Budi Kartiwa
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMODELAN DEBIT ALIRAN PERMUKAAN BERDASARKAN APLIKASI KONSEP HORTON DAN HIDROGRAF SATUAN PADA DAS MIKRO KERTEK WONOSOBO, JAWA TENGAHDISCHARGE RUN OFF SIMULATION MODEL BASED ON APPLICATION OF HORTON'S CONCEPT AND UNIT HYDROGRAPH ON KERTEK ... Budi Kartiwa; Nani Heryani
Agromet Vol. 17 No. 1 & 2 (2003): June 2003
Publisher : PERHIMPI (Indonesian Association of Agricultural Meteorology)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1314.213 KB) | DOI: 10.29244/j.agromet.17.1 & 2.01-11

Abstract

Abstract is available in the full text (pdf format)
Pengelolaan Tanah dan Air Pada Budidaya Padi Gogo dan Palawija di Bawah Tegakan Tanaman Tahunan untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Nani Heryani; Budi Kartiwa; Adang Hamdani; Nono Sutrisno
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.1-14

Abstract

Abstrak. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang ditunjang oleh teknik pengelolaan tanah dan air yang tepat, berpeluang sebagai salah satu alternatif penyediaan pangan masa depan dan mampu mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. Perluasan areal tanam untuk tanaman padi gogo di lahan kering di bawah tegakan merupakan salah satu strategi dalam menyokong peningkatan produksi padi sawah. Inovasi teknologi pertanian untuk pengembangan padi gogo pada lahan kering di bawah tegakan tanaman tahunan perlu dilaksanakan secara terpadu meliputi: 1) penggunaan varietas toleran naungan, 2) pengembangan teknik konservasi tanah seperti pembuatan teras, guludan, rorak; penggunaan mulsa dan penanaman rumput, 3) pengembangan sistem  integrasi tanaman-ternak, 4) pemanfaatan teknologi panen air melalui embung, dam parit, long storage, dan pemanfaatan air sungai. Pengelolaan air pada pengembangan padi gogo dan palawija di bawah tegakan tanaman tahunan terutama pada musim kemarau merupakan hal yang mutlak dilakukan. Sumber air irigasi dapat berasal dari infrastruktur panen air atau sumber air lainnya.Abstract. The development of upland rice in dry land, which is supported by appropriate soil and water management techniques, has the opportunity as an alternative in future food procurement efforts. It could also support the improvement of national food security. Expansion of the planting area for upland rice in dry land under crops is one of the strategies to support the increasing rice production. Innovations of agricultural technology for the development of upland rice on dry land under estate crops or forestry should  be implemented in an integrated manner, including: 1) the use of shade tolerant varieties, 2) the development of soil conservation techniques such as terraces, mulch and grass planting, 3) development of crop-livestock integration systems, and 4) utilization of water harvesting technology through small reservoir, channel reservoir, long storage, and river utilization. Water management is absolutely necessary in the development of upland rice and secondary crops under annual crops.  The alternatives  water resources for irrigation are water harvesting infrastructure and other water sources.
ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN AIR UNTUK KEBERLANGSUNGAN USAHATANI PANGAN MENDUKUNG ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM : STUDI KASUS DI PULAU SULAWESI Woro Estiningtyas; Budi Kartiwa; Dariin Firda
Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Vol 23, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpptp.v23n2.2020.p221-236

