Dyah Erti Idawati
Department Of Architecture, Syiah Kuala University, Banda Aceh, Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

A CASE OF URBAN MIMICRY: CITRA RAYA, THE SINGAPORE OF SURABAYA Dyah Erti Idawati
Journal of Architecture&ENVIRONMENT Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (519.03 KB) | DOI: 10.12962/j2355262x.v14i1.a884

Abstract

Under the forces of globalization, there is considerable pressure for cities to enhance their attractiveness in numerous ways in order to attract capital. Surabaya, Indonesia’s second largest city, promotes a strategy to match the aesthetic criteria associated with imagined global metropolises. Singapore has been extremely influential in inspiring other cities in the South East Asian region and a dream to be another Singapore certainly appears in Surabaya.  Imitating Singapore’s gleaming towers and exotic waterfront, Surabaya has sought to eliminate backward scenes including more traditional settlement forms. Interestingly, this trend to create an image of Singapore is not only supported by the business community but by the Surabaya’s government as well.  This paper explores how the image of Singapore has influenced the shape of Surabaya in both systematic and practical ways, particularly addressing to what extent this obsession with Singapore has affected Surabaya images and identities?
Strategi Penataan Kawasan Pemukiman Kumuh dengan Penerapan Kampung Warna di Bantaran Krueng Dhoe Dyah Erti Idawati
RUANG: Jurnal Lingkungan Binaan (SPACE: Journal of the Built Environment) Vol 7 No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (900.321 KB) | DOI: 10.24843/JRS.2020.v07.i01.p03

Abstract

Krueng Aceh is the biggest river that divides Banda Aceh. Krueng Aceh has been contributed to the development of the city. Like many other rivers in Indonesia, the growth of illegal settlements along the riverbank has also been grown rapidly and been contributed to the slum condition in Banda Aceh. Settlements along the banks of Krueng Dhoe, Kerinci Hamlet, Seutui, Banda Aceh are included in the slum category. Therefore the “Kampung Warna” program can be a solution for managing the face of the Krueng Dhoe settlement. This activity uses the Quadruple Helix collaboration concept or known as ABCG elements (Academic, Business, Community and Government), namely Higher Education Institutions in Banda Aceh, the community, PKK Aceh Mobilization Team, Banda Aceh and Gampong City, Banda Aceh City Government, and KOTAKU (City Without Slums). This study aims to investigate the impact of environmental improvement on the quality of life of the community. It is expected that with this program, the impression of slums on the banks of Krueng Dhoe can be changed to become more beautiful, neat, and clean so that this location can become a tourist attraction that can generate income for the local community. This study utilized a qualitative approach with descriptive analysis. In this case, the method is more technical. Data collection techniques used are observation, interviews, and documents. Changes in the environment are becoming a more beautiful, neat, and organized community spirit to maintain the cleanliness of the house, the environment, and the river. The mutual self-help developed during the process of gampong’s improvement has been spread around and copied by the nearby neighborhoods. Keywords: slum; Krueng Dhoe riverbank; colorfully painted village Abstrak Krueng Aceh adalah sungai terbesar yang membelah Kota Banda Aceh. Krueng Aceh ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi tumbuh dan berkembangnya Kota Banda Aceh. Sebagaimana kondisi sungai di wilayah Indonesia, Krueng Aceh tidak luput dari tumbuhnya permukiman illegal di sepanjang bantarannya yang cenderung berkontribusi terhadap kekumuhan Kota Banda Aceh. Kampung warna dapat menjadi solusi untuk menata wajah permukiman Krueng Dhoe. Kegiatan ini menggunakan konsep kolaborasi Quadruple Helix atau yang dikenal dengan unsur ABCG (Academic, Business, Community dan Government) yaitu Institusi Perguruan Tinggi di Banda Aceh, masyarakat, Tim Penggerak PKK Aceh, Kota Banda Aceh maupun Gampong, Pemerintah Kota Banda Aceh, serta KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh). Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana pengaruh perubahan lingkungan permukiman di sepanjang sungai menjadi gampong warna-warni terhadap kualitas hidup masyarakat yang tinggal disana. Diharapkan dengan adanya program ini kesan kumuh di bantaran Krueng Dhoe dapat berubah menjadi lebih indah, rapi, dan bersih sehingga lokasi ini bisa menjadi objek wisata yang nantinya dapat mempengaruhi pendapatan masyarakat setempat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pemaparan data secara deskriptif. Dalam hal ini metode lebih bersifat teknis pelaksanaan lapangan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumen. Perubahan Lingkungan yang menjadi lebih indah, rapi dan tertata memicu semangat masyarakat untuk menjaga kebersihan rumah, lingkungan dan sungainya. Perubahan lingkungan dengan cara gotong-royong juga memotivasi masyarakat di gampong lain untuk mempercantik gampong mereka. Kata Kunci: kawasan kumuh; bantaran Krueng Dhoe; gampong warna-warni
Penerapan Konsep High Tech Architecture pada Perancangan Pusat Akuatik dan Rekreasi di Banda Aceh Angga Junialdo Maliki; Dyah Erti Idawati; Zahriah Zahriah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 2 (2022): Volume 6, No.2, Mei 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.524 KB)

