Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Al-MUNZIR

RABIATUL ADAWIYAH DAN PEMIKIRANNYA RAHMAWATI RAHMAWATI
Al-MUNZIR No 1 (2017): VOL 10 NO.1 MEI 2017
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.85 KB) | DOI: 10.31332/am.v10i1.800

Abstract

Rabiatul Al-Adawiyah  adalah salah satu sufi perempuan dari Basrah, beliau dilahirkan sekitar tahun 95-99H/7 713-717 M, dan beliau wafat pada tahun 185H/801. Rabiatul Adawiyah adalah seorang sufi yang memberikan warna tersendiri dalam dunia tasawuf dengan pengenalan tasawufnya yang dikenal dengan konsef mahabbahnya. Konsep ini bercerita tentang bagaiman cintanya seorang hamba dengan khaliknya, bukan karena takut dengan siksa neraka atau mengharap surga tetapi cinta itu merupakan cinta yang tulus dengan tanpa mengharapkan balasan terhadap segala ibadah yang dilakukan. Cinta yang dimaksud oleh Rabiatul Adawiyah adalah cinta yang tumbuh karena cerahnya mata batin dalam melihat kemahlukan diri, serta kesadaran akan kasih saying  Allah yang selalu dirasakan tak pernah berhenti membelai dirinya. Dalam salah satu ayat  yang menguatkan cintanya terhadap Allah SWT ada dalam surah Al-Baqarah 2:165 yang artinya  : Dan diantara manusia ada orang –orang yang menyembah tandingan tandingan selain Allah, mereka mencnitai sebagaimana mereka mencintai Allah,,Adapun Orang –orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah, Dan jika seandainya orang –orang yang berbuat zalim itu menyembah selain Allah, mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya  dan bahwa Allah amat berat siksaNya ( niscaya mereka menyesal ) Kata Kunci : Rabiatul Adawiyah, Mahabbah
Baik dan Buruk Rahmawati Rahmawati
Al-MUNZIR No 1 (2015): VOL 8 NO.1 MEI 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.088 KB) | DOI: 10.31332/am.v8i1.767

Abstract

Perbuatan manusia selalu terkait dengan nilai atau norma. Perbuatan itu dapat dinilai baik atau buruk.  Namun demikian, baik buruknya perbuatan itu bukan tergantung dari perbuatan itu sendiri, melainkan suatu penilaian yang sematkan oleh manusia kepada sebuah perbuatan itu. Karena itu, predikat baik buruknya perbuatan sifatnya relatif, tidak mutlak. Hal itu disebabkan adanya perbedaan tolok ukur atau indikator yang digunakan untuk penilaian tersebut.Perbedaan tolok ukur disebabkan oleh adanya perbedaan latar belakang konteks pemikiran yang bersumber dari perbedaan-perbedaan kepercayaan, agama, ideologis, tradisi, budaya, lingkungan, dan lainnya.Dalam Islam, baik buruk tidak ditentukan oleh akal atau pertimbangan lain, tetapi berdasarkan apa yang ditetapkan Allah sebagaimana yang tercantum dalam al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Saw. Umat Islam wajib terikat kepada kedua sumber tersebut dalam memberi penialaian suatu perbuatan dikatan baik atau buruk. Kata Kunci: baik, buruk
Dakwah Dalam Ajaran Tasawuf (Studi Pemikiran Al-gazali ) Rahmawati Rahmawati
Al-MUNZIR No 1 (2018): Vol. 11 No.1 Mei 2018
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.488 KB) | DOI: 10.31332/am.v11i1.931