Abstract

Analysis of Water Criticality Level as a Basis for Adaptation of Climate Change for Food Sustainabilty  Farming: A Case Study in Sulawesi Island. Water is a major factor for the growth and sustainability of crop production. The occurrence of climate change has a significant impact on the agricultural sector including water resources. Rainfall as the main water source will change its pattern, intensity and distribution due to climate change so that it greatly affects water availability. This paper aimed to present the level of water criticality and distribution at the district/city level on Sulawesi Island. The level of water criticality was determined based on the ratio between availability and demand for water. Discharge simulations were generated based on the GR2M model. Around 32.1% of district on Sulawesi Island were still at the "critical" level, 50% at the "moderate" level and 17.9% not critical. Districts with a critical status were generally production center areas where water is needed for the sustainability of food farming. Disruption of water availability at this location will result in reduced production. Adaptation efforts need to be undertaken to minimize risks, including through the dissemination and implementation of water-saving technologies in rice cultivation, implementation of irrigation network improvement programs, improvement of critical watersheds, repair and development of irrigation infrastructure especially the development of water harvesting infrastructure (agricultural reservoir, long storage, and trench dams), determining the right time and cropping pattern and the use of adaptive varieties.Keywords: water criticality, water availability, water demands, food farming vulnerability ABSTRAKAir merupakan faktor utama untuk pertumbuhan dan keberlangsungan produksi tanaman. Terjadinya perubahan iklim telah membawa dampak signifikan terhadap sektor pertanian termasuk sumberdaya air. Curah hujan sebagai sumber air utama akan mengalami perubahan pola, intensitas serta distribusinya akibat perubahan iklim sehingga sangat mempengaruhi ketersediaan air. Tujuan penulisan ini adalah menyajikan hasil analisis tingkat kekritisan air dan sebarannya pada level kabupaten/kota di Pulau Sulawesi. Tingkat kekritisan air ditentukan berdasarkan rasio antara ketersediaan dan kebutuhan air. Simulasi debit dibangkitkan berdasarkan model GR2M. Sekitar 32,1% kabupaten/kota di Pulau Sulawesi masih berada pada tingkat “kritis”, 50% pada tingkat “sedang” dan 17,9% belum kritis. Kabupaten/kota dengan status kritis pada umumnya merupakan daerah sentra produksi yang memerlukan air untuk keberlangsungan usahatani pangan. Gangguan ketersediaan air di lokasi ini akan berakibat pada berkurangnya produksi. Upaya adaptasi terkait sumberdaya air perlu dilakukan untuk meminimalkan risiko, antara lain melalui sosialisasi dan implementasi teknologi hemat air dalam budidaya sawah, pelaksanaan program perbaikan jaringan irigasi, perbaikan DAS kritis, perbaikan dan pengembangan infrastruktur irigasi, terutama pengembangan infrastruktur panen air (embung, long storage, dam parit), penentuan waktu dan pola tanam yang tepat serta penggunaan varietas yang adaptif.Kata kunci: kekritisan air, ketersediaan air, kebutuhan air, kerentanan usahatani pangan
Pengelolaan Tanah dan Air Pada Budidaya Padi Gogo dan Palawija di Bawah Tegakan Tanaman Tahunan untuk Meningkatkan Produktivitas Lahan Nani Heryani; Budi Kartiwa; Adang Hamdani; Nono Sutrisno
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n1.2020.1-14

Abstract

Abstrak. Pengembangan padi gogo di lahan kering yang ditunjang oleh teknik pengelolaan tanah dan air yang tepat, berpeluang sebagai salah satu alternatif penyediaan pangan masa depan dan mampu mendukung peningkatan ketahanan pangan nasional. Perluasan areal tanam untuk tanaman padi gogo di lahan kering di bawah tegakan merupakan salah satu strategi dalam menyokong peningkatan produksi padi sawah. Inovasi teknologi pertanian untuk pengembangan padi gogo pada lahan kering di bawah tegakan tanaman tahunan perlu dilaksanakan secara terpadu meliputi: 1) penggunaan varietas toleran naungan, 2) pengembangan teknik konservasi tanah seperti pembuatan teras, guludan, rorak; penggunaan mulsa dan penanaman rumput, 3) pengembangan sistem  integrasi tanaman-ternak, 4) pemanfaatan teknologi panen air melalui embung, dam parit, long storage, dan pemanfaatan air sungai. Pengelolaan air pada pengembangan padi gogo dan palawija di bawah tegakan tanaman tahunan terutama pada musim kemarau merupakan hal yang mutlak dilakukan. Sumber air irigasi dapat berasal dari infrastruktur panen air atau sumber air lainnya.Abstract. The development of upland rice in dry land, which is supported by appropriate soil and water management techniques, has the opportunity as an alternative in future food procurement efforts. It could also support the improvement of national food security. Expansion of the planting area for upland rice in dry land under crops is one of the strategies to support the increasing rice production. Innovations of agricultural technology for the development of upland rice on dry land under estate crops or forestry should  be implemented in an integrated manner, including: 1) the use of shade tolerant varieties, 2) the development of soil conservation techniques such as terraces, mulch and grass planting, 3) development of crop-livestock integration systems, and 4) utilization of water harvesting technology through small reservoir, channel reservoir, long storage, and river utilization. Water management is absolutely necessary in the development of upland rice and secondary crops under annual crops.  The alternatives  water resources for irrigation are water harvesting infrastructure and other water sources.