Yusi Helmiawati
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PEMBUATAN PILUS DAUN RUKU-RUKU (OCIMUM TENUIFLORUM.L) YANG BERKHASIAT MEMBANTU MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES Nida Salma Humeirah; Risa Kota Putra; Yusi Helmiawati
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 5 No 1 (2021): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.591 KB) | DOI: 10.51873/jhhs.v5i1.120

Abstract

Latar Belakang: Indonesia negara urutan keenam ancaman diabetesnya dengan kasus 10,3 juta untuk rentang usia 20-79 tahun. Pada tahun 2018 prevalensinya 8,5% dengan estimasi penderita mencapai 16 juta orang yang beresiko terkena penyakit lain, seperti serangan jantung, stroke, serta menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Sebanyak 90%-95% dari kasus merupakan diabetes tipe 2, yang dapat dicegah apabila mengikuti pola hidup yang sehat. Salah satu upaya pencegahan diabetes secara tradisional yaitu dengan mengkonsumsi daun ruku-ruku, khususnya bagi masyarakat pedesaan. Tanaman ini sudah digunakan untuk pengobatan ayurveda lebih dari 3000 tahun. Pada daunnya terdapat tanin, minyak esensial, alkaloid, flavonoid, steroid/triterpen, saponin serta glikosida. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat pilus daun ruku-ruku yang berkhasiat menurunkan kadar gula darah, sehingga baik untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (Action Research), dengan membuat formulasi sediaan pilus daun ruku-ruku untuk membantu penderita diabetes dalam menurunkan kadar gula darah. Hasil: Hasil penelitian sediaan pilus daun ruku-ruku yang lebih baik dibandingkan dengan formulasi lainnya, yaitu formulasi 2 karena sediaan tersebut tidak terlalu keras ketika di konsumsi. Pengamatan uji organoleptik sediaan pilus daun ruku-ruku selama 3 minggu tetap stabil dan tidak mengalami perubahan yang signifikan. Simpulan: Simpulan dari penelitian ini adalah, sediaan pilus daun ruku-ruku yang lebih disukai oleh responden yaitu formulasi ke 2 dan penyimpanan stabil selama 3 minggu
PEMBUATAN SEDIAAN OBAT GOSOK (LINIMENTUM) DARI BAHAN KELAPA (COCOS NUCIFERA L.) DAN EKSTRAK DAUN JOTANG KUDA (SYNEDRELLA NODIFLORA) N Rini Indriyani; Agus Djamaludin; Yusi Helmiawati
Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan) Vol 5 No 1 (2021): Journal of Holistic and Health Sciences (Jurnal Ilmu Holistik dan Kesehatan)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.066 KB) | DOI: 10.51873/jhhs.v5i1.148

Abstract

Latar Belakang: Obat Gosok (Linimentum) adalah sediaan cair atau kental mengandung analgetikum dan zat yang mempunyai sifat rubefacient melemaskan otot atau menghangatkan, digunakan sebagai obat luar. Linimentum yang terbuat dari bahan kimia di pasaran memiliki efek samping yang membahayakan bila digunakan secara terus-menerus. Maka dari itu obat gosok dari bahan herbal bisa dijadikan sebagai alternatif. Secara empiris daun jotang kuda memiliki sifat antioksidan dan analgesic. Selain itu, minyak kelapa murni (VCO) memiliki khasiat sebagai pemeliharaan kulit sehingga sangat cocok bila dijadikan sebagai basis dari linimentum. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan minyak gosok bahan alam yang stabil dengan pengujian organoleptik selama 3 minggu pada suhu kamar (30 ) dan suhu dingin (8 ). Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan (action reseach) meliputi perencanaan, pengambilan tindakan, pengamatan atau evaluasi atas tindakan. Pada penelitian ini formula yang digunakan yaitu VCO sebanyak 50 ml ditambahkan ekstrak daun jotang kuda sebanyak 0,5 gram. Hasil dari pengujian organoleptik selama 3 minggu pada suhu kamar (30 ) tidak terjadi perubahan bentuk dan warna yang menandakan tidak terjadinya pertumbuhan jamur. Akan tetapi sediaan minyak gosok ini mengalami perubahan bau setelah minggu ke 3, bau yang dihasilkan lebih lemah dibanding pengujian pada minggu pertama dan kedua. Simpulan: Dapat disimpulkan bahwa sediaan minyak gosok ini mampu bertahan selama 3 minggu pada suhu kamar (30 ) dan dapat digunakan sebagai minyak gosok pemeliharaan kulit maupun pereda nyeri