p-Index From 2020 - 2025
0.778
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Aksara Aksara
Tri Amanat
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LICIK ATAU CERDIK? SERANGKAIAN TANGGAPAN DARING KEPADA SI KANCIL/A TRICKY OR CLEVER? THE RESPONSES ON CYBERSPACE TO THE MOUSE DEER Tri Amanat
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.302 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.543.209-222

Abstract

                               Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tanggapan daring terhadap (cerita) Si Kancil. Data penelitian diambil dari google.id dan google.com pada rentang November 2019—Januari 2020 berbentuk teks-teks tanggapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori resepsi pembaca. Tanggapan yang ditemukan berbentuk; interpretasi, kritik sastra, dan konkretisasi. Nada tanggapan berkategori; positif, netral, dan negatif. Tanggapan interpretasi berisi; pengaruh Si Kancil pada pembentukan karakter, implikasi budayanya, nilai-nilai dalam cerita, dan sejarahnya. Tanggapan kritik sastra berupa sorotan adanya kemungkinan pengaruh negatif Si Kancil terhadap karakter pembaca, dan solusi mengatasinya. Tanggapan konkretisasi berbentuk; menerjemahkan dalam bahasa Inggris, transfer media, dan menggubah cerita Si Kancil. Ditemukan kecenderungan orang asing/non-Indonesia lebih bisa menemukan sisi positif dari Si Kancil, dengan cara mengolah cerita Si Kancil sehingga layak dikonsumsi oleh anak-anak. Sebagian penanggap orang Indonesia ada yang menganggap Si Kancil bernilai negatif, ada yang menyarankan untuk menghapus cerita ini, dan ada yang menganggap cerita bangsa lain lebih hebat. Kata kunci: cerita Si Kancil, resepsi pembaca, tanggapan daring Abstract This study aims to examine online responses to the (Kancil) mouse deer. The research data was taken from google.id and google.com in the range of November 2019-January 2020 in the form of response texts. This research uses descriptive qualitative method with reader reception theory. The response found is shaped; interpretation, literary criticism, and concretization. The tone of response categorized; positive, neutral, and negative. Interpretation responses contain; Si Kancil’s in uence on character formation, cultural implications, values in the story, and its history. Literary criticism responses in the form of highlights of the possibility of the negative in uence of the Mouse Deer on the reader’s character, and solutions to overcome them. Concretization response takes the form of; translate in English, transfer media, and compose the story of The Mouse Deer. It was found that the tendency of foreigners / non- Indonesians was more able to nd the positive side of The Mouse Deer, by processing the Mouse Deer’s story so that it was suitable for consumption by children. Some of the Indonesian respondents consider that the Mouse Deer is negative, some suggest removing this story, and some consider the story of other nations to be more powerful. Keywords: The Mouse Deer story, reader reception, online responses
IDENTITAS BUDAYA DAN NILAI DEMOKRASI DALAM CERITA ASAL USUL TUJUH SUBSUKU MENTAWAI Tri Amanat
Aksara Vol 34, No 1 (2022): AKSARA, EDISI JUNI 2022
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.769 KB) | DOI: 10.29255/aksara.v34i1.958.41-60

Abstract

Identitas budaya merupakan suatu hal yang penting dalam masyarakat tradisional seperti Mentawai. Namun, kontestasi antara subsuku seringkali menimbulkan potensi perpecahan dan friksi antara suku dan subsuku dalam masyarakat tradisonal seperti di Mentawai. Melalui sastra khususnya cerita asal-usul nenek moyang dan suku, kami mencoba menggali persoalan identitas dan demokrasi pada tujuh kelompok subsuku di Siberut Selatan. Data pokok yang digunakan dalam studi ini berasal dari cerita asal-usul, baik yang terungkap di dalam mitos, legenda, dongeng, maupun kisah-kisah sejarah yang disampaikan secara lisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis, sebuah pendekatan yang mengutamakan cara pandang penutur asli di dalam memahami fenomena-fenomena budaya. Kerangka teori tentang identitas budaya dan nilai-nilai demokratis diperoleh secara selektif dari pandangan-pandangan ahli di bidangnya. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis data berupa analisis kualitatif dengan subjek kajian tujuh subsuku di Siberut Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan cerita asal-usul nenek moyang dan suku di Siberut Selatan, dapat dijelaskan bahwa masyarakat Mentawai terbuka pada perubahan, religius di dalam menghadapi persoalan-persoalan eksistensial kehidupan, termasuk di dalam relasi mereka dengan Tuhan, sesama, dan alam. Masyarakat subsuku di Siberut Selatan melalui masa transisi dari masyarakat yang tradisional ke masyarakat semi modern yang mengusung nilai demokrasi dalam menyelesaikan konflik secara musyawarah dan mufakat atau menjauh dari konflik horizontal dengan cara membangun tempat tinggal yang baru dan subsuku yang baru. Dengan demikian, patut disadari bahwa di dalam jiwa masyarakat tradisional, telah terbangun identitas budaya dan sistem nilai demokrasi yang tidak kalah dengan masyarakat modern
IDENTITAS BUDAYA DAN NILAI DEMOKRASI DALAM CERITA ASAL USUL TUJUH SUBSUKU MENTAWAI Tri Amanat
Aksara Vol 34, No 1 (2022): AKSARA, EDISI JUNI 2022
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v34i1.958.41-60

