Josep J. Darmawan
Unknown Affiliation

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Ilmu Komunikasi

Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas Darmawan, Josep J.; Bestari Puspita Jati, Birgitta
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.962 KB)

Abstract

bstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in Kompas and Jawa Pos daily newspaper. Content analysis is used to the news accounts during September-October 2011 with Westerstahl‘s objectivity as conceptual preference. The result shows that both newspapers, technically, have given good coverage about the issue yet still less objective. Psychology fact, interview, not neutral, partiality, non primary knowledge is the factors that trigger it.Abstrak: Perombakan kabinet merupakan hak presiden untuk memperbaiki kinerja kabinet. Namun proses pembelajaran di masyarakat mengarahkan perombakan kabinet sebagai persoalan politik. Media massa merupakan agen sentral dalam pembelajaran tersebut. Penelitian ini melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di harian Kompas dan Jawa Pos. Metode analisis isi digunakan terhadap berita-berita dalam periode September-Oktober 2011 dengan obyektivitas Westersthal sebagai preferensi konseptualnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berita di kedua harian secara teknis sudah baik, tetapi pemberitaan terkesan kurang obyektif. Fakta psikologis, wawancara, tak netral, tak multi sisi, pengetahuan non- primer adalah faktor yang memicu kecenderungan tersebut.
Potret Pendidikan Indonesia dalam Puisi ”Sajak Anak Muda” Karya WS Rendra Prismarini, Rosalia; Darmawan, Josep J.
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Jurnal Ilmu Komunikasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.034 KB)

Abstract

Abstract: Education is a sub-system that interrelates with other essential sub-systems. In the New Order era, the government policy on education had given rise myths that stimulate youth to prefer things pragmatically and instantly. Education, then, is no longer experienced and perceived as humanizing process. Poetry is one of transmitting message channel using many symbols that contain portraits of such situation. Using semiotic approach, this essay explains the myths and ideologies on education in Indonesia using one of WS Rendra’s poem: “Sajak Anak Muda”.Abstrak: Pendidikan merupakan sub-sistem yang interelatif dengan sub-sub sistem lain. Pada jaman Orde Baru implementasi kebijakan pendidikan telah melahirkan mitos hingga melahirkan anak didik yang lebih suka pada hal-hal pragmatis dan instan. Pendidikan tidak lagi dihayati sebagai proses yang memanusiakan. Puisi adalah satu media penyampaian pesan dengan banyak perlambang, yang di dalamnya dapat ditemukan suatu potret situasi. Menggunakan pendekatan semiotik, tulisan ini mencoba membongkar mitos dan ideologi tentang pendidikan di Indonesia melalui puisi karya Rendra berjudul ”Sajak Anak Muda”. 
Potret Pendidikan Indonesia dalam Puisi ”Sajak Anak Muda” Karya WS Rendra Prismarini, Rosalia; Darmawan, Josep J.
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.034 KB) | DOI: 10.24002/jik.v8i2.176

Abstract

Abstract: Education is a sub-system that interrelates with other essential sub-systems. In the New Order era, the government policy on education had given rise myths that stimulate youth to prefer things pragmatically and instantly. Education, then, is no longer experienced and perceived as humanizing process. Poetry is one of transmitting message channel using many symbols that contain portraits of such situation. Using semiotic approach, this essay explains the myths and ideologies on education in Indonesia using one of WS Rendra’s poem: “Sajak Anak Muda”.Abstrak: Pendidikan merupakan sub-sistem yang interelatif dengan sub-sub sistem lain. Pada jaman Orde Baru implementasi kebijakan pendidikan telah melahirkan mitos hingga melahirkan anak didik yang lebih suka pada hal-hal pragmatis dan instan. Pendidikan tidak lagi dihayati sebagai proses yang memanusiakan. Puisi adalah satu media penyampaian pesan dengan banyak perlambang, yang di dalamnya dapat ditemukan suatu potret situasi. Menggunakan pendekatan semiotik, tulisan ini mencoba membongkar mitos dan ideologi tentang pendidikan di Indonesia melalui puisi karya Rendra berjudul ”Sajak Anak Muda”. 
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas Darmawan, Josep J.; Bestari Puspita Jati, Birgitta
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.962 KB) | DOI: 10.24002/jik.v9i2.168

Abstract

bstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in Kompas and Jawa Pos daily newspaper. Content analysis is used to the news accounts during September-October 2011 with Westerstahl‘s objectivity as conceptual preference. The result shows that both newspapers, technically, have given good coverage about the issue yet still less objective. Psychology fact, interview, not neutral, partiality, non primary knowledge is the factors that trigger it.Abstrak: Perombakan kabinet merupakan hak presiden untuk memperbaiki kinerja kabinet. Namun proses pembelajaran di masyarakat mengarahkan perombakan kabinet sebagai persoalan politik. Media massa merupakan agen sentral dalam pembelajaran tersebut. Penelitian ini melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di harian Kompas dan Jawa Pos. Metode analisis isi digunakan terhadap berita-berita dalam periode September-Oktober 2011 dengan obyektivitas Westersthal sebagai preferensi konseptualnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berita di kedua harian secara teknis sudah baik, tetapi pemberitaan terkesan kurang obyektif. Fakta psikologis, wawancara, tak netral, tak multi sisi, pengetahuan non- primer adalah faktor yang memicu kecenderungan tersebut.
Kecenderungan Pemberitaan tentang Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di SKH Jawa Pos dan SKH Kompas Josep J. Darmawan; Birgitta Bestari Puspita Jati
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 9 No. 2 (2012)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.962 KB) | DOI: 10.24002/jik.v9i2.168

