Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pembelajaran Tari Kembang Girang Di Desa Pering Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar Agustus 2020 Tri Haryanto; Ni Ketut Suciati
Segara Widya : Jurnal Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 8 No. 2 (2020): November
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1533.128 KB) | DOI: 10.31091/sw.v8i2.1177

Abstract

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa pada suatu Perguruan Tinggi atau Universitas dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah yang ditentukan. Di tengah pandemi COVID-19 yang mengguncang dunia saat ini, tidak menyurutkan semangat untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam mengembangkan seni budaya dan keilmuan lainnya. Maka dari itu, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 dan sesuai dengan arahan protokol COVID-19 maka bentuk pengabdian nyata (KKN) ini dilakukan di daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa tepatnya di Desa Pering, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Sebagai usaha untuk pencegahan, pemutusan mata rantai penyebaran COVID-19, yang sesuai dengan paham protokol interaksi dalam masa wabah COVID-19. Sebagai wujud pelestarian dari seni tari tradisional Bali dalam hal tari tradisional, maka penulis mengangkat Tari Kembang Girang sebagai program kerja pokok dan materi pembelajaran seni tari. Di samping itu tari Kembang Girang merupakan tari hiburan yang menggambarkan pancaran kebahagian sekelompok wanita dengan gerakan yang lincah. Di lihat dari namanya tari Kembang Girang, yaitu kata Kembang yang artinya bunga dan Girang artinya kebahagian. Hal ini untuk dapat menanamkan keindahan bunga dan rasa kebahagiaan pada anak-anak dan remaja dalam situasi pandemi COVID-19, tidak perlu takut namun juga tetap waspada dan mengikuti protokoler kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan badan kesehatan dunia WHO.v
Contemporary Music Composition “Embryo”| Komposisi Musik Kontemporer “Embrio” Tri Haryanto; I Gede Ydana
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 1 No 1 (2021): Maret
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147

Abstract

The life of living things (humans) is something that begins with various processes and stages of growth and development. Such as the embryonic stage as a living body that is still in the early stages of development (growth), but does not have a clear form yet, it will become something. From this process, the composer turned into an artwork entitled embryo, through gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu and Tenganan Selonding style mediums , with a duration of 10-15 minutes. The work of the embryo is divided into 4 (four) parts, each part representing the embryonic phase, each of which has its own characteristics. Genesis which forms the organs of new living things (humans). The growth and development process is divided into several stages, starting from fertilization, that is the meeting of male and female gametes, cell division at the morula and blastula stages, then gastrula forming 3 (three) layers, and finally organogenesis which forms new organs of living things (humans).
Eksistensi Kesenian Rebana Gending Desa Langko Dalam Masa Pandemik Covid-19 Di Lombok I Gede Yudarta; Tri Haryanto
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 36 No 2 (2021): Mei
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v36i2.1460

Abstract

Tulisan bertujuan untuk mengungkap eksistensi kesenian Rebana Gending yang merupakan salah satu bentuk musik tradisional Sasak, Lombok. Merebaknya pandemic Corona Virus Disease (Covid) 19 pada tahun 2019 dan mengalami perkembangan di Indonesia pada awal tahun 2020, sangat berdampak dalam berbagai aspek kehidupan termasuk salah satunya di bidang budaya. Kesenian sebagai salah satu aspek kebudayaan mengalami stagnasi dimana banyak aktivitas berkesenian dibekukan sehingga berdampak secara negatif terhadap eksistensi berbagai bentuk kesenian yang terdapat di masyarakat. Fenomena ini juga terjadi pada eksistensi kesenian Rebana Gending yang terdapat di Desa Langko, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Rabana Gending merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di dalam masyarakat Sasak. Kesenian ini memiliki berbagai keunikan dalam bentuk, fungsi dan musikalitas sehingga berbeda dengan kesenian rebana yang secara umum berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Berkenaan dengan berbagai keunikan tersebut, topik yang dikaji secara khusus akan membahas bentuk dan fungsi kesenian Rebana Gending di dalam kehidupan masyarakat di Lombok. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan organologi dan ethnomusikologi. Dari pembahasan topik ini selanjutkan akan diketahui dan dipahami bentuk dan fungsi kesenian Rebana Gending di dalam kehidupan masyarakat Sasak.
Contemporary Music Composition “Embryo”| Komposisi Musik Kontemporer “Embrio” Tri Haryanto; I Gede Ydana
GHURNITA: Jurnal Seni Karawitan Vol 1 No 1 (2021): Maret
Publisher : Pusat Penerbitan LPPMPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/jurnalsenikarawitan.v1i1.147

Abstract

The life of living things (humans) is something that begins with various processes and stages of growth and development. Such as the embryonic stage as a living body that is still in the early stages of development (growth), but does not have a clear form yet, it will become something. From this process, the composer turned into an artwork entitled embryo, through gamelan Semar Pagulingan Saih Pitu and Tenganan Selonding style mediums , with a duration of 10-15 minutes. The work of the embryo is divided into 4 (four) parts, each part representing the embryonic phase, each of which has its own characteristics. Genesis which forms the organs of new living things (humans). The growth and development process is divided into several stages, starting from fertilization, that is the meeting of male and female gametes, cell division at the morula and blastula stages, then gastrula forming 3 (three) layers, and finally organogenesis which forms new organs of living things (humans).