This Author published in this journals
All Journal Al-MUNZIR
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Komodifikasi Agama Pada Tayangan Reality Show Dan Sinetron Pada Stasiun Televisi Swasta Indonesia Sri Hadijah Arnus; Agus Prio Utomo
Al-MUNZIR No 2 (2018): Vol. 11 No.2 November 2018
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31332/am.v11i2.1117

Abstract

Pergeseran media massa menjadi suatu industri, mengubah tujuan media massa tidak hanya semata menyampaikan informasi kepada khalayak, tetapi juga memperhitungkan aspek keuntungan yang dapat diraih dari penayangan sebuah acara di televisi. Tulisan ini akan memaparkan tentang bagaimana komodifikasi agama yang dilakukan dalam tayangan reality show dan sinetron di stasiun televisi swasta Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif yaitu dengan cara memilah beberapa tayangan reality show dan sinetron dari beberapa stasiun televisi yang menggunakan unsur-unsur spritualitas dalam menyelesaikan konflik dan permasalahan yang terjadi, kemudian menganalisisnya. Selain itu pula dilakukan wawancara dengan beberapa khalayak mengenai tayangan-tayangan tersebut. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa ada beberapa tayangan yang menggunakan unsur-unsur agama dalam menyelesaikan konflik maupun permasalahan yang menjadi fokus dari tayangan tersebut. Penyertaan unsur-unsur agama dalam tayangan tersebut menjadi sebuah trend yang memiliki nilai jual yang tinggi bagi khalayak penikmat reality show dan sinetron tersebut. Tayangan yang menggunakan unsur spiritual tersebut selain memberikan nilai hiburan juga dianggap sebagai pedoman dalam penyelesaian permasalahan serupa dalam kehidupan nyata para khalayak.     Kata Kunci: Komodifikasi Agama, Reality Show, Sinetron, Televisi
MEMBANGUN CITRA POSITIF ISLAM MELALUI FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA SRI HADIJAH ARNUS
Al-MUNZIR No 2 (2016): VOL.9. NO. 2 NOVEMBER 2016
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.496 KB) | DOI: 10.31332/am.v9i2.791

Abstract

Anggapan masyarakat dunia bahwa Islam adalah agama teroris dan kekerasan telah membentuk citra negatif bagi umat Islam. Sebuah upaya untuk mengembalikan citra positif Islam adalah dengan menggunakan prinsip public relations. Dan salah satu media komunikasi yang mendukung public relations adalah film, oleh karena itu penulis melakukan analisis semiotik dengan teori John Fiske, terhadap adegan dan dialog dalam film 99 Cahaya di Langit Eropa. Hasil analisis film tersebut menggambarkan peradaban Islam pernah jaya di Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama besar, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Film ini juga menggambarkan bagaimana beratnya hidup sebagai minoritas muslim di Eropa. Film ini dapat membangun citra positif Islam.Kata kunci: Public Relations, film, 99 Cahaya di Langit Eropa, Islam.
Pola Komunikasi Organisasi Dalam Meningkatkan Motivasi Kerja Pada Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah Iain Kendari Sri Hadijah Arnus
Al-MUNZIR No 1 (2018): Vol. 11 No.1 Mei 2018
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.907 KB) | DOI: 10.31332/am.v11i1.932

Abstract

Fakultas Ushuluddin adab dan dakwah adalah salah satu fakultas yang baru terbentuk setelah status STAIN Kendari beralih menjadi IAIN Kendari. Cikal bakal Fakultas  Ushuluddin Adab dan dakwah ini berasal dari jurusan dakwah di masa masih berstatus Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN), fakultas ini menjadi menarik karena merupakan gabungan dari beberapa rumpun ilmu yang berbeda yang disatukan dalam satu manajemen fakultas. Perbedaan latar belakang ilmu tentu saja dapat mendatangkan beberapa kendala khususnya dalam hal pola komunikasi organisasi dalam pengelolaan fakultas, karena pola komunikasi yang baik dapat menimbuhkan motivasi kerja bagi personil dalam sebuah organisasi. Metode pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa arus downward communication dan upward communication agak terhambat, akan tetapi hal tersebut diminimalisir oleh peran para wakil dekan yang menjadi corong komunikasi dari pucuk pimpinan ke bawahan atau sebaliknya.Sedangkan pola komunikasi horisontal berjalan dengan lancar dan harmonis sehingga menjadi salah satu faktor positif dalam memberikan motivasi kepada seluruh elemen di fakultas ushuluddin adab dan dakwah IAIN Kendari. Hambatan dalam arus komunikasi tidak menjadi kendala dalam memotivasi anggota organisasi karena hal ini ditunjang oleh kondisi human relation yang cukup baik sebagai motivasi non ekonomi dari karyawan  dan juga motivasi dari tunjangan kinerja yang merupakan bentuk motivasi secara ekonomi.     Kata Kunci: Komunikasi Organisasi, Motivasi, Dosen, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Kendari
LITERASI MEDIA: CERDAS DAN BIJAK MENIKMATI KONTEN MEDIA BARU SRI HADIJAH ARNUS
Al-MUNZIR No 1 (2017): VOL 10 NO.1 MEI 2017
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.353 KB) | DOI: 10.31332/am.v10i1.802

