Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Rancang Ulang Rantai Pasok Bahan Baku untuk Industri Minuman Sari Buah di Pasar Horeka Studi Kasus PT. Amanah Prima Indonesia Tangerang Wanto Sarwoko
JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri) Vol 2, No 1 (2019): JITMI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.42 KB) | DOI: 10.32493/jitmi.v2i1.y2019.p11-17

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proses pengadaan bahan baku di PT.Amanah Prima Indonesia. dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan pengadaan bahan baku karena terhambat musim panen. Untuk mendapat hasil yang baik dan optimal, untuk itu penggunaan Metode Supply Chain bisa diterapkan untuk membatu proses pengadaan bahan. Peningkatan pembelian pada saat panen sebanyak 34% tetapi  terjadi efesiensi biaya sebanyak 3%. Dengan pembelian dalam jumlah besar dapat menghemat cost dan proses produksi serta penerapan sewa gudang lebih murah dibanding harus membangun gudang sendiri karena penggunaannya hanya pada saat panen.
Analisi Kualitas Bahan Baku Nata De Coco untuk Mengurangi Produk Cacat pada Koko Drink dengan Metode Quality Control Circle (QCC) di PT. Triteguh Manunggal Sejati, Tangerang Wanto Sarwoko
JITMI (Jurnal Ilmiah Teknik dan Manajemen Industri) Vol 3, No 2 (2020): JITMI
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/jitmi.v3i2.y2020.p160-167

Abstract

Penelitian ini untuk menganalisa Kualitas Bahan Baku Nata De Coco Untuk Mengurangi Produk Cacat Pada Koko Drink Dengan Metode Quality Control Circle (QCC) Di PT. Triteguh Manunggalsejati, tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi produk cacat pada coco drink, beberapa tahapan dalam menurunkan cacat produk pada koko drink di PT. Triteguh Manunggalsejati dengan menggunakan metode Quality  Control Circle (QCC), diawali dengan melakukan tahapan pengelompokan cacat berdasarkan jenis cacatnya, kemudian menetapkan jenis cacat dominan, mencari tahu penyebab masalah dengan bantuan diagram sebab akibat (fishbone), merencanakan perbaikan dengan menerapkan prinsip 5W1H (What, When, Where, Why, dan Who) agar perbaikan berjalan efektif dan efisien, dilanjut dengan melaksanakan proses perbaikan, kemudian masuk ketahapan pemeriksaan hasil perbaikan dimana didapat jumlah cacat nata tidak standar sebanyak 5.496 pcs dari total cacat produksi sebanyak 33.408 pcs atau sebesar 16.45% dari total cacat produk sehingga usaha perbaikan yang dilakukan berhasil memenuhi target dikarenakan dapat menurunkan cacat sebesar (100% - (16,45% : 71,96% x 100%)) = (100% - 22,86%) = 77,14%, Untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas nata de coco yang terdapat didalam produk koko drink maka perlu dilakukan standarisasi terhadap Work Instraction (WI).
Perancangan perbaikan equipment kalibrasi pressure gauge dengan metode analisis perancangan kerja di PT. Surya Toto Indonesia Tbk Junaedi Junaedi; Wanto Sarwoko; Riki Effendi
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Turbo Desember 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v9i2.1337

Abstract

In the calibration process of pressure gauge is very much needed accuracy, which can time consuming, especially in the inspection process and will affect the correction value of each inspection process. The work design application method is very useful for learning the principles and mechanisms for obtaining a better work system design or method. With using work design analysis then the work process is mapped into work maps. The aim of the research is to minimize working time by using work design application methods to determine the standard time and improvements that must be made by company.  The results showed that the standard time for the pressure gauge calibration process before improvement was 3248.44 seconds. By using work design analysis, the time of the pressure gauge calibration process becomes more efficient with a standard time of 2291.86 seconds with an efficiency value of 91.72%.Keywords: Design, pressure gauge calibration equipment, work design method.
PERBAIKAN EQUIPMENT PROSES PRODUKSI TX442 DENGAN KONSEP DESIGN FOR MANUFACTURE AND ASSEMBLING (DFMA) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA Tbk Wanto Sarwoko
JURNAL INDUSTRI DAN TEKNOLOGI SAMAWA Vol 3 No 1 (2022): JITSA
Publisher : Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Sistem

