Articles
Penerapan Profit Sharing Pada Produk Deposito Di Bprs Aman Syariah Sekampung Lampung Timur
era Yudistira;
Arlenni Rahmawati
FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah Vol 1 No 1 (2018): FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Metro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (32.477 KB)
|
DOI: 10.32332/finansia.v1i01.1202
Profit sharing atau yang lebih dikenal dengan istilah bagi hasil merupakan teknik pembagian keuntungan antara dua pihak dengan prosentase tersetntu. Pada Bank Syari’ah beberapa produk menggunakan akad ini, diantaranya adalah deposito. Deposito merupakan salah satu produk yang diminati oleh nasabah BPRS Aman Syariah Sekampung. Diantara factor yang mempengaruhi tingginya minat nasabah memilih deposito adalah factor bagi hasil. Sehingga dalam artikel ini ingin mengupas perihal bagaimana penerapan profit sharing ini pada produk deposito sehingga menjadi salah satu produk favorit nasahah. Data tersebut akan didapatkan dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang hal tersebut. Dari hasil pengumpulan data diketahui bahwa produk deposito menggunakan akad bagi hasil dengan besaran nisbah disesuaikan dengan kesepakatan nasabah dan bank. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan besar kecilnya bagi hasil, yakni jangka waktu, misalnya untuk deposito dengan jangka waktu 1 (satu) bulan yaitu 30% nasabah 70% bank, 3 (tiga) bulan yaitu 40% nasabah 50% bank, 6 (enam) bulan yaitu 50% nasabah 50% bank, sedangkan 6 (enam) bulan yaitu 60% nasabah 40% bank. Selanjutnya bagi hasil ini akan diterima nasabah secara otomatis pada waktu jatuh tempo deposito. PT BPRS Aman Syariah memiliki dua ketentuan waktu pembayaran yaitu: pada tanggal jatuh tempo dan pada tutup buku. Apabila deposito nasabah telah jatuh tempo dan tidak diambil, maka akan diperpanjang secara otomatis dengan jangka waktu dan bagi hasil yang telah terlewati.
Analisis Kendala Penyaluran Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia
era Yudistira
FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah Vol 2 No 2 (2019): FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Metro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1244.293 KB)
|
DOI: 10.32332/finansia.v2i2.1649
Penyaluran pembiayaan bagi hasil hingga saat ini masih rendah dibandingkan pembiayaan lainnya, terutama jika dibandingkan dengan pembiayaan jual beli seperti murabahah. Namun, dari pembiayaan bagi hasil yang menggunakan akad mudharabah dan musyarakah, akad mudharabah masih sangat jauh perkembangannya dibandingkan dengan musyarakah. Kendala yang terjadi dalam penyalurannya ini, dapat timbul dari keterbatasan SDM yang memahami tentang karakteristik pembiayaan mudharabah, kepedulian bank terhadap keterbatasan nasabah yang diwujudkan dalam bentuk penyusunan strategi bank dalam pengelolaan risiko, dan penerapan standar yang ada tentang pembiayaan mudharabah, ketidakpahaman nasabah terhadap prinsip syariah khususnya mudharabah dan moral hazard yang dilakukan oleh nasabah.
Analisis Perbandingan antara Ketahanan Bank dalam Menyalurkan Dana pada Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
Era Yudistira
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2017): Adzkiya Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (285.919 KB)
|
DOI: 10.32332/adzkiya.v5i2.1035
Ketahanan perbankan dapat dilihat dari persentase NPL/NPF pada bank. Ketika NPL/NPF meningkat maka diindiksikan kondisi ketahanan bank menurun begitu pun sebaliknya, ketika NPL/NPF rendah maka kondisi ketahanan bank dalam keadaan yang baik. Jika dilihat dari perkembangan NPL bank konvensional maupun NPF bank syariah, bank syariah lebih stabil ketahanannya dibandingkan dengan bank konvensional. Terutama bila terjadinya krisis, bank syariah cenderung lebih stabil dibandingkan dengan bank konvensional. Seperti yang terjadi di tahun 2005, pada saat terjadi krisis akibat meningkatnya harga minyak dunia, yang mengakibatkan tingginya laju inflasi, nilai NPL bank konvensional meningkat drastis dari 4,5 % menjadi 7,56%. Sedangkan NPF pada bank syariah juga meningkat tetapi tidak terlalu signifikan hanya dari 2,37% menjadi 2,82%.
