This Author published in this journals
All Journal JOGED
DARMAWAN DADIJONO
Jln. Parangtritis Km 6.5 Sewon, Yogyakarta, Tlp.0274-375380,

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

“ALAH TEDAK” TATO SEBAGAI SIMBOL CAHAYA BAGI PEREMPUAN DAYAK KAYAAN MENDALAM Givela, Riri Natasya Elgiva; Martono, Hendro; Dadijono, Darmawan
Joged Vol 24, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v24i1.15208

Abstract

RINGKASANTedak merupakan tato yang identik dengan perempuan suku Dayak Kayaan Mendalam yang menjadi identitas bagi perempuan keturunan bangsawan dan dipercaya bahwa tato akan bercahaya di alam baka untuk menerangi perjalanan roh di alam Apo Lagaan (perjalanan jiwa) menuju Telaang Julaan (surga). Penciptaan karya tari Alah Tedak sebagai upaya dalam melestarikan tradisi leluhur dan memperkenalkan budaya tato tradisional suku Dayak Kayaan Mendalam ke dalam seni pertunjukan tari. Karya tari Alah Tedak menggunakan hasil penerapan pendekatan koreografi lingkungan yang dikemukakan oleh Hendro Martono yaitu sensasi ketubuhan, sensasi emosi, sensasi imaji dan ritus ekspresi. Proses penemuan gerak karya tari Alah Tedak menggunakan metode penciptaan oleh Alma Hawkins yaitu eksplorasi, improvisasi, komposisi, dan evaluasi. Karya tari Alah Tedak menciptakan sebuah tari kontemporer dengan pengembangan motif gerak dasar suku Dayak Kayaan Mendalam yaitu Luh, Ngayang, Pivak, Seguk, Sembib, dan Soongpak. Gagasan ini ditransformasikan ke dalam koreografi kelompok berjumlah delapan penari yang di pentaskan pada Proscenium Stage. Koreografi ini diungkapkan melalui tipe tari Studi Dramatik yang terdiri dari struktur Intoduksi, Adegan 1 (Proses Menato), Adegan 2 (Perempuan Bertato), Adegan 3 (Motif Usung Tingaang), dan Adegan 4 (Cahaya Tato) dengan durasi 21 menit. Musik menggunakan komposisi musik vokal dan instrumen etnis suku Dayak Kayaan Mendalam.ABSTRACTTedak is a tattoo that is closely associated with the women of the Dayak Kayaan Mendalam tribe, serving as an identity for noblewomen. It is believed that the tattoo will emit light in the afterlife to guide the journey of the soul in the realm of Apo Lagaan (the realm of the spirits) towards Telaang Julaan (paradise). The creation of the dance piece Alah Tedak is an effort to preserve ancestral traditions and introduce the traditional tattoo culture of the Dayak Kayaan Mendalam tribe into the performing arts of dance. Alah Tedak dance piece utilizes the choreographic approach proposed by Hendro Martono, which involves the sensations of the body, emotions, imagery, and ritual expression. The process of choreographing Alah Tedak incorporates the creation methods outlined by Alma Hawkins, including exploration, improvisation, composition, and evaluation. The dance piece Alah Tedak creates a contemporary dance by developing the basic movement motifs of the Dayak Kayaan Mendalam tribe, namely Luh, Ngayang, Pivak, Seguk, Sembib, and Soongpak. These concepts are transformed into a choreography performed by a group of eight dancers on the Proscenium Stage. The choreography is expressed through a type of dance called Studi Dramatik, which consists of an Introduction structure, Scene 1 (Tattooing Process), Scene 2 (Tattooed Women), Scene 3 (Usung Tingaang Motif), and Scene 4 (Tattoo Light), with a duration of 21 minutes. The music incorporates vocal compositions and ethnic instruments from the Dayak Kayaan Mendalam tribe.