Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APPLICATION OF WATER QUALITY AND ECOLOGY INDICES OF BENTHIC MACROINVERTEBRATE TO EVALUATE WATER QUALITY OF TERTIARY IRRIGATION IN MALANG DISTRICT Desi Kartikasari
Journal of Tropical Life Science Vol. 3 No. 3 (2013)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to determine the water quality of tertiary irrigation in several subdistricts in Malang, namely Kepanjen, Karangploso, and Tumpang. The water quality depends on the water quality indices (National Sanitation Foundations-NSF Indices and OConnors Indices based on variables TSS, TDS, pH, DO, and Nitrate concentrate) and ecological indices of benthic macroinvertebrate (Diversity Indices Shannon-Wiener, Hilsenhof Biotic Indices-HBI, Average Score per Taxon-ASPT which is calculated by Biological Monitoring Working Party-BMWP, Ephemeroptera Indices, Plecoptera, Trichoptera-EPT). Observation of the physico-chemical water quality and benthic macroinvertebrate on May 2012 to April 2013. The sampling in each subdistrict was done at two selected stations in tertiary irrigation channel with three plot at each station. The data of physico-chemical quality of water were used to calculate the water quality indices, while the benthic macroinvertebrate data were used to calculate the ecological indices.The research findings showed that 27 taxa of benthic macroinvertebrates belong 10 classes were found in the three subdistrict. The pH, DO, Nitrate, TSS and TDS in six tertiary irrigation channels in Malang still met the water quality standards based on Government Regulation No.82 of 2001 on Management of Water Quality and Water Pollution Control Class III. Based on NSF-WQI indices and O'Connor's Indices, water qualities in these irrigation channels were categorized into medium or moderate (yellow) to good (green) category. However, based on benthic macroinvertebrate communities which was used to determine the HBI, the water quality in the irrigation channels were categorized into the air category (fairly significant organic pollution) to fairly poor (significant organic pollution), while based on the value of ASPT, the water were categorized into probable moderate pollution to probable severe pollution. The irrigation water which was categorized into good by WQI was consistently included into fair based on HBI and probable moderate pollution based on ASPT. Key words: ecological index, water quality index, benthic macroinvertebrate, Malang irrigation channel
Pengolahan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzyme Dan Budidaya Maggot (Larva Black Soldier Fly) Di Bank Sampah Tulungagung Desi Kartikasari; Tutik Sri Wahyuni; Syaiful Amri; Annisa Nayla Ichyaiddina
Khidmah Nusantara Vol. 1 No. 1 (2024): Agustus 2024
Publisher : CV.RIZANIA MEDIA PRATAMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69533/7v3gd438

Abstract

Sampah menjadi permasalahan yang sangat serius di lingkungan seiring dengan meningkatnya jumlah populasi manusia. Meningkatnya volume sampah menjadikan sampah harus dikelola dengan bijak agar tidak mencemari lingkungan. Salah satu cara mengolah sampah organik ialah menjadikannya eco-enzyme dan biokonversi maggot. Eco-enzym merupakan hasil fermentasi dari limbah kulit buah atau sisa sayuran dengan tambahan gula merah dan hasil akhir berupa cairan yang memiliki beragam manfaat. Biokonversi maggot merupakan pengolahan sampah organik dengan bantuan maggot (larva Black Soldier Fly).  Keberadaan bank sampah di Kabupaten Tulungagung sangat membantu untuk terciptanya kondisi lingkungan yang baik dan pengelolaan sampah yang terpadu. Namun masih banyak kekurangan dari bank sampah, salah satunya bank sampah masih sangat minim pengetahuan mengenai pengelolaan sampah organik yang memiliki nilai ekonomi seperti eco-enzyme dan budidaya maggot (larva Black Soldier Fly). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anggota bank sampah mengenai pengelolaan sampah organik dengan pembuatan eco-enzym dan pelatihan budidaya maggot yang bertujuan untuk mengurangi limbah sampah organik. Kegiatan dilakukan pada bulan Juli 2023 di Bank Sampah Mandiri dan Bank Sampah Setyo Tuhu. Metode kegiatan berupa ceramah, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi yang melibatkan 20 anggota bank sampah dari 10 bank sampah aktif di Kabupaten Tulungagung dan mahasiswa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa 98%  peserta yang berasal dari anggota bank sampah sangat puas dengan pelatihan pembuatan eco-enzyme dan 95% merasa puas dengan pelatihan budidaya maggot. Dengan pembuatan eco-enzyme dan budidaya maggot kita ikut mengurangi volume sampah organik, serta ikut mengembangkan produk eco-enzyme dan maggot yang sangat bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.