Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELOMPOK LANJUT USIA DALAM PEMILIHAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DI BANTUL YOGYAKARTA Dwi Endah Kurniasih
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 13, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.22 KB) | DOI: 10.35842/mr.v13i1.121

Abstract

Tantangan yang dihadapi lansia terutama pada penurunan kondisi tubuh. Upaya yang dilakukan baik pemerintah maupun swasta dengan memberikan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Fasilitas kesehatan tingkat pertama menjadi tumpuan di tingkat dasar dalam memberikan pelayanan yang baik kepada lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kelompok lansia dalam pemilihan fasilitas kesehatan di tingkat pertama. Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 41 lansia teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan bulan September s/d Oktober 2017 di lokasi Dusun Karet Pleret Bantul. Instrument yang digunakan berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan deskriptif dan uji korelasi untuk memperlihatkan faktor-faktor antara lain penddikan, penghasilan, kepesertaan BPJS, kepuasan layanan dan kemudahan akses. Hasilnya sebagian besar lansia berpendidikan rendah (95%), dengan penghasilan dibawah UMR (98%). Sebesar 88% lansia merupakan anggota BPJS, dengan 80% ditanggung oleh pemerintah dan 20% membayar iuran setiap bulannya. Mayoritas lansia memilih klinik swasta (68%) yaitu Klinik pratama RBG Rumah Zakat sebagai fasilitas kesehatan terpilihnya. Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan (P value 0.058), tingkat penghasilan (P value 0.303) dan kepesertaan BPJS (P value 0.878) dengan pemilihan fasilitas kesehatan.  Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan Fasilitas kesehatan diantaranya kepuasan layanan fasilitas kesehatan dengan P value 0,000. Faktor kemudahan akses memiliki korelasi kuat dan positif dengan P value 0,002. Kesimpulannya faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan pemilihan fasilitas kesehatan adalah kepuasan layanan dan kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan.  Kata Kunci : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, Lansia, Kepesertaan BPJS, Kepuasan Layanan
STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT Dwi Endah Kurniasih
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 11, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.032 KB) | DOI: 10.35842/mr.v11i3.24

Abstract

Program Mobil Sehat ini merupakan bentuk kepedulian PGN terhadap kesehatan masyarakat.. Pada akhir periode program, perlu dilakukan penelitian mendalam untuk mengevaluasi efektivitas dan dampak program pembinaan yang dilakukan oleh tim Mobil Sehat PGN. Metode penelitian yang digunakan merupakan riset evaluasi kuantitatif dengan desain evaluasi ex-post (pre post design). Pengambilan data dilakukan dengan metode survey/cross-sectional menggunakan kuesioner kepada 40 orang responden di Desa Kangkung Kecamatan Bumi Waras Lampung. Proses pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2015.Hasil penelitian tingkat pengetahuan masyarakat mengenai PHBS sudah cukup baik (32%) dan rumah tangga yang ber-PHBS meningkat 92,5% setelah dilakukan intervensi kegiatan. Perilaku mengelola sampah naik 100% dari sebelum intervensi. Angka kesakitan ISPA menurun 15% diare 5% dan DBD 10%. Kepuasan masyarakat terhadap layanan mobil sehat meningkat menjadi 100% dari periode program sebelumnya. Responden memiliki persepsi baik, mengenai citra layanan Mobil sehat PGN maupun Perusahaan. Manfaat program mobil sehat PGN dirasakan langsung oleh masyarakat disekitar operasi perusahaan, Hal tersebut didasari atas permintaan masyarakat untuk melanjutkan program dan memperluas wilayah implementasi.Kata kunci : Coorporate Social Responsibility, Mobil sehat PGN, Evaluasi Program
Perbedaan Efektifitas Art therapy dan Brain gym terhadap Fungsi Kognitif dan Intelektual pada Lansia Demensia di BPSTW Yogyakarta Rizky Erwanto; Dwi Endah Kurniasih
STRADA : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2018): November
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/sjik.v7i2.165

