Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

CASE STUDY: QUANTUM TOUCH THERAPY TO TREAT INSOMNIA PATIENTS UNDERGOING HEMODIALYSIS Anton Suhendro; Untung Sujianto; Henni Kusuma
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 5, No 2 (2020): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : LPPM An Nuur Purwodadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v5i2.251

Abstract

Latar belakang: insomnia merupakan gangguan tidur yang prevalensinya paling tinggi pada pasien hemodialisa yaitu sekitar 45-69.1%. Insomnia yang dialami oleh pasien HD akan menyebabkan beberapa konsekuensi, diantaranya rasa kantuk di siang hari, depresi, kurang energi, gangguan kognitif, gangguan memori, lekas marah, disfungsi psikomotor dan penurunan kewaspadaan serta konsentrasi. Penelitian ini untuk menerapkan evidance based practice dalam penatalaksanaan insomnia pasien hemodialisa dengan terapi non farmakologi berbentuk Terapi Sentuhan Quantum (TSQ)Metode: penelitian ini menggunakan metode true experiment dengan desain pre dan post test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling.Hasil: TSQ bisa menurunkan insomnia dari tingkat insomnia berat ke tingkat insomnia sedang dan ringan. Meskipun penurunan insomnia tidak merata ke kategori insomnia ringan, namun penurunan insomnia menujukkan hasil yang signifikan dengan nilai p = 0.001Kesimpulan: TSQ berpengaruh positif terhadap penurunan skor insomnia dimana artinya adalah TSQ efektif terhadap penurunan skor insomnia pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Agar TSQ bisa menghasilkan efek yang optimal keluhan fisik yang sangat menganggu juga harus diberikan terapi, seperti adanya gatal-gatal seluruh tubuh (pruritus uremik), anoreksia, gastritis, anemia, nyeri sendi, dll. Kata kunci: Terapi Sentuhan Quantum, Insomnia, Hemodialisa
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN HIV/AIDS YANG MENJALANI PERAWATAN DI RSUPN CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA Henni Kusuma
Media Medika Muda Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Medicine Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.375 KB)

Abstract

Latar belakang: Penyakit HIV/AIDS bersifat kronis dan progresif sehingga berdampak luas pada segala aspek kehidupan baik fisik, psikologis, sosial, maupun spiritual penderitanya. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS diantaranya yaitu jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status marital, pekerjaan, kondisi ekonomi, lama menderita penyakit, stadium penyakit, masalah psikososial (depresi), dan dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien HIV/AIDS.Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi potong lintang dengan sampel sebanyak 92 responden dengan teknik purposive sampling. Adapun pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup dan kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Regresi Logistik Berganda.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pria (70,7%), berpendidikan tinggi (93,5%), bekerja (79,3%), tidak kawin (52,2%), berpenghasilan tinggi (68,5%), stadium penyakit lanjut (80,4%), depresi (51,1%), dukungan keluarganya non-supportif (55,4%), dankualitas hidup kurang baik (63,0%). Dari hasil analisis korelasi pada alpha 5% didapatkan ada hubungan yang bermakna antara depresi, dukungan keluarga, jenis kelamin, pendidikan, status marital, pekerjaan, penghasilan, dan stadium klinis penyakit dengan kualitas hidup (p=0,000; p=0,000; p=0,009; p=0,048; p=0,021; p=0,047; p=0,041; p=0,000). Selanjutnya, hasil uji regresi logistik menunjukkan responden yang mengalami depresi dan mempersepsikan dukungan keluarganya non-supportif beresiko untuk memiliki kualitas hidup kurang baik setelah dikontrol oleh jenis kelamin, status marital, dan stadium penyakit. Selain itu, diketahui pula bahwa dukungan keluarga merupakan faktor paling dominan yang berhubungan dengan kualitas hidup dengan nilai OR=12,06.Simpulan: Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan intervensi untuk memberdayakan keluarga agar senantiasa memberikan dukungan pada pasien HIV/AIDS. Selain itu, upaya pencegahan serta penanganan terhadap masalah depresi juga perlu dilakukan agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien HIV/AIDS. Kata kunci: kualitas hidup, HIV/AIDS
Sikap Perawat terhadap Persiapan Kematian pada Pasien Kanker Stadium Lanjut Nurul Izah; Fitria Handayani; Henni Kusuma
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 3 No. 1 (2020): Mei 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jikmb.v3i1.471

