Welly Pakan
Pusat Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Persediaan Fasilitas Pelayanan Sisi Darat Pada Terminal (1A) Bandara Soekarno Hatta Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 36, No 3 (2010)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4398.066 KB) | DOI: 10.25104/wa.v36i3.85.209-219

Abstract

The airport is the gateway to the national economy and international events and place over the mode of transportation, operations occur in a variety of interactions between the main components namely: Airport Manager, airline operators, and service user.Along with the increasing frequency of flights and the use of various types of aircraft will require reliability of the facilities at airports in order to support aviation safety and to ensure the security and comfort for users of airport services. One of the facility of the airport is directly related to passenger is land side facilities services.
Faktor Penyebab Kecelakaan Penerbangan di Indonesia Tahun 2000-2006 Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 34, No 1 (2008)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9072.649 KB) | DOI: 10.25104/wa.v34i1.51.1-18

Abstract

Dalam dunia penerbangan dikenal 2 macam pengertian kecelakaan pesawat udara yaitu (accident) adalah suatu peristiwa yang terjadi di luar dugaan munusia yang berhubungan dengan pengoperasian pesawat udara yang berlangsung sejak penumpang naik pesawat (boarding) dengan maksud melakukan penerbangan sampai waktu semua penumpang turun dari pesawat udara (debarkasi): Jenis kecelakaan ini korban manusia sedangkan kecelakaan (incident) dalah kecelakaan yang berhubungan dengan operasi pesawat dan tidak menimbulkan korban.Pada umumnya suatu kecelakaan transportasi terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, Oleh Very Management Manual (SMM) yang diterbitkan oleh International Civil Aviation Organication (ICAO) membagi fakor penyebab pesawai udara dalam 4 (empat) kelompok yaitu :1. Faktor software yaitu kebijakan, prosedur dan lain-lain 2. Faktor hardware yaitu prasarana, sarana 3. Faktor environment yaitu lingkungan dan cuaca 4. Faktor liveware yaitu manusia.Transportasi udara terselenggara apabila ada antar faktor manusia dengan faktor lainnya demikian pula dengan pesawat udara terjadi karena adanya interaksi antar faktor manusia dan faktor penyebab kecelakaan lainnya, dengan demikian maka faktor manusia (human faktor) merupakan faktor yang dominan penyebab kecelakam pesawat udara.
Evaluasi Angkutan Lebaran 2008 dan Permasalahannya Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 35, No 1 (2009)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9369.193 KB) | DOI: 10.25104/wa.v35i1.66.24-42

Abstract

Idul Fitri day identic with return associated to this village and the increase of passenger transportation in the transportation of both land transportation, sea and air. Specifically for the calculation of the air passenger transportation is done starting at the H-7 until H+7, and with the know number of passengers who travel on the day of Idul Fitri in the country (domestic) have as many as 1,417,655 passengers, while the number of foreign passengers have as many as 288,960 passengers. On the day of Idul Fitri in 2008 the number of flights serving the airport In the country have as maw as 14 airports, while the number of flights serving the airport to have 4 overseas airports, namely Medan Polonia airport, Soekamo Hatta Airport Jakarta, Juanda Airport Surabaya and Ngurah Rai Denpasar.Many problems that occur during transportation of the Idul Fitri 2008 is the delay or delay the arrival and departure
Penanganan Kecelakaan Pesawat Udara di Indonesia Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 35, No 4 (2009)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6430.046 KB) | DOI: 10.25104/wa.v35i4.71.134-149

