Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Perancangan Fasilitas Publik di Wana Wisata Kawah Putih Menggunakan Teori POETIC ARCHITECTURE di Bentang Alam Shofia Islamia Ishar
JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 2 (2012): Juni
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1076.442 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v2i2.302

Abstract

Arsitektur merupakan salah satu bentuk interpretasi manusia terhadap keindahan alam. Interpretasi yang menyatakan bahwa manusia adalah pembentuk lingkungan binaan dan bagian dari alam itu sendiri, sehingga mewujudkan interpretasi tersebut ke dalam arsitektur merupakan suatu kebutuhan. Salah satu cara untuk menginterpretasi alam ke dalam wujud arsitektur, adalah dengan berpuisi. Arsitek "membaca" unsur-unsur alam layaknya puisi karena keindahannya. Interpretasi alam dengan cara berpuisi ini, terkandung dalam teori Poetic Architecture yang ditulis oleh Antonie C. Antoniades.Wana Wisata Kawah Putih merupakan salah satu area wisata yang terletak di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Area wisata ini merupakan suatu kesatuan unsur alam yang berpuisi dengan keindahannya. Area wisata ini juga dikenal dengan nilai mitologis dan historis yang turut memperkuat karakternya. Sayangnya nilai-nilai puitis dari keindahan alam tersebut belum diapresiasi dengan baik melalui desain fasilitas publik yang tersedia, oleh karena itu dibutuhkan suatu perancangan fasilitas publik yang lebih menggali potensi dan menyampaikan nilai-nilai puitis alam tersebut. Dalam perancangan ini, fasilitas publik diwujudkan melalui respon terhadap nilai puitis alam yang dibagi ke dalam tiga spot perancangan yaitu, area pengenalan dengan transisi lahan datar ke curam (spot 1), area hutan dan tebing (spot 2) dan area kawah (spot 3).
Identifikasi Area Berpotensi Macet di Kawasan Pendidikan Jl. Z.A. Pagar Alam Bandarlampung Satrio Agung Perwira; Haris Murwadi; Ai Siti Munawaroh; Shofia Islamia Ishar
JURNAL ARSITEKTUR Vol 9, No 2 (2019): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1638.233 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v9i2.1260

Abstract

Jalan raya merupakan jalan utama yang dapat menghubungkan satu kawasan ke kawasan lainnya. Salah satu jalan raya di Bandarlampung yang memiliki peran sangat penting yaitu Jl. Z.A. Pagar Alam. Jalan ini menghubungkan kawasan-kawasan penting di Kota Bandarlampung. Beberapa titik pada jalanan ini selalu terdapat kemacetan, khususnya pada jam-jam sibuk. Salah satu indikasi kemacetan yang terjadi adalah kendaraan yang ada saat ini sudah sangat banyak namun luasan jalan raya belum menyesuaikannya. Penyebab lainnya juga adalah perilaku pengguna jalan raya yang memarkirkan kendaraan mereka yang illegal. Identifikasi ini bertujuan untuk menganalisa kemacetan yang ada di kawasan pendidikan di Jl. Z.A. Pagar Alam. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi. Data dianalisis dengan membandingkan keadaan dengan peraturan yang berlaku. Hasil penelitian menunjukan 1) area parkir illegal pada kawasan ini merupakan tindakan yang didasari oleh tidak tersedianya lahan parkir yang cukup; 2) parkir ilegal di area ini juga dikarenakan bangunan pendukung seperti warung makan, tempat print dan photocopy yang tidak memiliki lahan parkir sehingga menggunakan bagian jalan raya untuk parkir illegal; 3) Kemacetan yang terjadi pada beberapa titik ini didasari oleh fenomena yang disebut bottleneck atau penyempitan jalur yang pada akhirnya membuat pengendara harus mengambil jalur tengah atau tindakan bergeser atau zig zag; 4) Parkir illegal pada beberapa titik di kawasan ini merupakan area yang tidak seharusnya ada tempat parkir illegal dikarenakan beberapa titik seperti pada titik A, C, D, dan E merupakan area dengan pertemuan jalan penghubung lainnya yang menjadikan area ini cukup terhambat pergerakan kendaraannya. Solusi untuk mengatasi permasalahan kemacetan yaitu: dilakukan pelebaran jalan, diberikan kantung parkir, merelokasi pedagang pinggir jalan ke jalan gang, dan memberikan ruang pada area kendaraan yang akan berbalik arah.
Studi Komparasi Tipologi Arsitektur Rumah Limas di Provinsi Lampung dengan Rumah Limas di Sumatera Selatan Febriano Asmendo; Shofia Islamia Ishar
JURNAL ARSITEKTUR Vol 10, No 2 (2020): Juli
Publisher : Universitas Bandar Lampung (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1517.35 KB) | DOI: 10.36448/jaubl.v10i2.1451

