Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Perkembangan Bahasa Semantik Dan Sintaksis Anak Dalam Kegiatan Belajar Dari Rumah Nikmatul Azizah; Anita Candra Dewi
As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6 No 2 (2021): Desember 2021
Publisher : UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32678/as-sibyan.v6i2.4955

Abstract

Language is a very important communication tool for every human being. The older the child, the more and more vocabulary development will be. Aspects that make up language include semantics and syntax. During the COVID-19 pandemic, children's semantic and syntactic language development was not well monitored, because learning was carried out remotely or Learning From Home (BDR). Parents have difficulty accompanying children to learn from home and sometimes children are less interested in doing activities because learning is not interesting so parents do not send documentation of children's learning at home. The purpose of this study was to determine the development of children's semantic and syntactic language through Learning From Home activities. This study uses the method of observation conducted on 2 children aged 4-5 years with different sexes. Observations were made by observing the documentation of children's learning from home through storytelling strategies with videos, conversing with video calls and playing video cards with letter and word cards. Based on the observations, this strategy is effective for improving children's semantic and syntactic language skills. Keywords: language development, semantics, syntax, early childhood, BDR References Dhieni, N., & Azizah, M. (2012). Tingkat Pemahaman Guru Taman Kanak-kanak (TK) Tentang Kemampuan Berbahasa Anak Usia 4 - 6 Tahun. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD NI, 98 - 105. Dini, D. P. (2011). mengasah Kemampuan Berbahasa di Usia 4 - 6 Tahun. Hutabarat, I. (2018). pemerolehan Sintaksis Bahasa Indonesia Anak Usia Dua Tahun dan Tiga Tahun di Padang Bulan . Jurnal Darma Agung, 666-667. Imroatun, I. (2017). Media Belajar Bigbook Bagi Pengembangan Baca Nyaring Anak Usia Dini. Prosiding Seminar Nasional Pembelajaran Baca, Tulis, Dan Hitung Tingkat Permulaan Bagi Anak Usia Dini, 119–127. Isna, A. (2019). Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Al Athfal, 62-69. laila, N. A. (2013). Peran Lingkungan Terhadap Optimalisasi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini. Jurnal Studi Gender dan Anak, 71-80. Mastoah, I., & MS, Z. (2020). Kendala Orang Tua Dalam Mendampingi Anak Belajar Pada Masa Covid 19 Di Kota Serang. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 121–128. Nurhayati, R. (2020). Analisis SWOT Pelaksanaan Perkuliahan Daring Pada Masa Pandemi COVID-19 di STAI Yogyakarta. Nuansa Akademik: Jurnal Pembangunan Masyarakat, 5(1), 63–72. https://doi.org/10.47200/ JNAJPM.V5I1.916 Putra, A. P. (2021). EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN ONLINE SELAMA PANDEMI COVID-19, METODE DAN EVALUASI. Intersections, 6(1), 13–22. Robingatin, & Zakiyah, U. (2019). Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini. Sleman Yogyakarta: AR RUZZ MEDIA. Santrock, J. W. (2017). Psikologi Pendidikan (cet ke-2). Prenada Media. Surur, A. M., & Nadhirin, A. U. (2020). Manajemen Waktu Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 Pada TK Dharma Wanita 1 Baleturi. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2). Suwardi, I. P., R, S., & Asri, Y. (2019). pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak Usia Dini. Jurnal Obsesi, 265-273. Widyaningtyas, W., Shari, D., Saleh, N. R., & Asmara, B. (2021). Menigkatkan Kemampuan Kognitif Mengenal Bentuk Geometri Melalui Media Bahan Alam Batu Pelangi. As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 41–52. https://doi.org/10.32678/AS-SIBYAN.V6I1.2940 Widyorini, M. D., Sahasti, j. P., & Sumarlam. (2018). Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia 2 - 3 Tahun Melalui Metode Bernyanyi di PAUD Nur Insani Piyaman, Wonosari Gunung Kidul. Jurnal Medan Makna.
KAJIAN TERHADAP PUTUSAN HAKIM DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK Nikmatul Azizah
Dinamika Vol 27, No 6 (2021): Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.773 KB)

