Cellulose Fiber Hydrolysis of Bintaro Fruit as Bioetanol Raw Material Sea mango Cerbera odollam) is commonly planted to provide shade on roadsides. It can grow in an extreme environment and is easily found throughout Indonesia. The fruit will change its color after being peeled which indicates glucose content. It shows that the fruit has a value as a source for bioethanol production. The purposes of this research were to determine the optimum hydrolysis time and substrate concentration and the contents of lignin and cellulose. The benefits of this research were information about cellulose and lignin contents, optimum time and substrate concentration in enzyme hydrolysis, and an alternative utilization of sea mango as a prospective source in bioethanol production. The research methods consists of analyzing cellulose and lignin contents, determining the dilution of enzyme solution, the optimum time and the optimum substrate concentration in enzyme hydrolysis. Cellusoft L was used in hydrolysis with 5 g/L buffer concentration. The result showed that diluting enzyme solution would reduce the yield of glucose. The optimum time for enzyme hydrolysis is 72 hours and the optimum substrate concentration is 80 g/L. Cellulose and lignin contents are 36.945% and 38% respectively. Keywords: bioethanol, cellulose, enzyme hydrolysis, sea mango (Cerbera odollam)AbstrakPohon bintaro (Cerbera odollam) merupakan tanaman yang sering digunakan sebagai tanaman peneduh. Tanaman ini dapat tumbuh di lingkungan ekstrim dan banyak tersebar di Indonesia. Buah bintaro yang telah dikupas akan mengalami perubahan warna menjadi coklat yang menunjukkan adanya kandungan glukosa, yang berarti memiliki potensi sebagai sumber bioetanol. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui waktu dan konsentrasi substrat optimum yang memberikan perolehan glukosa tertinggi dan banyaknya kandungan selulosa dan lignin dalam buah bintaro. Manfaat penelitian ini adalah mendapatkan data kandungan selulosa dan lignin buah bintaro dan menambah pengetahuan berkaitan dengan proses hidrolisis enzim buah bintaro, berupa waktu hidrolisis optimum enzim dan konsentrasi substrat optimum, serta memberikan alternatif pemanfaatan buah bintaro sebagai salah satu bahan baku yang berprospek dalam pembuatan bioetanol. Metode penelitian terdiri dari penentuan kandungan selulosa dan lignin, penentuan pengenceran larutan enzim, waktu optimum dan konsentrasi substrat optimum dalam hidrolisis enzim. Hidrolisis menggunakan enzim Cellusoft L dengan konsentrasi 5 g/L buffer sitrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengenceran larutan enzim saat hidrolisis enzim akan mengurangi perolehan glukosa. Waktu hidrolisis optimum enzim buah bintaro adalah 72 jam dan konsentrasi substrat optimum adalah 80 g/L. Kandungan selulosa dan lignin buah bintaro berturut-turut adalah 36,945% dan 38%.Kata kunci: bioetanol, buah bintaro (Cerbera odollam), hidrolisis enzim, selulosa