Abstract

Sebuah fasilitas olahraga akuatik (Pusat Akuatik) menjadi salah satu faktor yang menentukan pesatnya perkembangan potensi dari atlet serta minat masyarakat akan olahraga akuatik. Pusat Akuatik merupakan suatu tempat atau wadah untuk melakukan kegiatan olahraga kompetisi dan aktivitas olahraga yang berhubungan dengan air, meliputi cabang renang, renang indah, locat indah dan polo air. Provinsi Aceh, menjadi salah provinsi yang memiliki potensi bidang olahraga akuatik yang cukup baik, akan tetapi potensi-potensi ini tidak dapat dimaksimalkan apabila fasilitas penunjang dan sarana olahraganya belum memadai. Selain sebagai sarana rekreasi yang dapat dipergunakan oleh publik, sehingga secara tidak langsung saranaa rekreasi ini nantinya mempu memperkenalkan kegiatan dan event olehraga air kepada masyarakat. Berdasarkan potensi dan permasalahan tersebut, perancangan pusat akuatik dengan pendekatan konsep high tech architecture yang dianggap perlu dilakukan sebagai wadah yang mampu menampung kegiatan olahraga air dan rekreasi masyarakat, sebagai representatif dari bagian teknologi yang menampilkan bangunan bentang lebar dan akan menjadi bangunan ikonik di Provinsi Aceh.
Studi Pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa di Kota Bekasi Sebagai Ruang Publik Farah Mutia; Dyah Erti Idawati; Cut Dewi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 5, No 4 (2021): Volume 5, No.4, November 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (747.164 KB)

Abstract

Ruang publik merupakan wadah yang umumnya dipakai sebagai tempat berkumpulnya suatu masyarakat untuk kegiatan kontak publik. Salah satu contoh ruang publik adalah hutan kota yang merupakan suatu kawasan yang didominasi oleh pepohonan yang dibiarkan tumbuh secara alami. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas pemanfaatan dan menemukan solusi dari pemanfaatan yang ada di Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa. Penelitian ini menggunakan metodelogi kuantitatif melalui pendekatan deskriptif dengan teknik random sampling. Subjek pada penelitian ini berjumlah 77 orang yang merupakan pengunjung Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa. Data yang diuji adalah reliabilitas dan normalitas serta descriptive statistic menggunakan program SPSS 24.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina bangsa sebagai ruang publik berdasarkan tujuan datang memiliki variasi seperti yang bertujuan olahraga dengan nilai mean 87.86 dan median 86, lalu tujuan wisata dengan nilai mean 84.72 dan median 84, serta tujuan lain-lain dengan mean 85.40 dan median 83.00 yang berarti tujuan datang dapat mempengaruhi pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa sebagai ruang publik. Walaupun terdapat beberapa indikator yang pemanfaatannya belum sesuai sebagai ruang publik, data tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan Taman Hutan Kota Patriot Bina Bangsa sudah sesuai sebagai ruang publik ditinjau berdasarkan tujuan datang. 
Penerapan Tema Extending Tradition Pada Perancangan Museum Kebudayaan Aceh di Banda Aceh Araini Magfirah; Dyah Erti Idawati; Muliadi Muliadi
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 6, No 1 (2022): Volume 6, No.1, Februari 2022
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.078 KB)

Abstract

Abstrak               Museum kebudayaan merupakan tempat memamerkan benda kebudayaan tradisional suatu daerah. Sebuah museum hendaknya mampu memenuhi fungsi sebagai sarana edukasi dan wisata. Museum Kebudayaan Aceh yang dibangun dimaksudkan dapat menjadi sarana edukasi serta rekreasi dengan memberikan pemahaman dan pejelasan mengenai 8 etnis yang ada di Aceh yaitu Etnis Aceh, Jamee, Singkil, Devayan, Kluet, Gayo, Alas dan Tamiang. Kota Banda Aceh  sendiri terdapat museum kebudayaan Aceh, namun belum terdapat penjelasan mendalam terkait 8 etnis di Aceh Serta bangunan museum yang tidak terlalu menarik minat wisatawan sehingga kurangnya jumlah pengunjung pada museum tersebut. Penerapan tema pada sebuah rancangan merupakan sebuah solusi, yaitu mampu mempengaruhi minat wisatawan untuk datang. Penerapan tema Extending Tradition pada Museum Kebudayaan Aceh dengan menggunakan metode 3D Visualization diharapkan dapat memberikan pengalaman mengenal budaya yang lebih realistis dibanding sebelumnya. Pembangunan museum kebudayaan Aceh ini diharapkan dapat menjadi sarana edukasi serta rekreasi dan sebagai wadah mengenalkan beragam kebudayaan 8 Etnis di Aceh kepada masyarakat setempat serta wisatawan. Application of the Extending Tradition Theme in the Design of the Aceh Cultural Museum in Banda AcehAbstract          Cultural museum is a place to exhibit traditional cultural objects of an area. A museum should be able to fulfill its function as a means of education and tourism. The Aceh Cultural Museum that was built is intended to be a means of education and recreation by providing an understanding and explanation of the 8 ethnic groups in Aceh, namely the Acehnese, Jamee, Singkil, Devayan, Kluet, Gayo, Alas and Tamiang. The city of Banda Aceh itself has a museum of Acehnese culture, but there is no in-depth explanation regarding the 8 ethnicities in Aceh. And the museum building is not very attractive to tourists, so there is a lack of visitors to the museum. The application of a theme in a design is a solution, which is able to influence the interest of tourists to come. The application of the Extending Tradition theme at the Aceh Cultural Museum using the 3D Visualization method is expected to provide a more realistic cultural experience than before. The construction of the Aceh cultural museum is expected to be a means of education and recreation and as a place to introduce various 8 Ethnic cultures in Aceh to the local community and tourists.