Abstract

Identitas budaya merupakan suatu hal yang penting dalam masyarakat tradisional seperti Mentawai. Namun, kontestasi antara subsuku seringkali menimbulkan potensi perpecahan dan friksi antara suku dan subsuku dalam masyarakat tradisonal seperti di Mentawai. Melalui sastra khususnya cerita asal-usul nenek moyang dan suku, kami mencoba menggali persoalan identitas dan demokrasi pada tujuh kelompok subsuku di Siberut Selatan. Data pokok yang digunakan dalam studi ini berasal dari cerita asal-usul, baik yang terungkap di dalam mitos, legenda, dongeng, maupun kisah-kisah sejarah yang disampaikan secara lisan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografis, sebuah pendekatan yang mengutamakan cara pandang penutur asli di dalam memahami fenomena-fenomena budaya. Kerangka teori tentang identitas budaya dan nilai-nilai demokratis diperoleh secara selektif dari pandangan-pandangan ahli di bidangnya. Metode yang digunakan untuk melakukan analisis data berupa analisis kualitatif dengan subjek kajian tujuh subsuku di Siberut Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan cerita asal-usul nenek moyang dan suku di Siberut Selatan, dapat dijelaskan bahwa masyarakat Mentawai terbuka pada perubahan, religius di dalam menghadapi persoalan-persoalan eksistensial kehidupan, termasuk di dalam relasi mereka dengan Tuhan, sesama, dan alam. Masyarakat subsuku di Siberut Selatan melalui masa transisi dari masyarakat yang tradisional ke masyarakat semi modern yang mengusung nilai demokrasi dalam menyelesaikan konflik secara musyawarah dan mufakat atau menjauh dari konflik horizontal dengan cara membangun tempat tinggal yang baru dan subsuku yang baru. Dengan demikian, patut disadari bahwa di dalam jiwa masyarakat tradisional, telah terbangun identitas budaya dan sistem nilai demokrasi yang tidak kalah dengan masyarakat modern
LICIK ATAU CERDIK? SERANGKAIAN TANGGAPAN DARING KEPADA SI KANCIL/A TRICKY OR CLEVER? THE RESPONSES ON CYBERSPACE TO THE MOUSE DEER Tri Amanat
Aksara Vol 32, No 2 (2020): AKSARA, Edisi Desember 2020
Publisher : Balai Bahasa Provinsi Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29255/aksara.v32i2.543.209-222

Abstract

                               Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tanggapan daring terhadap (cerita) Si Kancil. Data penelitian diambil dari google.id dan google.com pada rentang November 2019—Januari 2020 berbentuk teks-teks tanggapan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori resepsi pembaca. Tanggapan yang ditemukan berbentuk; interpretasi, kritik sastra, dan konkretisasi. Nada tanggapan berkategori; positif, netral, dan negatif. Tanggapan interpretasi berisi; pengaruh Si Kancil pada pembentukan karakter, implikasi budayanya, nilai-nilai dalam cerita, dan sejarahnya. Tanggapan kritik sastra berupa sorotan adanya kemungkinan pengaruh negatif Si Kancil terhadap karakter pembaca, dan solusi mengatasinya. Tanggapan konkretisasi berbentuk; menerjemahkan dalam bahasa Inggris, transfer media, dan menggubah cerita Si Kancil. Ditemukan kecenderungan orang asing/non-Indonesia lebih bisa menemukan sisi positif dari Si Kancil, dengan cara mengolah cerita Si Kancil sehingga layak dikonsumsi oleh anak-anak. Sebagian penanggap orang Indonesia ada yang menganggap Si Kancil bernilai negatif, ada yang menyarankan untuk menghapus cerita ini, dan ada yang menganggap cerita bangsa lain lebih hebat. Kata kunci: cerita Si Kancil, resepsi pembaca, tanggapan daring Abstract This study aims to examine online responses to the (Kancil) mouse deer. The research data was taken from google.id and google.com in the range of November 2019-January 2020 in the form of response texts. This research uses descriptive qualitative method with reader reception theory. The response found is shaped; interpretation, literary criticism, and concretization. The tone of response categorized; positive, neutral, and negative. Interpretation responses contain; Si Kancil’s in uence on character formation, cultural implications, values in the story, and its history. Literary criticism responses in the form of highlights of the possibility of the negative in uence of the Mouse Deer on the reader’s character, and solutions to overcome them. Concretization response takes the form of; translate in English, transfer media, and compose the story of The Mouse Deer. It was found that the tendency of foreigners / non- Indonesians was more able to nd the positive side of The Mouse Deer, by processing the Mouse Deer’s story so that it was suitable for consumption by children. Some of the Indonesian respondents consider that the Mouse Deer is negative, some suggest removing this story, and some consider the story of other nations to be more powerful. Keywords: The Mouse Deer story, reader reception, online responses