Abstract

Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 2009 tentang penerbangan pada pasal 357 dinyatakan bahwa pemerintah melakukan investigai dan penyelidikan mengenai setiap kecelakaan dan kejadian serius pesawat udara sipil di Indonesia yang mengakibatkan: a. Kerusakan berat pada peralatan atau fasilitas yang digunakan; b. Korban jiwa atau luka serius dalam kecelakaan tersebut; c. melaporkan segala perkembangan dan hasil investigasinya kepada Menteri Perhubugan. Investigasi kecelakaan pesawat udara tidak dapat digunakan sebagai alat bukti dalam proses peradilan, namum demikian hasil investigasi kecelakaan yang bukan digolongkan sebagai informasi rahasia dapat diumumkan kepada masyarakat. Investigasi kecelakaan pesawat udara tidak hanya terhadap pesawat udara nasional tetapi juga terhadap pesawat udara asing yang mengalami kecelakaan diwilayah Indonesia.
Tingkat OTP (On Time Performance) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Tahun 2011 Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 38, No 2 (2012)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.172 KB) | DOI: 10.25104/wa.v38i2.190.136-152

Abstract

Air transportation is a mode of transportation at this time attracted many people because it has many advantages than other modes of transport, by 2011 this number of airlines operating in Indonesia there were 18 (eighteen) airlines that compete in the market and efforts to seize done is to give good service.One form of service from the airline is in the form of "punctuality go" or OTP timeliness of service set out is the "Hope" the passengers on the flight departure, but ironically, the accuracy is still not achieved as expected, was found almost every day there are airlines that do delay departure (Delay) with a variety of reasons.In the regulation of the Minister of Transportation No.. KM 25 in 2008 chapters 36 and 37 stated clearly on the compensation to be paid by airlines to passengers in case of flight departure delays.Moda transportasi udara merupakan moda transportasi yang pada saat ini banyak diminati orang karena mempunyai banyak kelebihan dari moda-moda transportasi lainnya, pada tahun 2011, jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi di Indonesia ada sebanyak 18 (delapan belas) maskapai yang bersaing dalam merebut pasar dan upaya yang dilakukan adalah memberi pelayanan yang baik. Salah satu bentuk pelayanan dari maskapai adalah dalam bentuk ”ketepatan waktu keberangkatan” atau OTP, pelayanan ketepatan waktu berangkat adalah merupakan ”Harapan” para penumpang tetapi ironisnya ketepatan keberangkatan penerbangan masih belum tercapai seperti yang diharapkan, masih ditemukan hampir setiap hari ada airline yang melakukan penundaan keberangkatan (delay) dengan berbagai alasan. Dalam peraturan Menteri Perhubungan No. KM 25 tahun 2008 pasal 36 dan 37 dinyatakan dengan jelas tentang kompensasi yang harus diberikan oleh maskapai kepada penumpang apabila terjadi delay keberangkatan penerbangan.
Pemilihan Tipe Pesawat Udara Berdasarkan Estimasi Biaya Operasional untuk Pesawat Udara Jarak Menengah Tito Yusmar; Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 40, No 1 (2014)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3559.062 KB) | DOI: 10.25104/wa.v40i1.166.59-70