Abstract

bstract: It is President’s right to reshuffle the cabinet in order to maximise the government’s performance. However, the society views this process as politic matter, which they learn from the media. This research observes the news tendency about the reshuffle of Kabinet Indonesia Bersatu II in Kompas and Jawa Pos daily newspaper. Content analysis is used to the news accounts during September-October 2011 with Westerstahl‘s objectivity as conceptual preference. The result shows that both newspapers, technically, have given good coverage about the issue yet still less objective. Psychology fact, interview, not neutral, partiality, non primary knowledge is the factors that trigger it.Abstrak: Perombakan kabinet merupakan hak presiden untuk memperbaiki kinerja kabinet. Namun proses pembelajaran di masyarakat mengarahkan perombakan kabinet sebagai persoalan politik. Media massa merupakan agen sentral dalam pembelajaran tersebut. Penelitian ini melihat bagaimana kecenderungan pemberitaan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu II di harian Kompas dan Jawa Pos. Metode analisis isi digunakan terhadap berita-berita dalam periode September-Oktober 2011 dengan obyektivitas Westersthal sebagai preferensi konseptualnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berita di kedua harian secara teknis sudah baik, tetapi pemberitaan terkesan kurang obyektif. Fakta psikologis, wawancara, tak netral, tak multi sisi, pengetahuan non- primer adalah faktor yang memicu kecenderungan tersebut.
Potret Pendidikan Indonesia dalam Puisi ”Sajak Anak Muda” Karya WS Rendra Rosalia Prismarini; Josep J. Darmawan
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 8 No. 2 (2011)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.034 KB) | DOI: 10.24002/jik.v8i2.176

Abstract

Abstract: Education is a sub-system that interrelates with other essential sub-systems. In the New Order era, the government policy on education had given rise myths that stimulate youth to prefer things pragmatically and instantly. Education, then, is no longer experienced and perceived as humanizing process. Poetry is one of transmitting message channel using many symbols that contain portraits of such situation. Using semiotic approach, this essay explains the myths and ideologies on education in Indonesia using one of WS Rendra’s poem: “Sajak Anak Muda”.Abstrak: Pendidikan merupakan sub-sistem yang interelatif dengan sub-sub sistem lain. Pada jaman Orde Baru implementasi kebijakan pendidikan telah melahirkan mitos hingga melahirkan anak didik yang lebih suka pada hal-hal pragmatis dan instan. Pendidikan tidak lagi dihayati sebagai proses yang memanusiakan. Puisi adalah satu media penyampaian pesan dengan banyak perlambang, yang di dalamnya dapat ditemukan suatu potret situasi. Menggunakan pendekatan semiotik, tulisan ini mencoba membongkar mitos dan ideologi tentang pendidikan di Indonesia melalui puisi karya Rendra berjudul ”Sajak Anak Muda”. 
Narasi Dramatis Berita Tragedi Trisakti 1998 Josep J. Darmawan; Raymundus Rikang R.W.
Jurnal ILMU KOMUNIKASI Vol. 11 No. 1 (2014)
Publisher : FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1430.509 KB) | DOI: 10.24002/jik.v11i1.382

Abstract

Abstract: Reviewing a news text narrative has strategic value due to mass media role to construct an empirical understanding and lead to collective memory reproduction of the reality constructed. This study analyzes the dramatic aspects related to human rights issues in the Trisakti tragedy of 1998 in the GATRA magazine using Seymour Chatman’s structural narative. The result shows that the dramatic intention is formed through the composition of story (plot, contingency, anachronistic narrative sequence, sequence repetition, omission events) and discourse (detail, coherence, active-passive sentence, lexicon, metaphor). News containing drama could create incomplete understanding of the reported reality. Abstrak: Meninjau-ulang narasi teks berita mempuyai nilai strategis karena media massa memiliki peran mengonstruksi pemahaman masyarakat atas realitas empirik peristiwa yang diberitakan dan mengarahkan reproduksi memori kolektif realitas bentukannya. Studi ini menganalisis aspek dramatis berita terkait masalah HAM dalam peristiwa Trisakti 1998 di majalah GATRA dengan menggunakan naratologi struktural Seymour Chatman. Hasil kajian menunjukkan bahwa intensi dramatik dibentuk melalui susunan story (plot, kontingensi, urutan cerita anakronis, repetisi sekuen, penghilangan peristiwa) dan discourse (detil, koherensi, kalimat pasif-aktif, leksikon, metafora). Drama dalam pemberitaan dapat menciptakan ketidakutuhan pemahaman atas realitas acuan yang diberitakan.