Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

OH-1 Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu: Implementasi Pendekatan One Health dalam Tatalaksana Kasus Gigitan yang Cost Effective I Wayan Pujana; Gede Agus Joni Uliantara; Ni Made Sukerni
Hemera Zoa Proceedings of the 20th FAVA & the 15th KIVNAS PDHI 2018
Publisher : Hemera Zoa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.212 KB)

Abstract

PENDAHULUANRabies atau penyakit anjing gila merupakan penyakit infeksi akut yang bersifat zoonosis menyerang susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies terutama anjing. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 59.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat Penyakit ini. Sebagaian besar kasus terjadi di Asia dan Afrika dimana hampir 40% diantaranya menimpa anak-anak usia <15 tahun (WHO, 2018)Kementerian Kesehatan RI mencatat sampai saat ini sudah 25 Provinsi yang dinyatakan sebagai wilayah tertular rabies dan  hanya 9 provinsi yang statusnya bebas rabies (baik secara historis maupun dibebaskan) (Kemenes, 2013). Provinsi Bali yang sebelumnya dinyatakan bebas rabies, sejak bulan Nopember 2008 dinyatakan sebagai Provinsi ke 24 yang tertular rabies dengan ditemukannya kasus kematian rabies di wilayah Desa Ungasan Kabupaten Badung. Sejak saat itu rabies secara perlahan menyebar ke seluruh kabupaten Kota di Bali dengan puncaknya terjadi pada tahun 2010 dengan total kematian sebanyak 82 kasus. Sejak Tahun 20018 sampai Bulan September tahun 2018 sudah 173 orang dilaporkan meninggal akibat rabies.Dengan populasi anjing yang mencapai 400.000 sampai 500.000 ekor, menyebabkan Bali sebagai medan paling berat dalam pengendalian rabies dengan konsekwensi tingginya kasus gigitan dan pemakaian vaksin anti rabies (VAR) serta tingginya risiko kematian akibat rabies pada manusia. Berdasarkan laporan Dinas kesehatan Provinsi Bali kasus gigitan HPR sejak tahun 2009 sampai 2015 sudah mencapai 331.857 kasus dimana sebanyak 285.499 kasus diantaranya diberikan VAR (86%). Dengan persentase pemberian VAR yang hampir mencapai 90% dari kasus gigitan yang ada maka biaya yang dialokasikan untuk pengadaan VAR dan SAR sangat besar. Berdasarkan rekapitulasi anggaran dari tahun 2008 sampai tahun 2016 total dana yang sudah dikeluarkan untuk pembiayaan logistik saja (VAR dan SAR) sudah mencapai lebih dari 100 Milyar Rupiah. Total dana tersebut hanya untuk pembiayaan pembelian VAR dan SAR saja, belum biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kapasitas petugas baik di sektor kesehatan maupun sektor kesehatan Hewan, belum termasuk juga total dana yang pembelian vaksin rabies untuk vaksinasi HPR di seluruh kabupaten/kota.Pada Tahun 2016 Badan Pangan PBB (FAO) melalui Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Dinas Kesehatan Provinsi Bali melakukan revitalisasi kegiatan Integrated Bite Case Management yang pernah dilaksanakan pada tahun 2012, dengan melaksanakan pelatihan terhadap petugas Pusat Kesehatan Hewan dan tenaga pengelola rabies di Puskesmas  (rabies centre) melalui Pelatihan Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT)Program ini diawali dengan melatih Master Trainer dari 9 kabupaten/kota dan provinsi dengan peserta 20 orang masing-masing 2 orang dari kabupaten/kota dan provinsi dengan rincian 1 orang petugas kesehatan masyarakat dan 1 orang dari kesehatan hewan.  Pada tahap selanjutnya dilaksanakan pelatihan petugas Puskeswan dan tenaga pengelola rabies di Puskesmas  (rabies centre) melalui Pelatihan Tatalaksana Kasus Gigitan Terpadu (TAKGIT) dengan melatih  20 sampai dengan 23 orang petugas di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan jumlah puskesmas/puskeswan di kabupaten/kota.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM LONTAR TUTUR SILAKRAMANING AGURON-GURON Ni Made Sukerni
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v4i1.391

Abstract

Pendidikan karakter mulai dinomor satukan oleh pemerintah, sebab perkembangan sosial politik, pendidikan dan kebangsaan sekarang ini memang cenderung menegaskan pendidikan karakter bangsa. Maraknya perilaku anarkis, tawuran antar warga, penyalahgunaan narkoba dan penyimpangan nilai-nilai karakter bangsa lainnya menunjukan indikasi adanya masalah akut dalam pembangunan karakter bangsa. Lontar Tutur Silakramaning Aguron-Guron merupakan salah satu sumber agama yang dijadikan sebagai pedoman dasar sebagai pembentukan karakter yang berlandaskan pada ajaran Tri Kaya Parisudh yang merupakan pondasi dalam membangun karakter anak yang dimulai dari pikiran.Kata Kunci : Pendidikan Karakter, Lontar Tutur Silakramaning Aguron-Guron
METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN DARING MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SDN 3 SADING I Made Marcoluna; Ni Made Sukerni; I Nengah Sumantra
UPADHYAYA: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN Vol 2 No 2 (2021): Volume 2 Nomor 2 Oktober 2021
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i2.2668

Abstract

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang penting untuk dilaksanakan, pandemi covid- 19menyebabkan pendidikan harus dilaksanakan tanpa adanya interaksi langsung antara guru dansiswa, oleh karena hal tersebut banyak terjadi permasalah dalam setiap proses pembelajaran,disinilah peranan guru sangat penting dalam menciptakan proses pendidikan yang interaktif.Sekolah Dasar No. 3 Sading menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran daring yangmemiliki efektivitas yang lebih dibandingkan pembelajaran daring konvensional lainnya.Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimanakah pelaksanaanmetode demonstrasi dalam pembelajaran daring Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu padasiswa kelas V di Sekolah Dasar No. 3 Sading? (2) Apa sajakah kendala metode demonstrasidalam pembelajaran daring Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu pada siswa kelas V diSekolah Dasar No. 3 Sading? dan (3) Bagaimanakah upaya-upaya mengatasi kendala metodedemonstrasi dalam pembelajaran daring Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindupada siswakelas V di Sekolah Dasar No. 3 Sading? Teori yang digunakan sebagai payung dalammenganalisa permasalah adalah teori struktural fungsional yang dikemukakan oleh TalcottParsons, teori behavior yang dikemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlo, dan teori konstruktivismedikemukakan oleh Jean Piaget, Bruner dan Lev Vygotsky. Penelitian ini tergolong dalampenelitian kualitatif. data disajikan secara deskriptif, dengan metode pengumpulan data berupawawancara, observasi, dokumen, dan kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukanpelaksanaan pembelajaran daring dengan penggunaan metode demonstrasi, terdiri dari tigatahapan yakni, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, kendala dalam pembelajaran inimeliputi, materi yang tidak dapat didemonstrasikan, dan sarana prasarana yang kurangmendukung, dan upaya menanggulanginnya adalah, dengan mencari referensi danmenggunakan sarana sebaik mungkin.