Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Manajemen Badan Pengurus dalam Meningkatkan Kompetensi Guru PAR GMIT Benyamin Oebufu Yusuf Elpontus Tanaem; Imelda Marina Djira
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 7, No 1 (2021): KENOSIS: JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.191

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang dilakukan badan pengurus dalam meningkatkan kompetensi guru Pelayanan Anak dan Remaja Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Benyamin Oebufu untuk memberikan arah pencapaian tujuan pelayanan serta mengantisipasi perubahan yang akan terjadi pada saat pergantian periode pelayanan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini  dilaksanakan di GMIT Benyamin Oebufu Klasis Kota Kupang Timur dengan subyek  dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yang terdiri dari badan pengurus  dan unit pembantu pelayanan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah Analysis Interactive yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi badan pengurus dalam meningkatkan kompetensi guru PAR GMIT Benyamin Oebufu adalah pembahasan materi ajar, pendalaman Alkitab, pelatihan, seminar dan studi banding. Keuntungan yang diperoleh dari peningkatan kompetensi guru PAR adalah lebih memahami firman Tuhan, kreatif dalam pengajaran, membantu persiapan pelayanan, kualitas pengajaran meningkat dan anak lebih memahami pengajaran yang disampaikan. Kendala internal dalam peningkatan kompetensi guru PAR yaitu kesulitan pembagian waktu antara pekerjaan, sekolah dengan pelayanan. Kendala eksternalnya yaitu terbatasnya biaya operasional kegiatan. AbstractThis study aims to analyze the strategies implemented by the governing body to improving the competence of the GMIT Benyamin Oebufu Child and Adolescent Service teachers to provide directions for achieving service goals and to anticipate changes that will occur at the change of service periods. This study uses a descriptive method with a qualitative approach. This research was conducted at GMIT Benyamin oebufu, Klasis East Kupang City. The subjects in this study were five people consisting of the management body and the service support unit. The data collection techniques used in this study was interviews and observation and documentation. The data analysis technique used is the Analysis Interactive which is divided into four parts, namely data collection, data reduction, data presentation and conclusion / verification. The results showed that the strategy of the governing body in increasing the competence of GMIT Benyamin Oebufu's CAS teachers was discussion of teaching materials, Bible study, training, seminars and comparative studies. The advantages obtained from increasing the competence of CAS teachers are better understanding of God's Word, creative in teaching, helping service preparation, improving the quality of teaching and children better understanding the teaching delivered. Internal constraints in increasing the competence of CAS teachers are the difficulty in dividing time between work, school and services. The external obstacle is the limited operational costs for activities. 
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI PUSAT PENGEMBANGAN ANAK IO-0497 BENYAMIN OEBUFU Yusuf Tanaem; Imelda Djira
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v2i2.96

Abstract

This study aims to identify strengths, weaknesses, opportunities, and threats and then determine the learning strategy of Christian Religious Education in PPA IO-0497 Benyamin Oebufu. This study used a qualitative method with a descriptive approach and data analysis using a SWOT analysis. The steps in this research are observation and literature study, problem identification and formulation, data collection, data processing, discussion, and conclusion drawing. The subjects in this study consisted of 2 management bodies and four mentors. The results showed that PPA IO-0497 Benyamin Oebufu had 11 strengths, eight weaknesses, six opportunities, and six threats. The results show that the position of the CRE learning strategy in PPA IO - 0497 Benyamin Oebufu is in the Quadrant I area, meaning that growth strategies are possible because strengths are more significant than weaknesses, and opportunities are more significant than threats. The CRE learning strategy at PPA IO-0497 Benyamin Oebufu is the integration of learning with God's Word, applying creative and engaging technology-based Bible learning, building a spiritual community to grow together, conducting competency-building training for mentors, and conducting pastoral counselling for children and parents.
Penyuluhan Agama Kristen sebagai Psikoedukasi kepada Anak dalam Mencegah Perilaku Bullying di SMPTK Tarus Imelda Marina Djira; Delsylia Tresnawaty Ufi; Kurniawati Aseleo; Rita; Merling Tonia Litron Litos Conthes Messakh; Eritka A Nulik; Amedniada Haekase; Arki Boro; Roberto Raynaldo; Maya Katarina Manu; Apritia Grase Kause
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 3 No 4 (2023): I-Com: Indonesian Community Journal (Desember 2023)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/icom.v3i4.3267

