This Author published in this journals
All Journal Aksara Aksara
I Nengah Sukayana
Balai Bahasa Provinsi Bali Jalan Trengguli I No. 34, Tembau, Denpasar 80238, Bali, Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MASYARAKAT DI KOTA TABANAN, BALI UNTUK MENGGUNAKAN ALIH KODE I Nengah Sukayana
Aksara Vol 26, No 1 (2014): Aksara, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1532.883 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v26i1.140.15-23

Abstract

Masyarakat di kota Tabanan mayoritas tergolong dwibahasawan karena setidak-tidaknya mereka menguasai bahasa Bali (sebagai bahasa ibu) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yang didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah. Sebagai dwibahasawan, dalam berkomunikasi mereka akan menyesuaikan diri dengan topik, situasi, serta lawan bicaranya untuk memilih bahasa yang cocok atau pantas digunakan. Tentunya sebagai dwibahasawan, mereka akan lebih leluasa untuk memilih bahasa yang lebih sesuai bila dibandingkan dengan seorang yang ekabahasawan. Dari kajian yang dilakukan, ternyata masyarakat di kota Tabanan telah melakukan alih kode dalam berkomunikasi, baik antarwarga Tabanan maupun dengan warga di luar Tabanan. Adapun faktor-faktor yang memotivasi mereka untuk beralih kode sebagai berikut. (a) Kehadiran orang ketiga yang tidak mengenal atautidak mengerti bahasa Bali. (b) Adanya pergantian topik untuk menonjolkan suasana kebalian. (c) Adanya peralihan suasana dari suasana santai ke suasana formal. (d) Adanya pengutipan kode yang digunakan dalam teks.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MASYARAKAT DI KOTA TABANAN, BALI UNTUK MENGGUNAKAN ALIH KODE I Nengah Sukayana
Aksara Vol 26, No 1 (2014): Aksara, Edisi Juni 2014
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v26i1.140.15-23

Abstract

Masyarakat di kota Tabanan mayoritas tergolong dwibahasawan karena setidak-tidaknya mereka menguasai bahasa Bali (sebagai bahasa ibu) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yang didapatkan melalui pendidikan formal di sekolah. Sebagai dwibahasawan, dalam berkomunikasi mereka akan menyesuaikan diri dengan topik, situasi, serta lawan bicaranya untuk memilih bahasa yang cocok atau pantas digunakan. Tentunya sebagai dwibahasawan, mereka akan lebih leluasa untuk memilih bahasa yang lebih sesuai bila dibandingkan dengan seorang yang ekabahasawan. Dari kajian yang dilakukan, ternyata masyarakat di kota Tabanan telah melakukan alih kode dalam berkomunikasi, baik antarwarga Tabanan maupun dengan warga di luar Tabanan. Adapun faktor-faktor yang memotivasi mereka untuk beralih kode sebagai berikut. (a) Kehadiran orang ketiga yang tidak mengenal atautidak mengerti bahasa Bali. (b) Adanya pergantian topik untuk menonjolkan suasana kebalian. (c) Adanya peralihan suasana dari suasana santai ke suasana formal. (d) Adanya pengutipan kode yang digunakan dalam teks.