Abstract

Arsitektur nusantara pada umumnya identik dengan suatu suku dan lokasi di mana suku tersebut tinggal. Namun, ada beberapa suku di Indonesia yang mempunyai karakter nomadik atau suka berpindah-pindah, salah satunya adalah Suku Semende dari Sumatera Selatan. Kepindahan mereka ke Provinisi Lampung turut membawa warisan budaya berupa rumah tradisional yang bernama Rumah Limas. Sehingga Sumatera Selatan yang awalnya sangat identik sebagai tempat asal Rumah Limas tidak lagi menjadi satu-satunya tempat di mana Rumah Limas bisa ditemukan. Sejak peresmian Provinsi Lampung yaitu pada tahun 1947 dan akibat dari berpisahnya Lampung dari Provinsi Sumatera Selatan, Lokasi yang menjadi tempat Suku Semende tinggal masuk ke dalam wilayah Provinsi Lampung. Hal ini menjadi cikal bakal bermukim dan menyebarnya Suku Semende di Provinsi Lampung tepatnya di Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus. Dengan adanya fenomena tersebut, maka muncul pertanyaan apakah Rumah Limas di Lampung sama dengan Rumah Limas yang ada di Sumatera Selatan. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas ciri khas Rumah Limas yang terdapat di daerah asalnya yaitu di Sumatera Selatan kemudian membandingkannya dengan Rumah Limas yang dibangun oleh Suku Semende di Kecamatan Pulau Panggung, Tanggamus, Provinsi Lampung. Dengan menggunakan metode komparatif, arsitektur Rumah Limas akan dibahas secara terperinci dari berbagai variabel elemen arsitekturnya seperti atap, dinding, jendela, pintu, lantai, pagar dan tangga. Terdapat empat desa di Kecamatan Pulau Panggung yang akan diteliti yaitu Desa Muara Dua, Desa Gunung Meraksa, Desa Tanjung Begelung dan Desa Gunung Megang. Rumah Limas yang ditemukan di keempat desa ini akan dianalisis persamaan dan perbedaan karakternya dengan Rumah Limas yang berada di Sumatera Selatan. 
Perancangan Fasilitas Wisata di Teluk Lampung menggunakan Metode Poetic Architecture Shofia Islamia Ishar; M.Shubhi Yuda Wibawa
Inovasi Pembangunan : Jurnal Kelitbangan Vol 5 No 01 (2017): April 2017
Publisher : Balitbangda Provinsi Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1636.487 KB)

Abstract

Poetic Archtitecture was the most effective methods to design tourism facilities in Lampung Bay. Besides as a methods having the ability to enrich creativity, Poetic Architecture could also direct architects to be more sensitive to treat nature in their designing process. The aim of applying this methods was to explore natural potentials in Lampung Bay and to invite people to appreciate nature that had been abandoned. Poetic Architecture Methods in the research was applied into the design of tourism facilities such as seats and pedestrian track. There were several steps in applying this method which were to conserve natural elements by minimizing human interventions, to literally interpret nature elements as the main design concept and to apply materials whichwould give poetics ambience