Abstract

Bullying merupakan perilaku yang bertentangan dengan norma agama. Meskipun bertentangan dan dilarang, masih saja terjadi bullying pada anak, baik itu di sekolah dan lingkungan masyarakat. Perilaku ini muncul dan terjadi sampai pada bully fisik yang mengakibatkan kematian. Berbagai masalah traumatik bisa memunculkan masalah-masalah lain yang mengakibatkan suburnya lingkaran perilaku bullying dalam diri pribadi anak dan lingkungan sekitarnya. Maraknya masalah ini tentu saja perlu menjadi perhatian dalam mencegah kekerasan yang terjadi pada anak. Penyuluhan agama kristen sebagai psikoedukasi di SMPTK Tarus penting dilaksanakan dengan tujuan mencegah perilaku bullying. Pada kegiatan ini tim memberikan materi tentang cegah bullying dengan prinsip Alkitab dan psikoedukasi, pembuatan kartu komitmen dan poster stop bullying. Hasil dari kegiatan ini direspon baik dengan antusias dari siswa. Adapun respon dari peserta didapat dari survey kegiatan pada tingkat pemahaman didapat sangat Baik mencapai 80%, pada survey kegiatan penyuluhan agama didapat 96%, sedangkan pada survey pemateri didapat 86%.
Meningkatkan Konsep Diri Warga Binaan Melalui Praktek Lectio Devina Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kupang Merita Florawati Naisanu; Rita Rita; Yohanes Marno Nigha; Delsylia Ufi; Kurniawati Aseleo; Imelda Marina Djira; Eko Paulus Aprilianto Kale; Gedrida Amsikan; Pisson Lapa
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi September - Desembe
Publisher : Cv. Utility Project Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Warga binaan yang sedang menjalani hukuman hilang kebebasan dalam hidup, hilang hak-hak yang semakin terbatas, perolehan label penjahat yang melekat pada diri warga binaan, dan hidup terpisah dari keluarga. Keadaan seperti ini dapat mengakibatkan warga binaan memiliki konsep diri yang negatif. Konsep diri yang negatif ditandai dengan : tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, suka menerima pujian, Cenderung bersikap hiperkritis: Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain, Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain: Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan), Bersikap pesimis terhadap kompetisi: Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Konsep diri yang negative seperti tidak boleh dibiarkan. Warga binaan yang memiliki konsep diri yang negaif dapat dibentuk menjadi positif. Salah satu metode yang digunakan yakni melalui praktek Lectio Divina. Lectio Divina merupakan praktek membaca Kitab suci secara perlahan-lahan dengan penuh cinta dengan tahapan Lectio, Meditatio, Oratio, Contemplatio dan Oratio. Melalui praktek Lectio Divina ini, warga binaan diharapkan dapat menghayati bacaan Firman Tuhan yang dapat mengubah konsep diri dari negatif ke positif. Inmates who are serving sentences of loss of freedom in life, losing increasingly limited rights, acquiring the criminal label that sticks to them, and living separated from their families. Such conditions can lead inmates to have a negative self-concept. A negative self-concept is characterized by: being unable to tolerate criticism and easily getting angry or furious, liking to receive praise, being hypercritical: always complaining, criticizing, or belittling anything and anyone. They are not skilled and unable to express appreciation or recognition of others' strengths, tending to feel disliked by others: feeling unnoticed, which leads them to react to others as enemies, thus failing to create warmth and closeness in friendships, meaning the individual feels inferior or even behaves in an undesirable manner, such as hating, criticizing, or even involving physical actions like provoking fights (hostility), being pessimistic about competition: this is revealed in their reluctance to compete with others in achieving accomplishments. Negative self-concept should not be left unchecked. Inmates with a negative self-concept can be shaped into a positive one. One of the methods used is through the practice of Lectio Divina. Lectio Divina is the practice of reading the Holy Scriptures slowly and lovingly, with the stages of Lectio, Meditatio, Oratio, Contemplatio, and Oratio. Through this practice of Lectio Divina, the inmates are expected to internalize the reading of God's Word, which can transform their self-concept from negative to positive.