Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik di Pedagang Besar Farmasi Anugrah Argon Medica Kota Jambi Novena Zuama; Armini Hadriyati; Deny Sutrisno
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 1 (2021): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i1.5047

Abstract

Pendahuluan: Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap PBF harus memiliki apoteker penanggung jawab yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat dan/atau bahan obat kepada pasien harus terdokumentasi dan memenuhi prinsip-prinsip dari Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). Tujuan: untuk mengetahui pelaksanaan cara distribusi obat yang baik (CDOB) di pedagang besar farmasi Anugrah Argon Medica Kota Jambi sudah sesuai standar pedoman CDOB 2020. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan wawancara terhadap Apoteker Penanggung Jawab dengan menggunakan lembar checklist kemudian dilakukan observasi pengamatan langsung terhadap cara distribusi obat yang baik di PBF. Hasil:  menunjukan bahwa PBF Anugrah Argon Medica Kota Jambi telah mengikuti pedoman teknis CDOB yang berlaku pada peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian Pelaksanaan Cara Distribusi Obat yang Baik di Pedagang Besar Farmasi Anugrah Argon Medica Kota Jambi memperoleh persentase hasil yaitu 96.87% berada pada kategori sangat baik. Disimpulkan bahwa PBF Anugrah Argon Medica Kota Jambi ini telah sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 6 Tahun 2020 tentang Cara Distribusi Obat yang Baik.
Analisis Merkuri (Hg) pada Krim Pemutih yang Beredar di Klinik Kecantikan dalam Kecamatan Jelutung Kota Jambi Armini Hadriyati; Barmi Hartesi; Andini Ayodhia Fitri
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 4, No 2 (2020): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v4i2.79

Abstract

Kosmetika sejak dulu dikenal sebagai penunjang penampilan agar tampak lebih menarik. Salah satu dari sekian banyak kosmetik yang sering digunakan oleh konsumen khususnya wanita adalah krim pemutih wajah. Krim pemutih bisa berasal dari bahan alam dan sintetis. Bahan sintetis misalnya Merkuri, Asam Retinoat, Hidroquinon, dan Kortikosteroid. Krim pemutih yang mengandung merkuri, awalnya memang terasa manjur dan membuat kulit tampak putih dan sehat. Tetapi lama-kelamaan pemakaian krim pemutih wajah yang mengandung merkuri dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna kulit, alergi, iritasi kulit serta pada pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada otak, ginjal, kanker kulit dan gangguan perkembangan janin. Tujuan dari penelitian iniuntuk menganalisis dan menentukan kadar merkuri (Hg) pada krim pemutih yang beredar di klinik kecantikan dalam Kecamatan Jelutung Kota Jambi. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan metodesampel krim pemutih yang diteliti sejumlah 5 sampel. Identifikasi merkuri secara kualitatif sebagai penentu indikator warna, dan secara kuantitatif sebagai penentu kadar merkuri menggunakan alat Mercury Analyzer. Serta evaluasi krim sebagai penentu kualitas krim pemutih.Dari penelitian ini didapatkan hasilkelima sampel krim pemutih yang diteliti positif mengandung merkuri dengan kadar krim 1 = 75,02 ?g/Kg, krim 2 = 74,77 ?g/Kg, krim 3 = 26,94 ?g/Kg, krim 4 = 7.833 ?g/Kg dan krim 5 = 17,69 ?g/Kg. Sedangkan kadar merkuri yang di tentukan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik IndonesiaNomor 17 Tahun 2014 adalah 1000 ?g/Kg.Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa krim 4 melebihi standar kadar yang di tentukan menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
ANALISIS ASAM RETINOAT PADA KRIM PEMUTIH MALAM YANG BEREDAR DI KLINIK KECANTIKAN KOTA JAMBI PADA KECAMATAN JELUTUNG Armini Hadriyati; Barmi Hartesi; Siska Fitri
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 17, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.566 KB) | DOI: 10.12928/mf.v17i1.16127

Abstract

Salah satu bahan pemutih berbahaya yang ditakutkan terdapat dalam krim adalah asam retinoat karena asam retinoat dapat menyebabkan kulit kering, rasa terbakar, teratogenik (cacat pada janin), dan menyebabkan kanker kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah krim pemutih yang beredar di kecamatan Jelutung  kota Jambi mengandung asam retinoat serta untuk mengetahui berapa kadar asam retinoat yang terkandung dalam krim pemutih wajah tersebut. Metode yang digunakan untuk analisis asam retinoat pada krim pemutih menggunakan kromotografi cair kinerja tinggi fase terbalik. Hasil uji validasi menunjukkan nilai RSD 0,4887 %, parameter linearitas  r=0,9982, LOD 0,0468 ppm, LOQ 1,565 ppm. Hasil analisa kuantitatif kandungan asam retinoat pada krim 1 (0,032%), krim 2 (0,015%), krim 3 (0,014%) krim 4 (0,016%) dan krim 5 (0,011%). Berdasarkan persyaratan dari BPOM krim pemutih tidah boleh mengandung asam retinoat. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa  krim pemutih wajah yang beredar di  kecamatan Jelutung kota Jambi mengandung asam retinoat.
Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Mukhlis Sanuddin; Armini Hadriyati; Ranti Arista
Jurnal Dunia Farmasi Vol 6, No 2 (2022): Edisi April
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v6i2.5147

Abstract

Pendahuluan: Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah yang cukup, berkhasiat nyata dan berkualitas baik. Kesalahan dalam penyimpanan obat dapat menjadikan turunnya kadar/ potensi obat sehingga bila dikonsumsi oleh pasien menjadi tidak efektif dalam terapinya. Keselamatan pasien adalah faktor yang diutamakan dalam upaya pelayanan kesehatan. Tujuan: Untuk mengetahui penyimpanan obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan observasi langsung tentang penyimpanan obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Pada penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode Checklist. Hasil: Dari hasil penelitian diperoleh nilai persentase 89.09 %. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Penyimpanan Obat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memenuhi standar dengan perolehan nilai persentase sebesar 89.09% dengan kriteria penilaian sangat baik.
Edukasi tentang hiperkolesterolemia pada lansia serta pengobatan alami dari daun bandotan Armini Hadriyati; Mairedho Alwi; Miftahul Jannah; Zahratul Farah; Eci Yestin; Ratumas Shafa Muazzah Bunyamin; Putri Aprilya; Nadya Maryadi
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol 5 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30644/jphi.v5i1.752

Abstract

Hiperkolesterolemia adalah gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan meningkatnya kolesterol total dalam darah melebihi nilai normal. Nilai normal kadar kolesterol total adalah < 200 mg/dl. Saat ini prevalensi hiperkolesterolemia masih tinggi. Angka prevalensi hiperkolesterolemia di dunia kira-kira sekitar 45%, di Asia Tenggara sekitar 30% dan di Indonesia 35%. Berdasarkan survey awal dengan menanyakan langsung keluhan masyarakat Desa Seleman kurangnya pengetahuan masyarakatt tentang penyakit hiperkolesterolemia atau yang sering disebut kolesterol. Pemberian edukasi tentang penyakit kolesterol ini agar masyarakat dapat menghindari, mencegah ataupun melakukan pengobatan yang tepat. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hiperkolesterolemia atau yang disebuat penyakit kolesterol. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan tentang materi hiperkolesterolemia dan setelah itu dilakukan sesi tanya jawab. Dari pengabdian masyarakat yang dilakukan hasilnya agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit hiperkolesterolemia yaitu mulai dari pencegahan, pengobatan maupun informasi lain mengenai penyakit hiperkolesterolemia.