Abstract

Proses dakwah merupakan paduan dari perencanaan dalam mencapai suatu tujuan dakwah .Untuk mencapai tujuan tersebut kegiatan dakwah harus dapat dilakukan secara taktis, dengan melalui pendekatan yang berbeda beda dan sewaktu waktu tergantung pada situasi dan kondisi dimana dakwah dilaksanakan. Dakwah memerlukan pengorbanan tanpa mengharapkan imbalan dan hasil yang segera , tanpa putus asa . Individu yang melaksanakan dakwah akan mendapat kehidupan yang berkah dalam ridha Allah SWT serta akan menerima pahala yang berlipat ganda, karena dakwah merupakan amal terbaik yang dapat memunculkan potensi diri dan memelihara keimanan yang kita miliki. Salah satu tokoh sufi yang telah melakukan dakwah lewat tasawuf adalah Imam Algazali dia berhasil mengkompromikan antara syariat dan hakikat atau tasawuf menjadi bangunan baru yang cukup memuaskan kedua belah pihak, baik dari kalangan syar’i atau dan sufi. Beliau sanggup mengikat tasawuf dengan dalil wahyu baik ayat alquraan ataupun hadits nabi. Dalam perjalanan hidupnya Al gazali  merupakan pengembara ilmu dengan berbagai karya karyanya , dia juga dikenal sebagai ulama usul fiqhi dengan karyanya Al-Mustashfa dan sebagai tokoh filsafat dia juga mengkritik konsef berfikir para filosof  saat ini, ia menganggap ajaran pemikiran filsafat melewati batas . Olehnya itu beliau berinisiatif meluruskan dan menggagas tasawuf sebagai jembatan guna mendamaikan syariat dengan tasawuf  melalui karyanya ihya ulumuddin (the revival of religion sciences)Kata kunci  : Dakwah , Tasawuf Al-Gazali
Nilai-Nilai Dakwah Dalam Film Adit Dan Sopo Jarwo Episode 4 Di MNC TV (Studi Terhadap Mahasiswa Pecinta Film Di IAIN KENDARI) Rahmawati Rahmawati; Muragmi Gazali
Al-MUNZIR No 1 (2019): Vol. 12 No.1 Mei 2019
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.632 KB) | DOI: 10.31332/am.v12i1.1324

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Nilai-Nilai Dakwah dalam Film Adit dan Sopo Jarwo Episode 4 Di MNC TV (Studi terhadap Mahasiswa Pecinta Film  di  IAIN  KENDARI).  Penelitian  ini  bertujuan  Untuk  mengetahui gambaran  film  animasi  “Adit  dan  Sopo Jarwo” pada episode 4  dan  untuk mengetahui nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam film animasi “Adit dan Sopo Jarwo” pada episode 4Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini pada dasarnya bersifat kualitatif–interpretatif  Dengan  fokus  penelitian  pada  nilai-nilai  dakwah melalui film Animasi “Adit dan Sopo Jarwo” yang tayang setiap harinya di media televisi MNCTV, yang dinilai peneliti mendekati makna yang mencerminkan sikap atau perilaku bahkan perkataan  menyeru atau mengajak kepada kebaikan yang dilakukan setiap karakter dalam film Animasi Adit dan Sopo Jarwo.Nilai-nilai   dakwah   yang   didapatkan   setelah   wawancara   dengan beberapa mahasiswa, terdapat 5 nilai-nilai dakwah yaitu nilai kesabaran, nilai keikhlasan, nilai kewajiban, nilai ketaatan dan nilai akhlak. Kemudian dilihat dari segi dampak dakwah, pendapat mereka tentang dampak dakwah dalam film Adit dan Sopo Jarwo sangat baik karna didalam film animasi ini dampak yang mereka dapatkan adalah bahwasannya kita harus meminta izin sebelum meminjam atau mengunakan barang orang lain.
MEMAHAMI AJARAN FANA, BAQA DAN ITTIHAD DALAM TASAWUF Rahmawati Rahmawati
Al-MUNZIR No 2 (2014): Vol. 7 No. 2 November 2014
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.043 KB) | DOI: 10.31332/am.v7i2.280