Abstract

Domestic aviation industry is currently in a growing state. This year, some airlines make a purchase of new aircraft to strengthen its fleet. Some types of aircraft procured by the Indonesian airline is Sukhoi Superjet 100, the Boeing 737 Next Generation aircraft, the Airbus A330-200 and MA-60. Those aircraft type is the medium range aircraft that could potentially become competitors to each other. This research aims to determine the type of medium range aircraft with has most efficient operational costs in serving a particular route. Operating costs calculation for 7 (seven) types of aircraft i.e. Airbus 1319, A320, 8737-300, B737-400, 13737-500, 13737-800 and 13737- 900ER showed that Boeing 737-900 ER aircraft operated by Lion Air has the most efficient direct operating costs ( 0.07981 USD / seat- nmi) followed by Boeing 737-400 aircraft with a seating capacity of 170 seats operated by Citilink Garuda Indonesia (0.08636 USD / seat-nmi). Industri penerbangan dalam negeri saat ini semakin berkembang. Mulai tahun ini, banyak perusahaan jasa angkutan udara yang melakukan pembelian pesawat baru untuk memperkokoh armadanya. Beberapa tipe pesawat udara yang didatangkan oleh perusahaan jasa angkutan udara Indonesia adalah pesawat Sukhoi SuperJet 100, Boeing 737 Next Generation, Airbus A330-200 dan MA-60. Tipe pesawat udara tersebut merupakan tipe pesawat udara medium range yang berpotensi menjadi kompetitor satu sama lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tipe pesawat udara medium range dengan biaya operasional paling hemat dalam melayani rute tertentu. Dari 7 (tujuh) tipe pesawat yang dihitung biaya operasionalnya yaitu Airbus A319, A320, B737-300, 18737- 400, B737-500, B737-800 dan B737-900ER, pesawat tipe Boeing 737-900ER yang dioperasikan oleh Lion Air menjadi pesawat udara dengan biaya operasional langsung paling hemat yaitu 0,07981 US$/seat-nmi, diikuti oleh Boeing 737-400 dengan kapasitas kursi sebanyak 170 kursi yang dioperasikan oleh Citilink Garuda Indonesia. sebesar 0,08636 US$/seat-nmi.
Kebutuhan Pengembangan Kapasitas Fasilitas Sisi Udara Bandar Udara Di Bawah Pengelolaan PT. (Persero) Angkasa Pura I Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 38, No 3 (2012)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.176 KB) | DOI: 10.25104/wa.v38i3.200.300-310

Abstract

The increasing passenger number movement in several airports has put effect on the airport capacity. Therefore, some airports in Indonesia including those run by PT Angkasa Pura I have been over their capacity.The increasing number of passengers in an airport also is closely related to the increasing flight frequency in that airport. In accordance, the capacity of airside facility in the airport must be announced openly in terms of Notification of Apron Capacity and Notification of Runway Capacity because it will affect the flight safety itself. Based on the data processing and analysis, it can be concluded that some airports need to develop their apron and runway facilities.Peningkatan pergerakan jumlah penumpang di beberapa bandar udara, tentunya mempengaruhi kapasitas suatu bandar udara. Oleh sebab itu, beberapa bandar udara di Indonesia, termasuk bandar udara – bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura I telah melebihi kapasitas.Peningkatan jumlah penumpang di suatu bandar udara juga berkaitan erat dengan peningkatan frekuensi penerbangan di bandar udara tersebut. Oleh sebab itu, kapasitas fasilitas sisi udara suatu bandar udara harus disampaikan secara terbuka berupa Notification of Apron Capacity dan Notification of Runway Capacity karena berpengaruh pada keselamatan penerbangan. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis dapat disimpulkan bahwa beberapa bandar udara memerlukan pengembangan fasilitas apron dan runway.
Pelayanan Angkutan Bagasi Pada Bandara Minangkabau Internasional Padang Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 33, No 2 (2007)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3825.565 KB) | DOI: 10.25104/wa.v33i2.49.224-234

Abstract

Perkembangan Perusahaan Penerbangan berjadwal dalam negeri pada tahun 2006 ada sebanyak 18 operator menyebabkan pula terjadinya perkembangan angkutan penumpang domestik pada tahun yang sama berjumlah 34 juta, sehingga diperlukan pelayanan angkutan yang profesional baik angkutan penumpang, kargo dan angkutan bagasi. Angkutan bagasi yang ditangani di bandara MIA telah mengacu kepada ke IATA Standard Ground Handling Agreement dan dalarn pelayanan penanganan bagasi pada bandara ini memperhatikan : Jenis pelayanan (baggage handling saat embarkasi/preflight, postflight) Peralatan ground handling dalam pelayanan bagasi SDM ground handling dalam pelayanan bagasi sistem prosedur penanganan bagasi.
Penerbangan Perintis dan Permasalahannya di Maluku Utara Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 39, No 3 (2013)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.503 KB) | DOI: 10.25104/wa.v39i3.120.219-229