Analisis Perbandingan antara Ketahanan Bank dalam Menyalurkan Dana pada Bank Konvensional dan Bank Syariah di Indonesia
Era Yudistira
Adzkiya : Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah Vol 5 No 2 (2017): Adzkiya Jurnal Hukum dan Ekonomi Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Meto
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (285.919 KB)
|
DOI: 10.32332/adzkiya.v5i2.1035
Ketahanan perbankan dapat dilihat dari persentase NPL/NPF pada bank. Ketika NPL/NPF meningkat maka diindiksikan kondisi ketahanan bank menurun begitu pun sebaliknya, ketika NPL/NPF rendah maka kondisi ketahanan bank dalam keadaan yang baik. Jika dilihat dari perkembangan NPL bank konvensional maupun NPF bank syariah, bank syariah lebih stabil ketahanannya dibandingkan dengan bank konvensional. Terutama bila terjadinya krisis, bank syariah cenderung lebih stabil dibandingkan dengan bank konvensional. Seperti yang terjadi di tahun 2005, pada saat terjadi krisis akibat meningkatnya harga minyak dunia, yang mengakibatkan tingginya laju inflasi, nilai NPL bank konvensional meningkat drastis dari 4,5 % menjadi 7,56%. Sedangkan NPF pada bank syariah juga meningkat tetapi tidak terlalu signifikan hanya dari 2,37% menjadi 2,82%.
Penerapan Profit Sharing Pada Produk Deposito Di Bprs Aman Syariah Sekampung Lampung Timur
era Yudistira;
Arlenni Rahmawati
FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah Vol 1 No 1 (2018): FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Metro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32332/finansia.v1i01.1202
Profit sharing atau yang lebih dikenal dengan istilah bagi hasil merupakan teknik pembagian keuntungan antara dua pihak dengan prosentase tersetntu. Pada Bank Syari’ah beberapa produk menggunakan akad ini, diantaranya adalah deposito. Deposito merupakan salah satu produk yang diminati oleh nasabah BPRS Aman Syariah Sekampung. Diantara factor yang mempengaruhi tingginya minat nasabah memilih deposito adalah factor bagi hasil. Sehingga dalam artikel ini ingin mengupas perihal bagaimana penerapan profit sharing ini pada produk deposito sehingga menjadi salah satu produk favorit nasahah. Data tersebut akan didapatkan dengan melakukan wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang hal tersebut. Dari hasil pengumpulan data diketahui bahwa produk deposito menggunakan akad bagi hasil dengan besaran nisbah disesuaikan dengan kesepakatan nasabah dan bank. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan besar kecilnya bagi hasil, yakni jangka waktu, misalnya untuk deposito dengan jangka waktu 1 (satu) bulan yaitu 30% nasabah 70% bank, 3 (tiga) bulan yaitu 40% nasabah 50% bank, 6 (enam) bulan yaitu 50% nasabah 50% bank, sedangkan 6 (enam) bulan yaitu 60% nasabah 40% bank. Selanjutnya bagi hasil ini akan diterima nasabah secara otomatis pada waktu jatuh tempo deposito. PT BPRS Aman Syariah memiliki dua ketentuan waktu pembayaran yaitu: pada tanggal jatuh tempo dan pada tutup buku. Apabila deposito nasabah telah jatuh tempo dan tidak diambil, maka akan diperpanjang secara otomatis dengan jangka waktu dan bagi hasil yang telah terlewati.
Analisis Kendala Penyaluran Pembiayaan Mudharabah Pada Bank Syariah di Indonesia
era Yudistira
FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah Vol 2 No 2 (2019): FINANSIA : Jurnal Akuntansi dan Perbankan Syariah
Publisher : Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Metro
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32332/finansia.v2i2.1649
Penyaluran pembiayaan bagi hasil hingga saat ini masih rendah dibandingkan pembiayaan lainnya, terutama jika dibandingkan dengan pembiayaan jual beli seperti murabahah. Namun, dari pembiayaan bagi hasil yang menggunakan akad mudharabah dan musyarakah, akad mudharabah masih sangat jauh perkembangannya dibandingkan dengan musyarakah. Kendala yang terjadi dalam penyalurannya ini, dapat timbul dari keterbatasan SDM yang memahami tentang karakteristik pembiayaan mudharabah, kepedulian bank terhadap keterbatasan nasabah yang diwujudkan dalam bentuk penyusunan strategi bank dalam pengelolaan risiko, dan penerapan standar yang ada tentang pembiayaan mudharabah, ketidakpahaman nasabah terhadap prinsip syariah khususnya mudharabah dan moral hazard yang dilakukan oleh nasabah.