Abstract

Abstrak: Tulisan ini akan membahas sekelumit tentangkonsep fana dan baqa, dari segi pengertian, tujuan dankedudukannya. Juga dibahas sejarah berkembangnya dantokoh yang mengembangkannya, serta rujukannya dalamal-Qur’an dan al-sunnah.Pemahaman terhadap fana dan baqa merupakan dasaruntuk memahami hakikat diri dan hakikat ketuhanan.Paham ajaran ini merupakan peningkatan dari pahammakrifat dan mahabbah. Paham ini mulai dikembangkanoleh Abu Yazid Al Bustami pada abad III Hijriyah yangdipandang sebagai cikal bakal timbulnya ajaran kesatuanwujud atau ittihad.Kata Kunci: Fana, baqa, ittihad
PERAN AKHLAK TASAWUF DALAM MASYARAKAT MODERN Rahmawati Rahmawati
Al-MUNZIR No 2 (2015): VOL 8 NO.2 NOVEMBER 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.023 KB) | DOI: 10.31332/am.v8i2.757

Abstract

Ilmu akhlak bertujuan memberikan pedoman dan penerangan kepada manusia dalam mengetahui  perbuatan yang baik dan berusaha melakukanyan dan perbuatan yang buruk bagamana berusaha untuk menghindarinya.Akhlak tasawuf merupakan solusi dalam mengatasi  krisis dan problematika masyarakat modern dewasa ini. Dengan pendekatan akhlak tasawuf membuka jalan: pertama, bagi masyarakat dalam melepaskan dahaga dan memperoleh kesegaran spiritual dalam mencari Tuhan. Kedua, agar masyarakat dapat melepaskan diri dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan sebagai akibat dari kurangnya nilai-nilai spiritual yang mereka rasakan. Ketiga, dengan akhlak taswuf, masyarakat mampu mereduksi sifat materialialistik dan hedonistik dengan menerapkan konsep zuhud. Keempat, masyarakat dapat terhindar dari frustasi dalam menghadapi problematika dan tekanan hidup akibat globalisasi yang terjadi pada masyarakat modern. Kata Kunci: akhlak tasawuf, masyarakat modern.
Pola Komunikasi Dalam Keluarga Rahmawati Rahmawati; Muragmi Gazali
Al-MUNZIR No 2 (2018): Vol. 11 No.2 November 2018
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.625 KB) | DOI: 10.31332/am.v11i2.1125

Abstract

Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat esensial , karena manusia tidak akan sempurna kehidupannya tanpa adanya komunikasi. Komunikasi itu serba ada dan sarat akan makna Selanjutnya komunikasi juga memberikan pemahaman kepada kita sebagai  suatu proses penyampaian informasi  dari satu pihak kepada pihak lain. Dimana ada yang bertindak sebagai sumber, dan dari sumber itu akan menyampaikan informasi kepada penerima informasi. Penerapan komunikasi  dalam keluarga yaitu  bentuk interaksi antara orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga lainya  dan memiliki implikasi terhadap proses perkembangan emosi anak ataupun anggota keluarga itu sendiri. Dalam proses komunikasi tersebut, setiap anggota keluarga akan belajar mengenal dirinya serta memahami perasaannya sendiri maupun perasaan orang lain. Pola komunikasi yang ada dalam keluarga antara lain :  pola komunikasi otoriter, pola komunikasi permisif dan pola komunikasi demokratis.Dari  ketiga pola komunikasi tersebut diatas ternyata dalam keluarga berlakunya tidak bersamaan, karena dalam keluarga  utamanya pada masa usia dini anak perlu pendekatan khusus tidak seperti anak yang sudah dewasa atau anak yang menjelang remaja.Oleh karena itu  diperlukan cara  tersendiri dari orang tua utamanya bapak dan ibu sebagai kepala dalam rumah tangga dan terkhusus kepada ibu sebagai madrasah utama bagi seorang anak dalam pembinaan dan pembentukan akhlaknya.Kata kunci : Komunikasi, Keluarga, Orang tua.