Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Memetakan Potensi Sumber Air Dalam di Lahan Kering Desa Pelem Ponorogo Menggunakan Metode Uji Geolistrik Sugiarto; Runi Asmaranto; Subhan Ramdlani; Mangku Purnomo; Ibnu Widodo
DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Pelem Kecamatan Bungkal Kabupaten Ponorogo merupakan kawasan yang berada di kaki perbukitan dengan potensi pertanian lahan kering. Memiliki Luas wilayah Desa Pelem adalah 692 ha yang terdiri dari lahan pertanian berupa sawah tadah hujan 118 ha, tanah tegalan 75 ha, tanah perhutani 412 ha. Masyarakat Desa Pelem memiliki permasalahan klasik terkait kebutuhan air bersih dan air irigasi. Kehidupan masyarakat sebagian besar bertumpu pada hasil pertanian lahan kering yang selama ini mengandalkan air tadah hujan, dan ironisnya di musim kemarau selalu kesulitan mengolah lahan karena ketiadaan air irigasi. Ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan ternak juga terbatas. Pengeboran air dalam yang dilakukan masyarakat sering gagal karena dalam menentukan sumber air hanya berdasarkan perkiraan, sementara biaya pengeboran sumur dalam sangat mahal. LPPM Universitas Brawijaya melalui Program Doktor Mengabdi tahun 2021 telah mengirimkan tim dosen UB untuk membantu masyarakat dan Pemerintah Desa Pelem dalam mengatasi permasalahan air bersih dan air irigasi tersebut. Salah satu program kegiatan yang dilakukan adalah memetakan potensi sumber air dalam di wilayah Desa Pelem. Proses pemetaan menggunakan alat uji geolistrik ADTM dengan metode VES (vertical electrical sounding) konfigurasi Schlumberger yang dilengkapi program visualisasi yang terkoneksi ke android, sehingga kondisi lapisan tanah bisa ditampilkan secara visual melalui layar HP Android. Hasilnya adalah Desa Pelem secara umum memiliki potensi air tanah yang baik dari hasil identifikasi beberapa lapisan akuifer sampai kedalaman 150 - 200 meter. Dukuh Batur RT 4 RW 2 dengan line 1 dan TGL 01 sebagai titik pengukuran geolistrik memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 70,42 – 81,52 meter dan 97,82 – 114,52 meter. Untuk line 2 memiliki potensi air tanah di kedalaman 40 – 85 meter. Line 3 dan TGL 02 memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 66,55 – 102,60 meter. Line 4 memiliki potensi air tanah teridentifikasi di kedalaman 56,09 – 76,81 meter; dan di kedalaman 95,08 – 127,25 meter. Line 5 teridentifikasi di kedalaman 60 – 62 meter; 80 – 97 meter dan di kedalaman 105 – 125 meter. Line 6 memiliki potensi air tanah di kedalaman 80 – 115 meter. Line 7 teridentifikasi di kedalaman 65 – 76 meter dan 123 – 135 meter. Line 8 teridentifikasi di kedalaman 64 – 70 meter, 75 – 86 meter dan 124 – 135 meter. Line 9 memiliki potensi air tanah di kedalaman 55 – 60 meter, 75 – 85 meter, 98 – 105 meter, dan 116 – 125 meter. Line 10 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 78 meter, 98 – 105 meter, 110 – 124 meter, dan 130 – 142 meter. Line 11 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 70 meter, 76 – 80 meter, dan 110 – 116 meter. Line 12 memiliki potensi air tanah di kedalaman 65 – 70 meter, 95 – 108 meter, dan 120 – 125 meter.