Abstract

Pergeseran media massa konvensional ke media baru menimbulkan kemudahan dalam berkomunikasi diantaranya tidak adanya batasan ruang dan waktu, adanya interaktivitas yang tinggi dan sistem komunikasi yang desentralized, sehingga khalayak tidak lagi pasif menerima informasi, tetapi dapat pula  berperan menyebarkan informasi. Hal ini mengakibatkan banyaknya informasi yang menerpa khalayak baik yang berdampak positif maupun yang dapat memberikan dampak yang negatif bagi khalayak. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan  diantaranya banyaknya beredar berita bohong atau hoax dan konten media yang dapat memberikan pengaruh yang negatif, seperti adanya perubahan persepsi khalayak, terbentuknya sikap stereotipe, terancamnya persatuan dan kesatuan bangsa dan perpecahan antar suku dan agama. Melihat fenomena tersebut dipandang penting adanya literasi media bagi khalayak agar mereka lebih kritis dalam memilah konten media dan mampu menganalisis isi media. Pemahaman literasi media dapat dilakukan melalui sistem pendidikan formal yaitu dengan cara memasukkan literasi media kedalam kurikulum pendidikan sekolah. Literasi media juga dapat diberikan pada pendidikan non formal seperti dengan mengadakan seminar, pelatihan, taman pendidikan Al-Quran,  forum keagamaan seperti majelais taklim dan forum organisasi kemasyarakatan. Hal ini tentunya dapat terwujud dengan dukungan orangtua, guru, para opinion leader dan da’i yang aktif dalam menyampaikan pesan-pesan kepada masyarakat.    Kata Kunci: Literasi Media, Komunikasi, Media baru, Media masaa konvensional
JEJAK PERKEMBANGAN SISTEM PERS INDONESIA sri Hadijah Arnus
Al-MUNZIR No 1 (2015): VOL 8 NO.1 MEI 2015
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.641 KB) | DOI: 10.31332/am.v8i1.770

Abstract

Media massa merupakan komponen utama pers, yang merupakan jembatan informasi bagi  pemerintah dan masyarakat. Pers juga dapat menjadi kontrol sosial dalam masyarakat. Pers selalu berpijak pada sistem pers yang dianutnya, sedangkan sistem pers selalu dipengaruhi olehsistem politik di negara dimana pers tersebut berada. Perkembangan politik di Indonesia turut membawa perubahan terhadap pers di negara ini. Diawali pada masa orde baru dimana pers Indonesia menganut sistem pers otoritarian, dimana pers hanya menjadi corong pemerintah. Runtuhnya orde baru menjadi angin segar bagi pers di Indonesia, terjadi banyak reformasi di bidang pers. Era Habibie, Gusdur, dan Megawati merupakan awal dari perkembangan kebebasan pers di Indonesia.Pers yang ideal dicapai pada masa pemerintahan SBY, dimana pemerintah tidak mencampuri pers dalam melakukan kegiatannya, dilain pihak pers juga menjalankan pers yang bertanggung jawab, dimana tetap memegang prinsip kebebasan, tetapi tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku. Iklim pers era SBY yang kritis dan konstruktif, diharapkan dapat terus berlangsung, bahkan lebih maju lagi pada era Jokowi yang baru saja menjalankan tugasnya sebagai pemimpin negara, yang tentunya akan mengukir sejarah baru dalam perkembangan pers di Indonesia. Kata Kunci: media massa, pers.