Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BATAKO BERLUBANG GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO Valentino, Edwin; Christianto, David; Hardjito, Djwantoro; ., Antoni
Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Jurnal Dimensi Pratama Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.005 KB)

Abstract

Lumpur Sidoarjo merupakan material yang sedang dikembangkan sebagai pengganti semen. Alasan digunakannya lumpur Sidoarjo adalah jumlahnya yang melimpah dan telah terbukti memiliki kandungan yang dapat menggantikan fungsi semen. Oleh karena itu sebaiknya lumpur Sidoarjo dijadikan sebagai produk jadi yang berguna, untuk masyarakat secara luas. Salah satu produk yang cocok diproduksi dari lumpur Sidoarjo adalah batako geopolimer. Batako geopolimer sendiri mempunyai beberapa kelebihan daripada batako pada umumnya, antara lain dapat mengurangi pelepasan gas CO2 ke atmosfer karena tidak menggunakan semen, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan, selain itu bahan geopolimer memiliki ketahanan serangan dari luar. Untuk mengolah lumpur agar siap pakai dalam pembuatan batako, lumpur harus melewati beberapa tahapan, antara lain lumpur harus dijemur selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke oven selama 24 jam. Setelah itu lumpur dibakar dengan suhu 650ºC selama 9 jam agar sifat lumpur menjadi amorf sehingga dapat digunakan. Lumpur kemudian digiling sampai melewati ayakan nomor 200. Setelah siap dipakai, lumpur dicampurkan dengan pasir, NaOH, serta sodium silikat dengan perbandingan tertentu untuk dijadikan campuran mortar untuk pembuatan batako. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kuat tekan dan penyerapan air dari mortar menunjukkan hasil yang baik, Sehingga produk batako geopolimer memenuhi syarat batako pada umumnya.
Efek Pemberian Protein Rekombinan Fusi ESAT6-CFP10 Mycobacterium tuberculosis terhadap Persentase IL2 dan IL10 yang Dipresentasikan Sel T CD8 pada Kultur PBMC Christianto, David; Raras, Tri Yudani Mardining; Sumarno, Sumarno; Arthamin, Maimun Zulhaidah; Astuti, Triwahju; Sardjono, Teguh Wahyu; S, Noorhamdani A
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 30, No 3 (2019)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2019.030.03.7

Abstract

Keberhasilan vaksin BCG dalam memberikan perlindungan terhadap tuberkulosis (TB) pada orang dewasa di Indonesia belum optimal (37%) sehingga diperlukan vaksin alternatif yang lebih efektif. Protein rekombinan fusi ESAT6-CFP10 merupakan kandidat vaksin yang potensial. Penelitian dilakukan untuk menguji efektifitas protein rekombinan fusi ESAT6-CFP10 dalam meningkatkan ekspresi IL2 dan IL10 sel T CD8 yang memainkan peran penting dalam respon imun melawan TB. Pengujian kandidat vaksin dilakukan secara in vitro pada peripheral blood mononuclear cell (PBMC) dari kelompok sehat endemik TB, kelompok kontak TB, dan kelompok pasien TB dengan melihat persentase IL2 dan IL10 CD8. Setiap kelompok diberi perlakuan tanpa antigen, PPD, dan protein rekombinan fusi ESAT6-CFP10. Persentase IL2 meningkat secara signifikan dari kelompok sehat, kontak TB, hingga Pasien TB. Sebaliknya peningkatan persentase IL2 antar kelompok yang dipaparkan PPD tidak signifikan secara statistik (p=0,396). Persentase IL10 tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar kelompoknya baik tanpa paparan antigen (p=0,617), PPD (p=0,351), maupun protein rekombinan fusi ESAT6-CFP10 (p=0,257). Didapatkan persentase IL2 yang tidak berbeda secara signifikan antar perlakuan pada kelompok sehat (p=0,309), kelompok kontak TB (p=0,318), dan kelompok pasien TB (p=0,424). Demikian juga dengan persentase IL10 yang tidak berbeda secara signifikan antar perlakuan pada kelompok sehat (p=0,908), kelompok kontak TB (p=0,352), dan kelompok pasien TB (p=0,776). Hal ini menunjukkan bahwa protein fusi rekombinan ESAT6-CFP10 dapat meningkatkan persentase IL2 tetapi tidak dengan IL10 meskipun secara statistik tidak signifikan.
Penggunaan Named Entity Recognition dan Artificial Intelligence Markup Language untuk Penerapan Chatbot Berbasis Teks Christianto, David; Siswanto, Elisafina; Chaniago, Ria
Jurnal Telematika Vol. 10 No. 2 (2015)
Publisher : Yayasan Petra Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61769/telematika.v10i2.130

