Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBANGUNAN INDUSTRI PERTAHANAN INDONESIA: MENUJU PEMENUHAN TARGET MEF ATAU SEKEDAR MENUJU ARM CANDY? Lukman Fahmi Djarwono
DEFENDONESIA Vol 2 No 2: Defendonesia Juni 2017
Publisher : Lembaga Kajian Pertahanan Strategis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.781 KB) | DOI: 10.54755/defendonesia.v2i2.61

Abstract

MEF (Minimum Essential Force) merupakan standar penting dan minimum dari kekuatan yang harus ditetapkan sebagai prasyarat mendasar agar TNI (Tentara Nasional Indonesia) dapat menjalankan misinya secara efektif dalam menghadapi ancaman yang sebenarnya. Salah satu sarana untuk mewujudkan MEF adalah melalui pengembangan industri militer dalam negeri. Optimalisasi pengembangan industri pertahanan nasional baru saja diberlakukan sejak 2010 melalui Kebijakan Umum Pertahanan Negara (Jakum Hanneg) 2010-2014, dan akan berlanjut selama dua periode lima-tahun lagi (sampai 2024). Selama belum ada definisi yang jelas mengenai "keamanan nasional", masih sulit untuk membentuk postur pertahanan yang ideal. Oleh karena itu, pencapaian MEF masih akan menghasilkan kesenjangan kemampuan. Kesenjangan ini diharapkan dapat berkurang -jika tidak dihilangkan dengan memiliki industri pertahanan nasional yang solid. Artikel ini akan mengeksplorasi peran industri pertahanan nasional untuk mencapai MEF, sekaligus untuk mengurangi kesenjangan kemampuannya di Indonesia.
PENGUATAN PEMAHAMAN KONSEP MASYARAKAT ASEAN DI KALANGAN APARATUR KELURAHAN KOTA SURAKARTA Ignatius Agung Satyawan; Salieg Luki Munestri; Lukman Fahmi Djarwono
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 5, No 2 (2017)
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v5i2.18344

Abstract

Nowadays, the ASEAN Community supported by three pillars: political-security, economy and social-cultural pillars have come into force since the end of 2015. Entry into force of the ASEAN Community is automatically binding on all government and society in ASEAN, including in Surakarta. Some preliminary studies indicate that there are still many government officials do not understand the concept of the ASEAN Community. Village as well as sub-district officials are most strategic unit because they are dealing directly with the public. Therefore, strengthening the understanding among village and sub-district officials is important so that the concept of ASEAN Community can be clearly understood by the society and they are expected to obtain benefit from the ongoing ASEAN Community.Key words: ASEAN Community, ASEAN Economic Community, local government, small scale enterprise.