Abstract

 Pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh anak ialah seseorang yang sudah berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengambil barang bukan miliknya dengan maksud ingin memiliki barang itu dengan melawan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan menggunakan anak kunci palsu, membongkar, memanjat atau menggunakan jabatan tertentu. Sehingga hakim menggunakan KUHP sebagai acuan dalam menentukan sanksi. Putusan Nomor: 770/Pid.sus/2012/Pn.Mlg dapat dikatakan batal demi hukum karena anak tidak dapat dipidana karena dalam UU SPPA tidak mengatur tentang hukum pidana anak atau dengan kata lain tidak ada peraturan yang mengatur. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan mengguanakan pendekatan yuridis normatif. Pengumpulan bahan hukum melalui studi kepustakaan dengan mengguanakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengumpulan bahan hukum tersebut dikaji dan dianalisis dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.Kata Kunci: Tindak Pidana, Pencurian, Anak AbstractTheft with a weighting done by a child is someone who is 12 (twelve) years old but not yet 18 (eighteen) years old who takes his non-property with the intention of having that item against the law by 2 (two) people or more so by using fake keys, breaking down, climbing or using certain positions. So that the judge uses the Criminal Code as a reference in determining sanctions. Decision Number: 770 / Pid.sus / 2012 / Pn.Mlg can be said to be null and void because children cannot be convicted because the SPPA Law does not regulate child criminal law or in other words there are no regulations that regulate it. This research is a normative juridical legal research using a normative juridical approach. Collecting legal materials through literature studies using primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. The collection of legal materials is reviewed and analyzed by the approaches used in this study. Pencurian dengan pemberatan yang dilakukan oleh anak ialah seseorang yang sudah berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengambil barang bukan miliknya dengan maksud ingin memiliki barang itu dengan melawan hukum yang dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan menggunakan anak kunci palsu, membongkar, memanjat atau menggunakan jabatan tertentu. Sehingga hakim menggunakan KUHP sebagai acuan dalam menentukan sanksi. Putusan Nomor: 770/Pid.sus/2012/Pn.Mlg dapat dikatakan batal demi hukum karena anak tidak dapat dipidana karena dalam UU SPPA tidak mengatur tentang hukum pidana anak atau dengan kata lain tidak ada peraturan yang mengatur. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif dengan mengguanakan pendekatan yuridis normatif. Pengumpulan bahan hukum melalui studi kepustakaan dengan mengguanakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengumpulan bahan hukum tersebut dikaji dan dianalisis dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini.Kata Kunci: Tindak Pidana, Pencurian, Anak AbstractTheft with a weighting done by a child is someone who is 12 (twelve) years old but not yet 18 (eighteen) years old who takes his non-property with the intention of having that item against the law by 2 (two) people or more so by using fake keys, breaking down, climbing or using certain positions. So that the judge uses the Criminal Code as a reference in determining sanctions. Decision Number: 770 / Pid.sus / 2012 / Pn.Mlg can be said to be null and void because children cannot be convicted because the SPPA Law does not regulate child criminal law or in other words there are no regulations that regulate it. This research is a normative juridical legal research using a normative juridical approach. Collecting legal materials through literature studies using primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials. The collection of legal materials is reviewed and analyzed by the approaches used in this study.Keywords: Crime, Theft, Children
Fenomena Guru Rangkap pada Bidang Studi yang Berbeda di SMP Nahdlatul Ulama Kajen Pekalongan Rachel Amalia, Rachel; Ahmad Ta’rifin, Ahmad; Nikmatul Azizah; Jazuli Ikrom Fadoli; Nadia Rihhadatul Aisy
La-Tahzan: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 16 No. 1 (2024): La-Tahzan: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Bakti Negara Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62490/latahzan.v16i1.427

Abstract

A concurrent teacher is an educator who carries out learning by combining several different fields of study, due to a shortage of educators, as well as a lack of school infrastructure. The purpose of this study was to determine the strategies used by educators in managing classroom teachers at NU Kajen Junior High School. The research method used is descriptive qualitative. Data collection techniques used in this research are interviews, observation, documentation and document analysis. The analysis technique used is an interactive analysis model that classifies data into 3 steps, namely, reduction, presentation and conclusion. In this study the author describes the definition of concurrent teachers, how it is implemented, what kind of obstacles experienced by concurrent class teachers to the teacher's efforts in solving these obstacles. The results of the study inform us that multi-grade educators at NU Kajen Junior High School experience a little difficulty, because they teach not in accordance with the field that should be. With this, educators must have strategies for teaching in multi-grade classes, these strategies include: classroom management, collaborative classes, the use of differentiated learning, connecting teaching with real life, and integrating technology in teaching. In carrying out the strategy, a teacher is required to be able to adjust, because in teaching he must understand what he is teaching, especially if it is not in his field, of course it is not something easy.