Abstract

Pasien kanker stadium lanjut atau tahap terminal secara umum mengalami kesulitan dalam penyembuhannya dan berakhir dengan kematian. Peran perawat sangat diperlukan dalam mempersiapkan kematian yang damai bagi pasien dengan kondisi ini dan keluarganya melalui perawatan menjelang ajal (end-of-life care). Sudut pandang terhadap kesiapan perawat dalam merawat pasien menjelang ajal dapat dijelaskan melalui sikapnya. Sikap perawat dapat mempengaruhi emosi dan perilaku perawat dalam merawat pasien terminal dan keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sikap perawat terhadap persiapan kematian padapasien kanker stadium lanjut. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif noneksperimental deskriptif survei. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 145 orang responden. Data penelitian ini dikumpulkan menggunakan kuesioner The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD). Hasil penelitian ini menunjukkan 76 orang dari 145 perawat (52,4%) memiliki sikap positif terhadap persiapan kematian yang damai bagi pasien kanker stadium lanjut. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan kedua domain sikap perawat mayoritas positif yakni 53,8% perawat memiliki sikap positif terhadap persiapan kematian bagi pasien kanker tahap terminal dan 57,2% perawat memiliki sikap positif terhadap persiapankeluarga menghadapi kematian pasien kanker stadium lanjut. Intervensi keperawatan bagi pasien kanker stadium lanjut menjelang ajal dan keluarga perlu ditingkatkan. Sangat penting untuk perawat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga mereka dalam membahas tentang masalah akhir kehidupan untuk meningkatkan kualitas hidupnya dan mempersiapkan kematian yang damai sertaberkualitas.Patients with advanced cancer are generally difficult to be healed and end up in death. Nurses' roles are needed in preparing the patient's death through end-of-life care. The nurses' viewpoint of readiness in caring for a dying patient can be explained through their attitudes. Nurses' attitudes will affect the nurses' emotions and actions while conducting end-of-life care for dying patients and their families. This study aims to determine the nurses' attitudes toward death preparation in advanced cancer patients at RSUP Dr. Kariadi Semarang. The type of this researchis descriptive quantitative non-experimental. The sampling technique used was total sampling with a sample of 145 respondents. Data was collected by using The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD) questionnaire. The results showed 76 of 145 nurses (52.4%) had positive attitudes toward death preparation. The result of the analysis of two domains showed 53.8% of nurses had positive attitudes toward death preparation in advanced cancer patients and also 57.2% of nurses had positive attitudes toward death preparation in families of advanced cancer patients. Nurse interventions are still needed to improve communication with patients and their families in discussing about end-of-life issues for improving the quality of life and good death.  
IPTEKS DESA BINAAN UNDIP MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN CUCI TANGAN PORTABLE Gilar Pandu Pandu Annanto; Lintang Dian Saraswati, SKM, M.Epid; Vivi Endar Herawati; Henni Kusuma
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 3, No 4 (2021)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bermitra dengan Ketua RT. 004 RW. 003 Kelurahan Bulusan Kec. Tembalang Kota Semarang.. Pada bulan Juli 2021 warga yang terpapar virus Covid-19 meningkat di mana tidak diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan dan bantuan alat protokol kesehatan untuk dapat menekan angka kejadian Covid-19. Mitra menyatakan bahwa hal ini akan dapat menjadi suatu momentum perubahan perilaku dimasa mendatang. Oleh karena itu dalam kegiatan ini diberikan bantuan pengadaan masker, hand sanitizer, serta pelatihan alat cuci tangan portabel dalam rangka memutus mata mata rantai penyebaran virus Covid-19 terutama di wilayah RT. 004 dan umumnya di RW. 003 Kelurahan Bulusan. Metode penyelesaian yang digunakan pada program ini adalah melakukan evaluasi terhadap hasil pelatihan pendampingan. Hasilnya sekarang mitra dapat membuat alat cuci tangan portable.
PENGARUH PROGRAM PEMBERDAYAAN PENDERITA KUSTA BERBASIS SUPPORT GROUP DENGAN PENDAMPINGAN KELUARGA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PERAWATAN MANDIRI Henni Kusuma; Susana Widyaningsih; Yuni Dwi Hastuti; Chandra Bagus Ropyanto; Untung Sujianto
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 9 No 4 (2019): Oktober
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.344 KB) | DOI: 10.32583/pskm.9.4.2019.387-394

