Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI DAN POTENSI KERUSAKAN RAYAP PADA TANAMAN TEMBESU (Fagraea fragrans ) DI KEBUN PERCOBAAN WAY HANAKAU, LAMPUNG UTARA Asmaliyah, Asmaliyah; Imanullah, Andi; Darwiati, Wida
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 9, No 4 (2012): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.065 KB)

Abstract

ABSTRACTembesu (Fagraea fragrans Roxb) is one of the local tree species that has fairly economic and ecological value. It ispromising to be developed for the area in South Sumatera, Jambi and Lampung. However, developing plantation ofthis species is hindered by damage due to termites. Therefore, it is necessary to carry out research, since there are noreports on the species of termites that attack tembesu and its pest control management does not exist. The resultsshowed that it was found that termite attacking tembesu plants in the experiment garden of Way Hanakau, NorthLampung belongs to species of Nasutitermes matangensis (Isoptera: Termitidae) . This termite is catagorized as aquite important pest due to its potentials to cause economic losses and threat the development of tembesu plantationforests.AKBSTRAKTembesu (Fagraea fragrans Roxb) merupakan salah satu jenis tanaman lokal yang cukup potensial untukdikembangkan di daerah Sumatera Selatan, Jambi dan Lampung, karena jenis ini merupakan jenis asli di daerahtersebut dan mempunyai keunggulan baik dari sisi ekologi maupun nilai ekonominya. Namun dalam pengembangannyadijumpai adanya serangan hama rayap yang dikhawatirkan akan membahayakan tanaman. Oleh karenaitu perlu dukungan riset, karena sampai saat ini laporan tentang jenis rayap yang menyerang tembesu danpengendaliannya belum ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis rayap yang ditemukan menyerang tanamantembesu di kebun percobaan Way Hanakau, Lampung Utara adalah rayap Nasutitermes matangensis (Isoptera;Termitidae). Rayap ini termasuk hama yang cukup penting karena berpotensi menyebabkan kerugian secaraekonomis dan menurunkan target pembangunan hutan tanaman tembesu.
IDENTIFIKASI DAN TEKNIK PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT BIBIT KRANJI (Pongamia pinnata) Suharti, Tati; Kurniaty, Rina; Darwiati, Wida
Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan Vol 3, No 2 (2015): Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan
Publisher : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor pembatas dalam keberhasilan tanaman untuk tumbuh optimal yaitu adanya serangan hama dan penyakit. Identifikasi hama dan penyakit penting dilakukan karena berkaitan dengan teknik pengendalian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis hama dan penyakit yang menyerang bibit kranji (Pongamia pinnata) dan teknik pengendaliannya. Metode penelitian meliputi identifikasi jenis hama dan penyakit serta teknik pengendalian dengan menggunakan pestisida biologi dan kimia. Hasil penelitian menunjukan, hama yang menyerang bibit kranji antara lain belalang (Valanga nigricornis), ulat grayak (Spodoptera sp.), ulat jengkal (Hyposidra talaca) dan ulat penggulung (Syllepta sp.) sedangkan patogen yang menyebabkan penyakir hawar daun yaitu Phytophthora sp. Teknik pengendalian hama bibit kranji dengan menggunakan larutan ekstrak biji mahoni atau insektisida Bacillus thuringiensis sedangkan teknik pengendalian penyakit menggunakan larutan ekstrak biji mahoni, larutan ekstrak daun cengkeh atau benomil
UJI EFIKASI EKSTRAK DAUN DAN BIJI DARI TANAMAN SUREN, MIMBA DAN SIRSAK TERHADAP MORTALITAS HAMA ULAT GAHARU Lestari, Fajar; Darwiati, Wida
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 11, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.737 KB)