Revitalisasi Pembangkit Listrik Mikrohidro (PLTMH) Desa Selur Untuk Mendukung Kawasan Wisata Denny Widhiyanuriyawan; Pitojo Juwono; Runi Asmaranto; Sugiarto
DIKEMAS (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : Politeknik Negeri Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air Terjun Sunggah di Desa Selur merupakan salah satu destinasi wisata alam yang ada di wilayah Ponorogo selatan. Pemandangan alamnya yang indah, dikelilingi hutan dan persawahan terasering yang eksotik menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Namun keelokan alam masih belum didukung oleh sarana dan prasaran penunjang yang memadai. Akses jalan menuju lokasi adalah jalan cor beton dengan lebar 3,5 m, sehingga tidak bisa digunakan untuk berpapasan mobil. Meskipun infrastruktur jalan sepanjang 2 km menuju lokasi sudah diperkuat cor beton, namun di area wisata air terjun belum dilengkapi prasarana wisata yang representatif bagi pengunjung sehingga belum mampu memanjakan wisatawan. Salah satu kendala yang dihadapi masyarakat desa Selur terkait upaya mengembangkan wisata air terjun sunggah adalah ketersediaan sumber energy sebagai pendukung pengembangan kawasan wisata dan kebutuhan pendanaan yang berkelanjutan untuk mendukung aktifitas berkelanjutan kawasan wisata tersebut. Melihat kondisi ini Tim Doktor Mengabdi LPPM Universitas Brawijaya mengajak masyarakat dan Pemerintah Desa Selur berkolaborasi dan mensinergikan kegiatan bersama membangun kawasan wisata alam di desa Selur. Tim DM UB menawarkan solusi untuk menyediakan energy mandiri di kawasan wisata air terjun Sunggah sekaligus menggali dana dari sumber energy yang dibangun. Kegiatan yang dilakukan oleh Tim DM UB bersama pemerintah desa dan masyarakat Selur di tahun 2020 ini adalah memperbaiki dan merekondisi pipa air diameter 16 inchi sepanjang 25 meter menuju pipa pesat agar tidak mengganggu peruntukan air irigasi masyarakat mengingat topografi medan saluran pengambilan cukup sulit jika digunakan saluran terbuka. Diharapkan rekondisi saluran pembawa ini dapat meningkatkan PLTMH dengan kapasitas 20 kW.
ANALISIS DISTRIBUSI KETEBALAN DAN KEKERASAN HASIL CORAN SENTRIFUGAL ALUMINIUM PADUAN (Al-Mg-Si) AKIBAT PERUBAHAN LAJU PUTARAN DAN KEMIRINGAN SUMBU CETAKAN Sugiarto Sugiarto; Tjuk Oerbandono; Jamasri Jamasri; M Waziz Wildan
Journal of Environmental Engineering and Sustainable Technology Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (877.536 KB) | DOI: 10.21776/ub.jeest.2014.001.01.3

Abstract

Pengaruh gaya sentrifugal pada pengecoran sentrifugal adalah mampu menghasilkan coran yang lebih padat dan beberapa sifat yang unggul lainnya dibanding pengecoran konvensional. Tetapi  kelemahannya adalah distribusi ketebalan dan kepadatan coran cenderung tidak merata, segregasi dan struktur yang tidak homogen akibat laju pembekuan yang tidak seragam, permukaan bagian dalam yang kasar akibat udara yang terjebak dan sebagainya. Kekurangan ini mungkin dapat diatasi dengan mengatur beberapa parameter seperti laju putaran, sudut kemiringan cetakan, karakteristik material coran, temperatur cetakan atau dengan memberikan perlakuan terhadap logam cair selama pengecoran.Penelitian ini mencoba mengatur laju putaran dengan variasi 1050 rpm, 1400 rpm, 1950 rpm dan 2300 rpm. Dan kemiringan cetakan diatur dengan variasi sudut 15°, 30°, 45° dan 60°. Bahan penelitiannya adalah aluminium paduan (Al-Mg-Si) dengan berat tiap penuangan 900 gram, temperatur penuangan 900 ºC dan waktu penuangan 120 detik.Hasilnya adalah distribusi logam cair tidak merata pada putaran 1050 rpm untuk semua sudut dan 1400 rpm dengan sudut 45º dan 60º. Pada permukaan bagian dalam produk terdapat bagian yang kasar (terdapat cacat permukaan) di hampir semua variasi putaran dan sudut, kecuali pada putaran 1400 sudut 15º, 1950 rpm sudut 60º dan 2300 rpm sudut 45º dan 60º. Pada putaran 1950 rpm dan 2300 rpm, distribusi ketebalan relatif merata untuk semua variasi sudut, sedangkan distribusi ketebalan yang paling merata adalah pada putaran 1950 rpm dan 2300 rpm dengan sudut 45º. Secara umum kekerasan di daerah ujung/benda kerja lebih tinggi daripada pada daerah tengah. Pada putaran 2300 rpm  dihasilkan distribusi kekerasan yang merata dengan kekerasan rata-rata yang lebih tinggi dibanding yang dihasilkan pada putaran yang lebih rendah.