Abstract

Morbus Hansen (Leprae) is communicable disease which caused by Mycobacterium Leprae. This disease disrupt peripheral nerves, skin, and other body tissues. Blora Regency, Central Java, has the largest of proportion of people with leprosy level 2 disabilities and new cases has increased from year to year. Several findings show that people with leprosy are still not able to perform self-care properly at home so that they experience advanced disabilities that reduce their quality of life. One effort to reduce solve this problem is a patient-family empowerment program in self-care training based on support groups. The purpose of this study is to analyze effect of empowerment among leprae’s patients in Subdistrict Kunduran, District Blora based on support group with family on increasing selfcare competencies. Method of this study is quasy experiment without control group with purposive sampling. Total samples in this study is 8 respondents. This research use leprae’s patients quetionary that has been used by other researcher before. The result show that any significant differences of selfcare competencies between before and after leprae’s patients empowerment program in self-care training use wilcoxon test. Average of pretest score is 55,67 (8-76) and average of posttest is 83,67 (64-100) with p=0,004. Based on this result, so it’s mean that empowerment program in self-care training among leprae’s patients with family based on support group effectively increase selfcare competencies in their home. This therapy can be an innovation on nursing intervention for leprae’s patients.
CASE STUDY: QUANTUM TOUCH THERAPY TO TREAT INSOMNIA PATIENTS UNDERGOING HEMODIALYSIS Anton Suhendro; Untung Sujianto; Henni Kusuma
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 5, No 2 (2020): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v5i2.251

Abstract

Latar belakang: insomnia merupakan gangguan tidur yang prevalensinya paling tinggi pada pasien hemodialisa yaitu sekitar 45-69.1%. Insomnia yang dialami oleh pasien HD akan menyebabkan beberapa konsekuensi, diantaranya rasa kantuk di siang hari, depresi, kurang energi, gangguan kognitif, gangguan memori, lekas marah, disfungsi psikomotor dan penurunan kewaspadaan serta konsentrasi. Penelitian ini untuk menerapkan evidance based practice dalam penatalaksanaan insomnia pasien hemodialisa dengan terapi non farmakologi berbentuk Terapi Sentuhan Quantum (TSQ)Metode: penelitian ini menggunakan metode true experiment dengan desain pre dan post test pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling.Hasil: TSQ bisa menurunkan insomnia dari tingkat insomnia berat ke tingkat insomnia sedang dan ringan. Meskipun penurunan insomnia tidak merata ke kategori insomnia ringan, namun penurunan insomnia menujukkan hasil yang signifikan dengan nilai p = 0.001Kesimpulan: TSQ berpengaruh positif terhadap penurunan skor insomnia dimana artinya adalah TSQ efektif terhadap penurunan skor insomnia pada pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Agar TSQ bisa menghasilkan efek yang optimal keluhan fisik yang sangat menganggu juga harus diberikan terapi, seperti adanya gatal-gatal seluruh tubuh (pruritus uremik), anoreksia, gastritis, anemia, nyeri sendi, dll. Kata kunci: Terapi Sentuhan Quantum, Insomnia, Hemodialisa