Abstract

The movement of passengers, goods and mail in North Maluku rely on air transport mode, known as Flight Pioneers. This research focused on the flight route, flight frequency and availability of aircraft in North Maluku. The method used is Descriptive Analysis and Observations on the location of the survey. Results of the analysis shows that on the Ternate – Morotai route which is the local government cooperation with Air Express Airlines (commercial) has higher ticket price not in accordance with Minister Decree KM Number 73 Year 2011 on Airfares Pioneer.This condition also apply on other flight routes where the local government had a role in the determination of tariff. Also note also that the district Emalamo Sanana airport temporarily not operating because there is the issue of land acquisition from the local airport. Pergerakan penumpang, barang dan pos di Maluku Utara lebih mengandalkan moda transportasi udara atau dikenal dengan Penerbangan Perintis. Penelitian ini difokuskan kepada rute penerbangan perintis apakah rute penerbangan perintis pada daerah tersebut perlu penambahan frekuensi penerbangan dan bagaimana ketersediaan pesawat, rute dan frekuensi penerbangan di Maluku Utara. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Analisis dan Pengamatan di lokasi survey. Hasil dari analisis adalah pada rute Ternate – Morotai yang merupakan kerja sama Pemda setempat dengan Maskapai Penerbangan Express Air (komersil) dengan tarif yang cukup tinggi (tidak sesuai dengan KM Perhubungan 73 Tahun 2011 tentang Tarif Penerbangan Perintis) demikian pula pada rute-rute penerbangan lainnya dimana Pemda setempat ikut berperan dalam penentuan tarif. Selain itu diketahui pula bahwa bandara Emalamo di kabupaten Sanana untuk sementara tidak beroperasi karena ada persoalan pembebasan lahan bandara dari masyarakat setempat.
Kajian Perbaikan Apron Bandar Udara Ahmad Yani Semarang Ali Murtadho; Welly Pakan
WARTA ARDHIA Vol 40, No 2 (2014)
Publisher : Research and Development Agency of The Ministry of Transportation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3853.228 KB) | DOI: 10.25104/wa.v40i2.223.71-84

Abstract

Increasing the number of air traffic flow at airports must be accompanied by an increase in the capability and capacity of the air side facilities and land side of airport. Collapse accident of apron number 6 on January 8, 2014 at Ahmad Yani airport indicate a need for maintenance, repair and improvement of the facilities and continous oversight. So that, it need to increase capability of runway and apron to support increasing number of aircraft. The purpose of this research was to determine the strength of the airport apron Ahmad Yani Semarang before and after reconstruction by the airport management. PCN value obtained from the calculation before breakage is need to be increased from 27 F/D/X/T to 34 F / C / X / T or need to overlay for 8 cm thick. Adding a concrete slab and the addition of asphalt over concrete with a total thickness of 40 cm is already eligible. Peningkatan jumlah arus lalu lintas penerbangan di bandar udara harus diiringi dengan peningkatan kemampuan dan kapasitas fasilitas Sisi udara dan Sisi darat. Kejadian amblesnya apron nomor 6 pada tanggal 8 Januari 2014 di bandar udara Ahmad Yani menunjukkan bahwa perlu dilakukan perawatan, perbaikan dan peningkatan pengawasan serta kemampuan fasilitas Sisi udara secara terus menerus dan berkesinambungan seiring dengan peningkatan arus lalu lintas yang berkembang dengan pesat. Peningkatan kemampuan landas pacu dan apron dalam mendukung beban pesawat yang terus berkembang perlu terus dilakukan. Tujuan dari kajian ini adalah mengetahui kekuatan apron bandar udara Ahmad Yani Semarang sebelum dan setelah dilakukan oleh pihak manajemen bandara. Dari perhitungan didapatkan nilai PCN perekerasan flexible sebelum terjadi kerusakan adalah perlu ditingkatkan dari 27 F/D/X/T menjadi 34 F/C/X/T atau dioverlay setebal 8 cm. Hasil perbaikan dengan menggunakan plat beton dan penambahan aspal diatas beton dengan tebal total 40 cm sudah memenuhi syarat karena melebihi dari tebal hasil perhitungan yaitu 35,56 cm.