AbstrakPembiayaan merupakan salah satu fungsi bank syariah, dalam menjalankan fungsi nya bank syariah akan mengalami tantangan besar yaitu terjadinya risiko pembiayaan. Risiko pembiayaan ini terjadi apabila bank tidak dapat mengembalikan pokok pembiayaan dan bagi hasil yang diberikan. Tingkat pembiayaan bermasalah dapat ditunjukkan dengan rasio Non Performing Financing (NPF). NPF adalah sebuah indikator yang menunjukkan risiko kerugian karena pembiayaan. Semakin besar rasio NPF, maka semakin buruk kondisi bank tersebut, begitupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Inflasi, Kurs dan Gross Domestic Product, terhadap Non Performing Financing (NPF) Perbankan Syariah Indonesia. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder, yang diperoleh dari laporan keuangan yang diperoleh melalui website OJK dan Bank Indonesia. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Variabel Inflasi berpengaruh positif signifikan terhadap Non Performing Financing, Variabel Kurs berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Non Performing Financing , dan Variabel GDP negatif tidak signifikan terhadap Non Performing Financing. Nilai R Square sebesar 0,858 atau sebesar 85,8% NPF dijelaskan oleh variabel Inflasi, Kurs dan GDP, sedangkan 14,2% sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata Kunci: Inflasi, Kurs, Gross Domestic Product, dan Non Performing Financing (NPF). AbstractFinancing is one of the functions of Islamic banks, in carrying out its functions, Islamic banks will experience major challenges, namely the occurrence of financing risk. This financing risk occurs if the bank is unable to return the principal of the financing and the profit sharing provided. The level of non-performing financing can be shown by the ratio of Non Performing Financing (NPF). NPF is an indicator that shows the risk of loss due to financing. The greater the NPF ratio, the worse the condition of the bank, and vice versa. This study aims to analyze the effect of Inflation, Exchange Rate and Gross Domestic Product, on the Non-Performing Financing (NPF) of Indonesian Islamic Banking. The research used is quantitative research. By using the Purposive Sampling method. The data used is secondary data, obtained from financial reports obtained through the OJK and Bank Indonesia websites. The test tool used in this study uses SPSS 24. The results show that: Inflation variable has a significant positive effect on Non-Performing Financing, Exchange Rate Variable has an insignificant positive effect on Non-Performing Financing, and the GDP variable has no significant negative effect on Non-Performing Financing. The R Square value of 0.858 or 85.8% NPF is explained by the variables of inflation, exchange rate and GDP, while the remaining 14.2% is explained by other variables not examined in this study.Keywords: Inflation, Exchange Rate, Gross Domestic Product, and Non Performing Financing (NPF).