I Putu Trisna Nugraha
Program Studi Seni Karawitan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Yowana Egar Suatu Kebahagiaan Remaja I Putu Trisna Nugraha; I Gede Yudarta; I Ketut Muryana
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 1 (2020): Maret
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.466 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i1.1045

Abstract

Seorang anak akan tumbuh menjadi seorang remaja yang mandiri dalam hal berbuat, emosional, maupun berprinsip, apa bila cara didik orang tuanya yang baik dalam lingkungan keluarga. Mandiri dalam tingkah laku yang diartikan bebas untuk bertindak atau berbuat, tanpa terlalu bergantung pada pertolongan orang lain. Kebebasan yang sering dituntut oleh sang remaja dikarenakan mereka tidak menyukai kekangan, rishi dengan pertanyaan yang mendetail, aturan-aturan yang berlebihan sehingga menyebabkan terbatasnya gerak dan waktu si remaja. Mereka merasa orang tua selalu mengawasi gerak-gerik mereka dan menentukan keputusan yang sering tidak disetujui oleh si remaja, hal tersebut sering menyebabkan pertengkaran antara orang tua dan si remaja. Rumusan konsep karya adalah sebuah ringkasan yang dapat diartikan sebagai suatu karya yang abstrak atau konkret. Di dalam karya Yowana egar penata merumuskan untuk membedahnya menjadi 3 topik pembahasan, yaitu 1) Bagaimana wujud karya Yowana Egar, 2) Bagaimana proses pembentukan karya Yowana Egar, dan 3) Bagaimana analisis estetik dari karya Yowana Egar. Media yang digunakan dalam garapan Yowana Egar adalah gamelan Gong Suling. Wujud karya ini terbagi menjadi empat bagian, yaitu pengawit, pengawak, bapang, dan pengecet. Dengan proses kreativitas menggunakan proses krativitas yang di kembangkan oleh Alma M. Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance yang melalui tiga tahapan, yaitu eksplorasi, percobaan, dan pembentukan. Sedangkan dalam analisa estetis menggunakan kajian estetis Djelantik, dengan empat hal yang mendasar yang menimbulkan keindahan, yaitu kerumitan (complexsity), penonjolan (dominance), keutuhan (Unity), keseimbangan (Balance).