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2017-2020)
Era Yudistira
Akuntansi Vol. 1 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Riset Ilmu Akuntansi,
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/akuntansi.v1i1.273
The company's ability to maintain the existence and sustainability of the company is a demand for management today. With unstable economic conditions and high levels of competition, management must be able to show good and maximum performance to maintain investor confidence. The company's profit that is evenly distributed from year to year is highly favored by management and investors, because even profit indicates that the company is strong and stable. This study uses a quantitative approach with a total sample of 5 companies studied from 2017-2020. From the results of the study it can be concluded that financial leverage does not significantly influence the company's income smoothing. The results of data processing show a significance value of 0.99 or greater than 0.05 and the t count is smaller than the t table which is –1.754 < 2.119. Thus it can be interpreted that H1 which states that there is a significant influence between financial leverage on income smoothing is rejected.
ANALISIS PENGELOLAAN PERSEDIAAN MELALUI SISTEM AKUNTANSI PADA TOKO AISYAH KOTA METRO LAMPUNG
Era Yudistira
AKUNTANSI 45 Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Ilmiah Akuntansi
Publisher : Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas 45 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30640/akuntansi45.v1i2.849
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan persediaan melalui sistem akuntansi yang ada pada pada Toko Aisyah Kota Metro. Penerapan sebuah sistem akuntansi dilakukan untuk mengelola persediaan barang dagang dengan tepat dan akurat. Pencatatan yang dilakukan pada Toko Aisyah masih dilakukan secara manual dan belum terkomputerisasi sehingga rentan terjadinya kesalahan dalam menghasilkan informasi ketersediaan stok barang dagang. Meskipun telah melakukan stock opname secara rutin, namun belum cukup untuk memenuhi informasi bagi pemilik usaha terkait dengan kondisi stock barang yang sesungguhnya karna kegiatan stock opname hanya dilakukan untuk pengadaan barang dagang saja. Sistem akuntansi persediaan pada Toko Aisyah dapat membantu pemilik dalam mengukur keunggulan dan kekurangan dari kinerja aktivitas usahanya.
PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH (ZIS) PADA LAZISMU KOTA METRO
Era Yudistira
AKUNTANSI 45 Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Ilmiah Akuntansi
Publisher : Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas 45 Surabaya
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.30640/akuntansi45.v2i2.850
Lembaga ami zakat, infak dan sedekah merupakan lembaga yang dibentuk dan khusus mengelola dana zakat, infak dan sedekah dari masyarakat. Peruntukkan dana zakat, infak dan sedekah tersebut dapat memenuhi sebagaimana seharusnya dalam pemerataan ekonomi dan mengedepankan kesejahteraan bersama terutama bagi mereka yang kekurangan secara ekonomi. Dalam mengelola dana zakat, infaq dan sedekah harus dilakukan dengan transaparan dan tanggung jawab yang terurai dalam laporan keuangannya, mulai dari penghimpunan dananya sampai dengan penyaluran dananya. Pengungkapan laporan dana zakat infak dan sedekah di LAZISMU sudah mengacu pada standar yanga ada. Dapat dilihat dari pemisahan penyajian data antara dana zakat, infak/sedekah, amil sampai dana non halal. Pada saat penerimaan kas dan non kas telah dicatat sesuai dengan yang ada pada pedoman, terutama pada penerimaan dana non kas telah dicatat berdasarkan nilai wajar dan disalurkan dengan nilai tercatat. Sedangkan kelengkapan laporan keuangan yang tersedia pada LAZISMU yakni Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Dana dan Laporan Posisi Keuangan.
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PERATAAN LABA PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2017-2020)
Era Yudistira
Akuntansi Vol. 1 No. 1 (2022): Maret : Jurnal Riset Ilmu Akuntansi,
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.55606/akuntansi.v1i1.273
The company's ability to maintain the existence and sustainability of the company is a demand for management today. With unstable economic conditions and high levels of competition, management must be able to show good and maximum performance to maintain investor confidence. The company's profit that is evenly distributed from year to year is highly favored by management and investors, because even profit indicates that the company is strong and stable. This study uses a quantitative approach with a total sample of 5 companies studied from 2017-2020. From the results of the study it can be concluded that financial leverage does not significantly influence the company's income smoothing. The results of data processing show a significance value of 0.99 or greater than 0.05 and the t count is smaller than the t table which is –1.754 < 2.119. Thus it can be interpreted that H1 which states that there is a significant influence between financial leverage on income smoothing is rejected.