Abstract

ABSTRACTThe use of chemical pesticide has been limited considering its negative impact for the environment. Information about biological insecticide as worm Heortia vitessoides pest of agarwood is still limited. This research aimed to determine biological insecticide effectiveness of leaves and seed of suren, neem, and soursop as H. vitessoides worm controler. The research has been conducted in Forest Protection Laboratory of Forestry Research Institute of Banjarbaru. Researh used complete random design with 6 treatments and 3 replications. Research result showed that seed extract indicated high effect of insecticide compared to leaves. The highest mortality occurred on neem seed extract with concentration of 3% and 4%, and soursop seed extract of 4% concentration caused mortality of H. vitessoides larva as 100%, while on suren seed extract of 4% concentration mortality occurred as 53.33%. Type and concentration of insecticide had a significant effect on H. vitessoides larva mortality.ABSTRAKPenggunaan pestisida kimia dewasa ini mulai dibatasi, mengingat dampak negatif yang ditimbulkan terutama bagi lingkungan. Informasi tentang insektisida nabati sebagai pengendali hama ulat daun gaharu Heortia vitessoides masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas insektisida nabati ekstrak daun dan biji tanaman suren, mimba dan sirsak sebagai pengendali ulat H. vitessoides. Penelitian dilakukan di Laboratorium Perlindungan Hutan, Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji memberikan efek insektisidal tinggi dibandingkan dengan daun. Mortalitas paling tinggi terjadi pada perlakuan ekstrak biji mimba konsentrasi 3% dan 4% serta ekstrak biji sirsak konsentrasi 4% yang menyebabkan mortalitas larva H. vitessoides sebesar 100%, sedangkan ekstrak biji suren konsentrasi 4% memberikan efek mortalitas sebesar 53,33%. Jenis insektisida dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap mortalitas larva H. vitessoides.
STUDI DAERAH RAWAN GANGGUAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU DAN DESA SEKITARNYA Nugroho, Agung Wahyu; Darwiati, Wida
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 4, No 1 (2007): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.444 KB)

Abstract

ABSTRAK Dalam mewujudkan sasaran pokok sebagai penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan pelestarian sumberdaya alam hayati dan ekosistem Taman Nasional Bromo Tengger Semeru  sering  mengalami berbagai  masalah. Salah satunya  adalah  gangguan dari  masyarakat khususnya di sekitar kawasan. Gangguan dan ancaman itu antara lain pencurian hasil hutan, perambahan lahan hutan, dan kebakaran hutan. Studi daerah rawan gangguan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi/ gambaran sebaran, jenis, dan tingkat kerawanan gangguan kawasan di Seksi Konservasi tentang Wilayah (SKW) II Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan desa sekitarnya. Data yang diambil adalah data sekunder yang meliputi sosial ekonomi, demografi, fisik desa sekitar kawasan, dan data gangguan kawasan per resort dalam laporan bulanan. Analisis data untuk mengetahui tingkat kerawanan dibagi menjadi dua, yaitu kerawanan potensial dan kerawanan nyata. Data yang didapatkan dianalisis dan dikonversikan dengan standar skoring. Berdasar identifikasi kerawanan potensial diketahui ada 17 desa sekitar kawasan SKW II yang termasuk desa riskan (risiko tinggi untuk menimbulkan gangguan kawasan) dan tiga desa termasuk desa rawan, yaitu Desa Sidomulyo (Kecamatan Pronojiwo), Desa Kandangan (Kecamatan Senduro), dan Desa Kandang Tepus (Kecamatan Senduro). Berdasar identifikasi kerawanan nyata, tingkat kerawanan kawasan termasuk riskan-rawan. Jenis gangguan antara lain meliputi: pencurian kayu, perambahan, dan kebakaran hutan. Penyebaran gangguan tersebar di seluruh resort, untuk Resort Ranu Pani perlu penanganan yang serius. Kegiatan penyuluhan, pembinaan masyarakat perlu diintensifkan secara berkala serta pelaksanaan operasi pengamanan dapat dilakukan sewaktu-waktu oleh petugas taman nasional.Â