Abstract

Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular, merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi kognitif dan intelektual yang berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-hari pada lanjut usia. Berdasarkan masalah diatas, diperlukan upaya untuk mengatasi masalah demensia pada lansia yaitu dengan memberikan art therapy dan brain gym. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui efektifitas intervensi art therapy dan brain gym terhadap fungsi kognitif dan intelektual pada lansia demensia. Jenis penelitian ini adalah Quasi experimental dengan menggunakan rancangan pre dan post without control group design. Hasil uji menggunakan Wilcoxon signed rank test dengan p value sebesar 0,00 0,049, 0,00 dan 0,018. Nilai p value < 0,05, yang berarti bahwa kedua intervensi efektif terhadap fungsi kognitif dan intelektual lansia demensia. Hasil uji MannWhitney pada kedua kelompok didapatkan hasil 0,158 dan 0,935. Nilai p value < 0,05, berarti bahwa tidak ada perbedaan kedua intervensi terhadap fungsi kognitif dan intelektual lansia demensia.
CORRELATION BETWEEN DEPRESSION LEVELS AND HYPERTENSION INCIDENCE AT THE RESILIENT ELDERLY SCHOOL (SELANTANG) IN PASURUAN CITY, EAST JAVA Nisya Aulia Aziza; Adi Sucipto; Desty Ervira Puspaningtyas; Thomas Aquino Erjinyuare Amigo; Dwi Endah Kurniasih; Puspita Mardika Sari
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Vol. 12 No. 2 (2025): Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Univers
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/jkk.v12i2.603

Abstract

Hypertension is a global health issue, particularly among the elderly, and can be influenced by psychological factors such as depression. This study investigated the relationship between depression and hypertension among the elderly in the SELANTANG community, Pasuruan City. Utilizing a cross-sectional design, the research involved 175 elderly participants from a total population of 240. Data were collected in August 2023 using the Geriatric Depression Scale (GDS) and blood pressure measurements. Results showed that most participants had isolated systolic hypertension, with an average systolic pressure of 142.58 mmHg and diastolic pressure of 83.00 mmHg. Despite a normal average depression score of 2, Spearman’s rank analysis indicated no significant correlation between depression levels and hypertension (p = 0.885 and p = 0.901). These findings suggest that hypertension management in the elderly should prioritize factors such as diet, lifestyle, and physical activity.
Perceptions and Potential of Integrating Elderly Schools and Complementary Therapy for Enhanced Basic Health Services Rizky Erwanto; Dwi Endah Kurniasih; Muflih
Journal of Community Engagement in Health Vol. 7 No. 2 (2024): September
Publisher : Universitas STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jceh.v7i2.556

Abstract

The aging global population necessitates tailored health services for the elderly. Complementary therapies, such as acupressure and exercise, have shown promise in addressing elderly health needs. Integrating these therapies with elderly schools, community centers offering tailored programs, presents a holistic healthcare approach. This research aims to assess elderly perceptions and potential benefits of integrating elderly schools and complementary therapies. It explores awareness levels, acceptance, implementation barriers, and perceived impacts on overall well-being. The study provides crucial evidence for policymakers and practitioners to enhance basic health services for the elderly. A descriptive survey method was employed, utilizing self-administered questionnaires. Closed-ended Likert scale questions gauged perceptions, while open-ended questions captured qualitative insights. The sample comprised individuals aged 60 and above, drawn from elderly school attendees and complementary therapy users. Survey results indicate positive perceptions toward integration, with approximately 85% of respondents expressing favorable views. Participants believe that combining educational programs with complementary therapies could enhance physical health (76%), mental health (68%), and stress management (82%). Open-ended responses provided nuanced insights, highlighting personal transformations and concerns related to cost and accessibility. The majority of respondents perceive the integration positively, supporting theoretical frameworks emphasizing benefits. Qualitative data enriches the understanding of participants' experiences. While acknowledging limitations, such as the cross-sectional nature and potential bias, this research provides valuable knowledge. It suggests that integrating elderly schools and complementary therapy holds promise in promoting holistic healthcare, contributing to healthy aging and improved quality of life for the elderly.