Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TINJAUAN KRIMINOLOGI TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA TERORISME DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF TEORI DIFFERENTIAL ASSOCIATION Deny Guntara; Budiman .
Justisi: Jurnal Ilmu Hukum Vol 3 No 1 (2018): Justisi: Jurnal Ilmu Hukum
Publisher : Program Studi Hukum Fakultas Hukum Universitas Buana Perjuangan Karawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36805/jjih.v3i1.553

Abstract

Abstrak Terorisme adalah suatu faham bahwa penggunaan cara-cara kekerasan dan menimbulkan ketakutan adalah cara yang sah untuk mencapai tujuan. Teori-teori kriminologi dapat digunakan untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang terkait dengan kejahatan atau penyebab kejahatan termasuk tindak pidana terorisme. Dalam penelitian ini yang menjadi batasan permasalahan akan ditinjau dari salah satu teori kriminologi dalam perspektif sosial yaitu Teori Differential Association. Teori ini merupakan teori yang menganggap bahwa tidak ada tingkah laku yang diturunkan berdasarkan pewarisan dari orang tuanya. Pola perilaku jahat tidak diwariskan, tetapi dipelajari melalui pergaulan. Tingkah laku jahat dipelajari dalam kelompok melalui interaksi dan komunikasi, dan yang dipelajari dalam kelompok. Ini adalah teknik untuk melakukan kejahatan serta alasan yang mendukung perbuatan jahat. Faktor orang melakukan tindak pidana terorisme ditinjau dari teori ini diantaranya faktor ideologi, faktor ketidakpuasan terhadap politik pemerintahan, faktor ekonomi, faktor kesenjangan sosial, faktor sosial dan budaya, pemahaman dan penafsiran ajaran agama yang tekstual, problem ideologi agama, kecenderungan salafisme. Upaya penanggulangan tindak pidana terorisme adalah melalui dua upaya yaitu upaya internal yang terdiri dari penegakan hukum, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sinergitas kelembagaan, penerapan deradikalisasi, penerapan kontra radikalisasi, membentuk gerakan milenial anti radikalisme, dan strategi pemerintah lainnya, sedangkan upaya eksternal yaitu suatu upaya atau bentuk kerjasama antar negara terkait program penanggulangan tindak pidana terorisme khususnya di Indonesia. Kata Kunci: Terorisme, Kriminologi, Teori Differential Association
SEL PLASMA LEUKEMIA HUBUNGAN DENGAN MIELOFIBROSIS Sri Sulistiandari; Budiman .
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 14, No 3 (2008)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v14i3.937

Abstract

Plasma cell leukemia (PCL) is a variant form of myeloma which contain more than >20% plasma cells and an absolute plasmacell content ≥ 2.000/mm3 in peripheral blood. PCL is a rare disorder, whole PCL with myelofibrosis is even more rare disorder. Thecorrelation between plasma cell leukemia and myelofibrosis is unclear. A 59-years-old woman referred to our hospital with generalweakness and severe anemia. Physical examination: looks pale, anaemic of conjunctiva, hepatosplenomegaly. The laboratory findingsare Hb 4.1 gr/dL, MCV 81 fL, MCH 26.7 pg, leucocytes 22.500/mm3, thrombocytes 26.000/mm3, reticulocytes 1.8%. The peripheralblood showed leucoerythroblastic morphology with teardrop cells and 32% plasma cells. Bone marrow aspiration revealed massiveplasma cell infiltrations (90%). Protein electrophoresis showed hypogammaglobulinemia. There is no evidence of osteolitic bone lesionon radiological examination. Clinical and laboratory finding above support the diagnosis of Primary Plasma Cell Leukaemia that maylead to myelofibrosis as a complication. Bone marrow biopsy is required to confirm diagnosis of myelofibrosis.