using cultural and artistic methods are employed.  According to the research, craft art is ingrained in human life and has existed from prehistoric times to the present.  The philosophy that guided the development of ancient crafts is founded on a metaphysical perspective, a charge of spiritual, religious, and magical principles that form works of high quality crafts and reflect the soul of their era.  The philosophy that guided the development of ancient crafts is founded on a metaphysical perspective, a charge of spiritual, religious, and magical principles that form works of high quality crafts and reflect the soul of their era.  Modern or contemporary craft art, which displays aesthetic inclinations as a result of the interaction and effect of freedom of expression, is currently referred to as art craft.  The thought and philosophy of art also influenced the creation of crafts, by adapting of understanding Western™s fine art to the archipelago's cultural norms. These adaptations and acculturations make craft art a manifestation that is affected and reflects societal changes that occur in Indonesia or along with the soul of the times.   Keywords: aesthetic transformation, art craft. AbstrakTulisan ini membahas transformasi estetik dalam seni kriya. Pembahasan difokuskan pada seni kriya sebagai ikatan sosio-kultural pada masa lampau yang berkembang ke dalam aspek individu-kultural sebagai media ekspresi personal pada saat ini.  Kajian dilakukan terhadap unsur-unsur estetik yang meliputi bentuk, fungsi, dan muatan ekspresi yang terkandung dalam kriya. Untuk mencapai tujuan digunakan kajian berupa penelitian kualitatif melalui pendekatan kebudayaan dan pendekatan estetik. Temuan yang diperoleh adalah bahwa seni kriya melekat dan berjalan seiring dengan kehidupan manusia sejak masa prasejarah sampai sekarang. Penciptaan kriya masa lampau dilandasi oleh filosofi yang berorientasi pada pola pikir metafisis, muatan nilai-nilai spiritual, religius, dan magis yang menghasilkan karya-karya kriya adiluhung dan mencerminkan jiwa zamannya. Sementara seni kriya modern atau kontemporer menunjukkan kecenderungan estetik sebagai interaksi dan pengaruh kebebasan berekspresi, kriya ini dikenal dengan kriya seni. Pemikiran dan filsafat seni juga memberi pengaruh pada penciptaan kriya, dengan mengadopsi aliran-aliran seni rupa Barat yang disesuaikan dengan kebudayaan nusantara. Penyesuaian dan akulturasi tersebut menjadikan seni kriya sebagai manifestasi kesenian yang dipengaruhi serta mencerminkan perubahan-perubahan sosial yang terjadi di Indonesia atau seiring dengan jiwa zaman.Kata Kunci:transformasi estetik, seni kriya. Authors:Riswel Zam : Institut Seni Indonesia PadangpanjangDharsono : Institut Seni Indonesia SurakartaTimbul Raharjo : Institut Seni Indonesia Yogyakarta References:Adryamarthanio, V. (2022). Batik Pesisir: Sejarah, Ciri-ciri, dan Motif. https://kompas.com/stori/read/2022/04/27/090000579/batik-pesisir--sejarah-ciri-ciri--dan-motif (diakses tanggal 1 November 2022).Ahmad, A. S. E. (2021). Kritik Sejarah Batik Sidoarjo. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 10(1), 137. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.24626.Burhan, M. A. (1999). Nilai Estetik dalam Seni Lukis di Indonesia. Jurnal Seni, ISI Yogyakarta., VI(3).Dharsono, D. (2016). Kreasi Artistik, Perjumpaan Tradisi Modern dalam Paradigma Kekaryaan Seni. Yogyakarta: Citra Sains.Dillistone, F. (2002). The Power of Symbols. Jakarta: Penerbit Kanisius.Feldman, E. B. (1967). Art As Image and Idea. USA: Prentice Hall.Gie, T. L. (2004). Filsafat Seni: Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Guntur, G. (2021). Kriya Retro, Biutifikasi dan Legatimasi Artistik. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna.Gustami, S. (2007). Butir-butir Mutiara Estetika Timur, Ide Dasar Penciptaan Seni Kriya Indonesia. Yogyakarta: Prasista.Joedawinata, A. (2001). Seni Kriya dan Desain di Lingkungan Perguruan Tinggi. Jurnal SR&D Fakultas Seni Rupa Dan Disain ITB, Bandung, 1.Junaedi, D. (2016). Estetika Subjek, Objek, dan Nilai. Yogyakarta: ArtCiv.Kamal, M. N. (2020). Kerajinan Perak Tinjauan Pada Proses Dan Makna Simbolis Ornamen Di Home Industry Di Koto Gadang. Gorga¯: Jurnal Seni Rupa, 9(2), 409. https://doi.org/10.24114/gr.v9i2.21229.Kartika, D. S. dan N. G. P. (2004). Pengantar Estetika. Yogyakarta: Rekayasa Sains.Marianto, M. D. (2011). Menempa Quanta Mengurai Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Yogyakarta.Najoan,Stephanie Jill., J. C. M. (2011). Transformasi Sebagai Strategi Desain. Media Matrasain, 8(2), 117“130. https://doi.org/https://doi.org/10.35792/matrasain.v8i2.330Nugraha, A. (1999). Kriya Indonesia, Sebuah Wilayah Sumber Inspirasi Yang Tak Terbatas. Yogyakarta: Prasista.Ponimin, & Guntur. (2021). The COVID-19 War in Ceramic Arts: Navigating Aesthetic and Symbolic Expressions. Aisthesis. Pratiche, Linguaggi e Saperi Dell™estetico, 14(1), 81“99. https://doi.org/10.36253/aisthesis-12056.Raharjo, T. (2011). Seni Kriya dan Kerajinan. Yogyakartaa: Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Sakti, Z. (2017). Pengertian Unsur Estetika dan Unsur Ergonomis Produk Kerajinan. https://www.aelilmu.com/2017/09/pengertian-unsur-estetika-dan-unsur-ergonomis-produk-kerajinan-html (diakses tanggal 1 November 2022).Soedarso. (2006). Trilogi Seni; Penciptaan, Eksistensi, dan Kegunaan Seni (Cetakan Pe). Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.Strauss, A. dan J. C. (2007). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Pelajar.Sullivan, L. (1896). Number BY. Lippincott´s, 403“409.Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi (Revisi). Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Zam, R. (2006). Cerek dalam Ekspresi Kriya Logam. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia Yogyakarta.Zam, R., & Ferawati, F. (2020). POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN KERAJINAN COR KUNINGAN SUNGAI PUAR DALAM ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Artchive: Indonesia Journal of Visual Art and Design, 1(1), 46. https://doi.org/10.53666/artchive.v1i1.1561.Zuhdi, B. M. (2010). PERKEMBANGAN KONSEP KRIYA. Imaji, Fakultas Bahasa dan Seni, 1(1). https://doi.org/10.21831/imaji.v1i1.142.