Abstract

Aplikasi chatbot dapat digunakan untuk membantu memberikan kebutuhan informasi pada sistem layanan operator service. Sistem chatbot yang digunakan adalah sistem chatbot yang berbasiskan pada teks. Pada penelitian ini, chatbot dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi di ITHB dengan menggunakan Named Entity Recognition (NER) dan Artificial Intelligence Markup Language (AIML). NER digunakan untuk membantu  mengenali pola (kata kunci) kalimat dari bahasa sehari-hari manusia (Natural Language Processing). AIML digunakan untuk memberikan jawaban yang relevan dan sesuai  dengan pola (kata kunci) kalimat yang telah ditemukan di dalam bahasa manusia.  Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan beberapa optimasi seperti optimasi pada proses perhitungan Naïve Bayes pada NER, proses spelling correction, dan proses pattern matching yang terbukti dapat mempercepat dan meningkatkan akurasi sistem chatbot dalam proses pencarian jawaban. Berdasarkan hasil pengujian, sistem chatbot ini dapat mengenali pola kalimat bahasa manusia dengan akurasi (NER) hingga 97% dan sistem dapat memberikan jawaban yang tepat dengan akurasi hingga 90% berdasarkan pola yang telah ditemukan tersebut.In operator service system area, information is an essential needs for every individuals. Chatbot application can be used to support the fulfilment of information in operation service system. Chatbot system that will be implemented is a text-based chatbot system. In this paper, chatbot was made in order to fulfil the information needs in ITHB by using Named Entity Recognition (NER) and Artificial Intelligence Markup Language (AIML). NER is used to recognize the sentence pattern (keyword) in human natural language (Natural Language Processing). AIML is used to process relevant responses based on the keyword patterns found in human natural language which then will be transformed into data which can be processed and understood by system. This research also covers several  optimizations, such as Naïve Bayes calculation optimization in NER, spelling correction optimization, and pattern matching optimization that has been proven to hasten and increase chatbot system’s accuracy in finding answers as response. Based on the empirical examination, this chatbot system can recognize human sentence pattern (NER process) with accuracy of 97% and system can provide suitable response with accuracy of 90% based on the recognized patterns from NER process.
Pendekatan Hukum Audit Klinis dan Sanksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia: Mengutamakan Keadilan, Kepastian Hukum, dan Kemanfaatan Sadnyini, Ida Ayu; Christianto, David; Kurniawan, I Gede Agus; Jayantara, Made
Jurnal MHKI Vol 3 No 01 (2023): April
Publisher : Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53337/jhki.v3i01.88

Abstract

Laws in Indonesia ensure that everyone has the right to safe, high-quality, and affordable health services. Health Service Facilities are required to have effective management and governance systems according to Article 21 of Law No. 36 of 2009 on Health. However, regulations regarding clinical audits, which aim to reduce negligence risks in healthcare facilities, and the process and sanctions for unintended errors in patient care remain unclear. This study employed empirical legal research and found that the regulation of clinical audits needs an approach based on justice, legal certainty, and usefulness to effectively reduce negligence risks in healthcare facilities. The audit process and imposition of sanctions for unintended errors in patient care can lead to civil and criminal lawsuits. In conclusion, clinical audits in Indonesia should prioritize the principles of justice, legal certainty, and usefulness to mitigate negligence risks in healthcare facilities. Fair and proportional sanctions should be applied, with a focus on improving the qualifications of healthcare workers, enhancing systems, and developing policies for better healthcare services. Patients should have the right to claim compensation and file complaints both civilly and criminally.