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.049 KB)

Abstract

Surya Toto Indonesia Tbk, cara melakukan efektivitas di semua lini proses, dari awal sumber material datang sampai dengan produk jadi siap kirim ke pemakai demi memenuhi kepuasan pelanggan. tujuan dari penelitian untuk mengetahui waktu proses produksi finished goods bath and shower mixer (tipe TX442) di ruko H1 line concealed assembling sebelum dilakukan perbaikan di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk dan untuk mengetahui analisa perbaikan equipment pada proses produksi finished goods bath and shower mixer (tipe TX442) dengan pendekatan konsep design for manufacture and assembly di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Waktu proses produksi finished goods bath and shower mixer (tipe TX442) dengan jig periksa fungsi manual melalui proses identifikasi dan pengukuran waktu kerja dengan menggunakan sistem MOST total waktu proses produksi yang didapat adalah 17264 TMU atau 621.50 detik dan. Analisa perbaikan equipment pada proses produksi finished goods bath and shower mixer (tipe TX442) dengan pendekatan konsep design for manufacture & assembly (DFMA) menggunakan metode Boothroyd-Dewhurst, menghasilkan efisiensi pengurangan komponen jig periksa fungsi dari 26 komponen menjadi 10 komponen tanpa mengurangi fungsi dan kualitas jig. Pendekatan konsep DFMA dinilai cukup efektif karena mampu menaikan nilai efisiensi desain dibandingkan dengan nilai efisiensi sebelumnya yaitu meningkat 3,3%. Kemudian menurunkan waktu perakitan (Assembly Time) sebesar 39,5% yaitu dari 266,04 detik menjadi 160,95 detik dari desain jig sebelumnya. Perubahan desain jig periksa fungsi juga berpengaruh besar terhadap penurunan waktu proses produksi bath and shower mixer tipe TX442 sebesar 15,64% yaitu dari 621,50 detik menjadi 524,30 detik per produk, dimana dari total waktu tersebut ada dua tahapan proses yang mengalami penurunan yaitu proses persiapan sebesar 12,43% yaitu dari 95,54 detik menjadi 83,66 detik dan proses periksa fungsi sebesar 36,86% yaitu dari 231,48 detik menjadi 146,16 detik. Kemudian berdampak pula terhadap pencapaian target produktivitas yang mengalami kenaikan sebesar 18,54% yaitu dari 42 Pcs menjadi 50 Pcs per hari.
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SASIS HT-661 MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROSESS CONTROL PADA PT. TEKNOPLAST Muhammad Erwin Haryanto; Rini Alfatiyah; Wanto Sarwoko
Teknologi : Jurnal Ilmiah dan Teknologi Vol 3, No 2 (2020): TEKNOLOGI : Jurnal Ilmiah dan Teknologi
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/tkg.v3i2.19702

Abstract

PT. Teknoplast mengalami permasalahan dalam membuat produk yang dihadapi dalam membuat produk mainan anak-anak, jumlah produk cacat yang masih di atas batas maksimal yang sudah ditetapkan khususnya pada produk Sasis HT-661. Untuk mengurangi jumlah cacat tersebut diperlukan metode pengendalian kualitas. Selanjutnya dengan menggunakan metode Statistical Prosess Control dengan perhitungan diagram pareto, histogram, dan peta kendali p diperoleh 3 jenis cacat terbesar yang di prioritaskan untuk dilakukan perbaikan dengan pengurutan tingkat terbesar kecacatan produk adalah Short Shot sebesar 5.754 pcs, Weld Line sebesar 1.072 pcs, dan Silver Streak 866 pcs. Selanjutnya, usulan perbaikan yang diberikan dapat diketahui faktor penyebab cacat berasal dari faktor manusia, faktor mesin/peralatan yang tidak dalam kondisi baik saat digunakan, bahan baku material yang perlu dijaga kualitasnya, metode kerja yang harus dilaksanakan sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan dan faktor lingkungan yang harus dijaga kebersihan untuk menghasilkan output sesuai standar. Sehingga, perusahaan dapat mengambil tindakan pencegahan serta perbaikan dengan fishbone dan perbaikan 5W+1H untuk menekan tingkat kecacatan dan meningkatkan kualitas produk.