Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perbandingan Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol Bunga, Daun dan Akar Tumbuhan Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Reanza Musmulya Putri; Vivi Eulis Diana; Khairani Fitri
Jurnal Dunia Farmasi Vol 3, No 3 (2019): Edisi Agustus
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v3i3.4487

Abstract

Pendahuluan; Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan tumbuhan herbal tahunan yang berasal dari keluarga Malvaceae. Hampir seluruh bagian tanaman ini dapat digunakan untuk pengobatan, terutama pengobatan alternatif. Diketahui kandungan senyawa yang  terdapat pada bunga, daun dan akar rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dapat digunakan  sebagai antibakteri. Tujuan; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol bunga, daun dan akar rosella (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode; Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksperimental. Bunga, daun dan akar rosella diekstraksi dengan etanol 70% secara maserasi. Ekstrak etanol bunga, daun dan akar rosella diuji aktivitas antibakterinya dengan menggunakan metode difusi cakram dengan konsentrasi yang digunakan masing-masing adalah 10%, 20%, dan 30%, kontrol positif Chloramphenicol 250 mg dan kontrol negatif DMSO. Hasil; Hasil analisis data dengan menggunakan Analysis Of Variance (ANOVA) terdapat perbedaan yang signifikan pada diameter setiap kelompok (P0,05). Hasil Penelitian menunjukkan bahwa daya hambat antibakteri ekstrak etanol bunga rosella pada bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 10% (17,43 mm), konsentasi 20% (21,6 mm), dan konsentrasi 30% (24,23 mm).  Daya hambat antibakteri ekstrak daun rosella pada konsentrasi 10% (12,4 mm), konsentrasi 20% ( 16,73 mm) dan konsentrasi 30% ( 21,86 mm). Daya hambat antibakteri ekstrak akar rosella pada konsentrasi 10% (10,48 mm), konsentrasi 20% ( 13,2 mm) dan konsentrasi 30% ( 13,73 mm). Kesimpulan; Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa zona  hambat terbesar terhadap Staphylococcus aureus ditunjukkan oleh ekstrak etanol bunga (24,23 mm), diikuti ekstrak daun (21,86) dan akar (13,73 mm).
Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Usia Dewasa Muda di UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan Erna Krisnawati Sarumaha; Vivi Eulis Diana
Jurnal Kesehatan Global Vol 1, No 2 (2018): Edisi Mei
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatah Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.106 KB) | DOI: 10.33085/jkg.v1i2.3914

Abstract

Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan terhambatnya  suplai oksigen dan zat gizi ke jaringan tubuh. Angka kasus hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan pada tahun 2017 ada 236 kasus dengan usia dewasa muda (usia produktif) yaitu 20-40 tahun (122 orang atau 51,7%) tidak berbeda jauh dari pada penderita usia 40 tahun (114 orang atau 48,3%). Penelitian menggunakan Mixed Metodh dengan pendekatan kuantitatif ke kualitatif. Sampel kasus berjumlah 76 orang dan sampel control 76 orang, sehingga total seluruh sampel 152. Analisis data menggunakan uji Chi Square (bivariat), dan  uji regresi logistic berganda. Penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara faktor resiko genetik dengan kejadian hipertensi p= 0,014, faktor resiko kebiasaan olahraga dengan kejadian hipertensi p=0,009, faktor resiko konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi p=0.013, faktor resiko pengetahuan dengan kejadian hipertensi  p=0,001 dan  adanya hubungan faktor resiko sikap dengan kejadian hipertensi. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor resiko genetik mempunyai pengaruh lebih besar  terhadap kejadian hipertensi p(0,010) dengan keeratan hubungan Exp (B)= 2,608. Hasil penelitian ini bahwa adanya pengaruh faktor resiko genetik,kebiasaan olahraga,mengonsumsi alkohol,pengetahuan dan sikap terhadap kejadian hipertensi. Dari hasil penelitian ini disarankan UPTD Puskesmas Perawatan Plus Teluk Dalam untuk melaksanakan program tensi gratis bagi pendertita hipertensi
Uji Antibakteri Ekstrak Daun Lantana camara L. terhadap Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli Melia Sari; Vivi Eulis Diana; Yusriah Hidayah
Journal of Islamic Pharmacy Vol 8, No 1 (2023): J. Islamic Pharm.
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/jip.v8i1.17308

Abstract

Tembelekan disebut Lantana camara L. atau Lantana aculeata L. termasuk kedalam famili tumbuhan Verbenaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah bunga pagar, kayu singapur dan teterapan merupakan jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional sebagai obat luka, bisul, peluruh air seni, batuk, peluruh keringat, dan penurun panas. Tanaman ini tumbuh liar dan memiliki metabolit sekunder yang beragam, khususnya pada bagian daun, seperti senyawa terpenoid yang termasuk senyawa atsiri, flavonoid, fenol, saponin, alkaloid, steroid, tanin, dan quinon. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek penggunaan ekstrak daun tembelekan (Lantana camara L.) dengan konsentrasi 3%, 6%, 9% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, dan Escherichia coli. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental laboratorium, meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak, uji skrining fitokimia, dan pengujian aktivitas antibakteri. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun tembelekan mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tanin sehingga memiliki potensi antibakteri terhadap S. aureus dengan konsentrasi 9% sebesar 17,06±0,24 mm, S. epidermidis dengan konsentrasi 9% sebesar 17,53±0,22 mm sedangkan E. coli dengan konsentrasi 9% sebesar 16,9±0,08 mm. Kategori zona hambat yang terbentuk adalah kuat, sedangkan kontrol positif memiliki kategori sangat kuat dengan rata-rata zona hambat ketiga bakteri yaitu S. aureus 24,5 mm, S. epidermidis 24,95 mm, dan E. coli 23,65 mm.
Edukasi Kesehatan Mengenai Deteksi Dini Pencegahan dan Perawatan Hipertensi di Masa Pandemi COVID-19 Vivi Eulis Diana; Adek Chan
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Kesehatan Vol 3, No 1 (2022): Edisi Januari
Publisher : LPPM Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/.v3i1.5563

Abstract

Hipertensi dinyatakan sebagai penyakit paling berbahaya di masa pandemi COVID-19. Hipertensi merupakan salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang paling banyak ditemukan pada Coronavirus Disease-19 (COVID-19) yang meningkatkan resiko kematian pasien corona. Hipertensi juga dikenal sebagai pembunuh diam-diam atau the silent killer karena sering disertai tanpa ada keluhan. Hipertensi menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, terutama penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan demensia.  Penyakit hipertensi ini tak bisa disembuhkan tapi bisa dikontrol dengan perawatan. Bencana nasional non alam COVID-19 terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia sehingga pelayanan hipertensi menjadi salah satu layanan yang terkena dampak baik secara akses maupun kualitas. Dalam pembatasan pelayanan di fasilitas kesehatan penderita hipertensi tetap harus dapat melakukan perawatan diri dengan baik sehingga tekanan darah dapat tetap terkontrol. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit hipertensi meliputi pencegahan dan perawatan dengan harapan dapat menekan tingginya penyakit hipertensi pada masyarakat di Desa Puji Mulyo, Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang . Metode yang diterapkan dalam program kegiatan pengabdian ini adalah dengan metode ceramah melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan tentang penyakit hipertensi. Berdasarkan data yang diperoleh terlihat masih banyak warga yang terdiagnosis hipertensi namun tidak melakukan pengobatan dan masih banyak warga yang belum mengetahui apakah dirinya terdiagnosis hipertensi atau tidak, serta masih banyak warga yang belum memahami apa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hipertensi.