Hairani Lubis
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Psychological Capital and Non-Physical Work Environment on Millennial Generation Employees Work Engagement Azatil Aqmar Roemy Aprillie; Hairani Lubis; Dian Dwi Nur Rahmah
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 11, No 1 (2022): Volume 11, Issue 1, March 2022
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v11i1.6897

Abstract

The millennial generation is the generation that will dominate the world of work. However, currently the millennial generation is known as a generation that likes to change jobs. It takes a good work engagement so that the millennial generation can survive in their work. This study aims to empirically examine whether there is an influence of psychological capital and non-physical work environment on work engagement in the millennial generation in Samarinda City. The subjects of this study were 355 millennial generation employees who were selected using purposive sampling technique. The measuring instrument used in this research is the work engagement scale, psychological capital scale, and non-physical work environment scale. Data analysis technique using multiple model regression test resulted in calculated F value = 177.435 > F table = 3.02, adjust R square = 0.502, and p = 0.000. These results indicate that there is an influence between psychological capital and non-physical work environment on work engagement in the millennial generation in Samarinda City. Generasi milenial merupakan generasi yang akan mendominasi dunia kerja. Namun, saat ini generasi milenial dikenal sebagai generasi yang suka berpindah pekerjaan. Dibutuhkan keterikatan kerja yang baik agar generasi milenial mampu bertahan dalam pekerjaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik ada atau tidaknya pengaruh modal psikologis dan lingkungan kerja non fisik terhadap keterikatan kerja pada generasi milenial di Kota Samarinda. Subjek penelitian ini adalah 355 orang karyawan generasi milenial yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala keterikatan kerja, skala modal psikologis, dan skala lingkungan kerja non fisik. Teknik analisa data menggunakan uji regresi model berganda menghasilkan nilai F hitung = 177.435 > F tabel = 3.02, adjust R square = 0.502, dan p = 0.000. Hasil tersebut menunjukkan terdapat pengaruh antara modal psikologis dan lingkungan kerja non fisik terhadap keterikatan kerja pada generasi milenial di Kota Samarinda.
Efektivitas Terapi Film Dalam Meningkatkan Harga Diri Nikmatul Hidayati Solikhatin; Hairani Lubis
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9, No 3 (2021): Volume 9, Issue 3, September 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v9i3.6498

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah terapi film efektif dalam meningkatkan harga diri pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 31 Samarinda dengan jumlah 60 siswa. Desain penelitian menggunakan non-randomized pretest-posttest control group design dan menggunakan uji paired sample t-test. Hasil uji paired sample t-test diperoleh nilai (p) 0,000 pada kelompok eksperimen, p < 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak, artinya subjek yang diberikan terapi film mengalami peningkatan harga diri. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai (p) 0,029, p < 0,05 sehingga H1 diterima dan H0 ditolak, artinya subjek yang tidak diberikan terapi film juga mengalami peningkatan harga diri. Kesimpulannya terapi film tidak efektif digunakan dalam peningkatan harga diri. This research is aims to determine cinema therapy is effective to be used in increasing students’ self-esteem. The method used in this research is experiment. The sample of this research is population of students in Junior High School 31 Samarinda with total population of 60 students. The research method is non-randomized pretest-posttest control group design and by using of paired sample t-test. Based on the test, the score that was obtained value (p) 0,000 in the experimental group, p < 0,05 so hypotheses H1 was accepted and H0 was refused which meant the subjects who was given cinema theraphy has increased self-esteem. While the results in the control group value (p) 0,029, p < 0,005 so hypotheses H1 was accepted and H0 was refused which meant the subjects was not given cinema theraphy has also increased self-esteem. The conclusion is cinema therapy is ineffective using to increasing self-esteem.
Hubungan Intensitas Penggunaan Gadget dengan Perilaku Agresif pada Anak Pra-Sekolah (4-6 Tahun) Fariza Jasmin Nikmah; Hairani Lubis
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9, No 2 (2021): Volume 9, Issue 2, Juni 2021
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikoborneo.v9i2.5982

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan gadget dengan perilaku agresif pada anak pra-sekolah (4-6 tahun). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah 30 orangtua anak didik TK Manuntung Balikpapan Barat yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku agresif dan skala intensitas penggunaan gadget. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji analisis Kendall’s tau-b dengan bantuan program SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa: ada hubungan intensitas penggunaan gadget terhadap perilaku agresif dengan nilai p = 0.014 (p < 0.05) dengan nilai korelasi sebesar = 0.324 yang menunjukan bahwa hubungan antar variabel memiliki korelasi yang positif, hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi intensitas penggunaan gadget maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak pra-sekolah (4-6 tahun).