Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL BERISIKO HIV AIDS PADA GAY DI KECAMATAN CENGKARENG TAHUN 2016 Eti Supriati S; Hadi Siswanto S
JURNAL BIDANG ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2017): Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.955 KB) | DOI: 10.52643/jbik.v7i2.38

Abstract

ABSTRAK Salah satu sub-populasi yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV-AIDS adalah Gay. Berdasarkan data Survei terpadu biologis dan perilaku (STBP 2015) pada gay yaitu berganti ganti pasangan dengan cara menjual seksual mengalami kenaikan  cukup significan dari 1,6% pada tahun 2007 menjadi 11,79% pada tahun 2015 kenaikannya 10,09%. Persentase Faktor Penularan HIV Pada gay mengalami peningkatan  4,8% dari   tahun 2015 pada triwulan satu sampai tahun 2016 pada triwulan satu. Tujuan penelitian  untuk mengetahui dan menjelaskan distribusi frekuensi perilaku seksual berisiko pada gay dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko HIV/AIDS pada gay di wilayah Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2016. Penelitian ini kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional. Penelitian dilakukan di wilayah Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat, Bulan Juli - Agustus tahun 2016. Responden total populasi  sebanyak 67 orang.Analisis univariat dan bivariat dengan Chi Square. Hasil univariat perilaku berisiko HIV/AIDS pada gay  kategori berisiko 36 responden (53,7%) dan sisanya mempunyai perilaku tidak beriko. Berdasarkan uji statistik variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku berisiko HIV  adalah pengetahuan, sikap, pekerjaan, perolehan informasi pendidikan seks, dan dukungan petugas kesehatan sedangkan variabel yang berhubungan dengan perilaku berisiko terhadap HIV/AIDS adalah umur p  0,021, OR 4,478, 95%CI 1,371-14,626, dan pendidikan p 0,046, OR 0,046, OR 0,035, 95%CI 0,106-0,875. Simpulan sebagian besar gay berisiko terhadap HIV/AIDS, faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisko HIV/AIDS adalah umur dan pendidikan gay. Saran : kegiatan promosi kesehatan tentang HIV/AIDS perlu dilaksanakan lebih intensif, berkelanjutan dan melakukan kerjasama lintas sektor terkait bersama dengan organisasi berbasis masyarakat, lembaga swadaya, tokoh masyarakat dan kalangan media massa. Kata Kunci : Perilaku Seksual beresiko, Gay, HIV AIDS, umur,pendidikan.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres Kerja Pada Perawat Bagian Rawat Inap Di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2017 Muji Hartono; Hadi Siswanto
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.923 KB) | DOI: 10.52643/jukmas.v1i1.549

Abstract

Stres kerja pada Perawat Bagian Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Jakarta dalam survei pendahuluan tahun 2017 memiliki stres kerja sebesar 61.5% yang disebabkan karena berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan determinan faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja perawat bagian Rawat Inap di RS Haji Jakarta. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 69 orang perawat. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat diketahui bahwa perawat yang mengalami stres kerja bagian Rawat Inap di RS Haji Jakarta sebanyak 60.9%. Hasil analisis bivariat data menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara masa kerja (nilai p value = 0.039 dan nilai OR= 6.182), shift kerja (nilai p value = 0.002 dan nilai OR = 6.182), beban kerja (nilai p value = 0.010 dan  nilai OR = 4.25) dengan terjadinya stres kerja pada perawat bagian Rawat  Inap di RS Haji Jakarta. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara umur  ( nilai p value = 0.092) dan  pengembangan  karir ( p value = 0.627) dengan terjadinya stres kerja pada perawat bagian di Rawat Inap  RS Haji Jakarta. Saran, perlu adanya rotasi atau mutasi bagi perawat yang telah lama bertugas, pihak Rumah Sakit sebaiknya mengadakan olahraga setiap satu minggu sekali selama 30 menit untuk mengendalikan kejadian stres agar badan terasa segar dan siap untuk melakukan rutinitas kerja.Daftar Bacaan    : 27 ( 1994-2013)Kata Kunci           : Stres Kerja, Rumah Sakit, Perawat Rawat Inap
Analisis Perilaku Kerja Radiografer Di Rumah Sakit Tipe B Jakarta Pusat Tahun 2017 Bintang Evelyn; Hadi Siswanto
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS) Vol 2, No 1 (2018): Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.402 KB) | DOI: 10.52643/jukmas.v2i1.566

Abstract

Berdasarkan studi pendahuluan pada Rumah Sakit Tipe B Jakarta Pusat tahun 2017 didapatkan sebanyak 55% radiografer berperilaku tidak aman tanpa menggunakan perlengkapan proteksi radiasi saat bekerja dan 45% radiografer berperilaku aman dengan menggunakan perlengkapan proteksi radiasi saat bekerja. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada penyebab yang berhubungan mengenai perilaku kerja radiografer di Rumah Sakit Tipe B Jakarta Pusat tahun 2017.Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional.  Penelitian dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2017. Populasi pada penelitian ini berjumlah 40 orang dan menggunakan teknik sampling jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (perilaku kerja) dan dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian, diketahui 57,5% radiografer berperilaku tidak aman dan 42,5% berperilaku aman. Variabel yang diketahui memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku kerja adalah pengetahuan, sikap dan pelatihan sedangkan variabel umur dan ketersediaan fasilitas tidak ada hubungan yang bermakna dengan perilaku kerja.Kata kunci           : Keselamatan, Radiasi, Perilaku Kerja, Radiografer, Rumah Sakit Tipe B