Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Quality of Life as A Predictor of Happiness and Life Satisfaction Novianti, Langgersari Elsari; Wungu, Esti; Purba, Fredrick Dermawan
Jurnal Psikologi Vol 47, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jpsi.47634

Abstract

This study aimed to find correlations between the quality of life, happiness, and life satisfaction of the general population of Bandung city. There were 370 participants with averageage of 20.7 years, mostly male (55.7%) and with a secondary level of education (SMP-SMA; 57.0%) who completed three questionnaires: (i) WHOQOL-BREF to measure quality of life, (ii) Happiness Thermometer to measure happiness, and (iii) Self-Anchoring Cantril Striving Scale to measure life satisfaction. Multiple linear regression tests were used with happiness and life satisfaction as dependent variables and quality of life as an independent variable. The results showed that the psychological and physical domains of quality of life were significant predictors of happiness and satisfaction of life, where the psychological domain proved significant in predicting all four-time points: happiness today (β=0.039; p<0.05), happiness throughout life (β=0.043; p<0.05), current life satisfaction (β=0.034; p<0.05) and life satisfaction five years from now (β=0.017; p<0.05). Physical domain was similar to psychological except for current life satisfaction (β=0.029; 0.023; 0.014; p<0.05). The environmental domain had been shown to predict happiness throughout life significantly (β=0.019; p<0.05) and life satisfaction five years from now (β=-0.015; p<0.05). The social domain was not found to be a significant predictor. It can be concluded that improving the psychological and physical function of Indonesian people and their environmental conditions will lead them to a happier and more satisfying life.
KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK EARLY CHILDHOOD DI MASA PANDEMI COVID-19 Panatra, Giavanny; Noer, Afra Hafny; Esti, Wungu
Edukids: Jurnal Pertumbuhan, Perkembangan, dan Pendidikan Anak Usia Dini Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Prodi PGPAUD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edukids.v18i2.34965

Abstract

Selama pandemi Covid-19, pembelajaran sekolah dilakukan secara daring dan tidak ada pertemuan tatap muka dengan guru atau teman sebaya. Hal ini menyebabkan interaksi sosial anak dengan teman sebaya berkurang. Padahal interaksi sosial dengan teman sebaya dapat membantu anak untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal. Akibat adanya perubahan pola interaksi sosial anak saat ini, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kecerdasan interpersonal pada anak usia dini di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini melibatkan 125 orang tua yang memiliki anak usia dini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kecerdasan interpersonal yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Anderson (1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 87,2% anak memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi meskipun interaksi sosial anak dengan teman sebayanya berkurang selama masa pandemi Covid-19. Peneliti berasumsi bahwa lingkungan keluarga memiliki pengaruh besar terhadap kecerdasan interpersonal pada anak usia dini.
Adaptasi alat ukur prosocial tendencies measure (PTM) versi bahasa Indonesia pada anak usia sekolah di Bandung Nabhilla Armadhita; Afra Hafny Noer; Esti Wungu
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (661.693 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i1.12704

Abstract

Objektif: Perilaku prososial penting untuk diukur pada anak usia sekolah karena sangat rentan untuk munculnya perilaku bermasalah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengadaptasi alat ukur PTM versi bahasa Indonesia dengan psychometric property yang baik.Metode: Metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam 2 tahap yaitu studi translasi dan validasi. 373 partisipan berusia 9-12 tahun (M = 10.31) dipilih melalui cluster sampling untuk mengisi kuesioner untuk mengukur validitas dan reliabilitas melalui internal consistency. Temuan: Hasil perhitungan internal consistency alat ukur PTM menunjukkan α = 0.881 dan hasil uji validitas dengan menggunakan CFA menunjukkan model good fit (RMSEA = 0.045, CFI = 0.94). Hasil uji reliabilitas di setiap dimensi yaitu altruism (α = 0.623), compliant (α = 0.496), emotional (α = 0.582), public (α = 0.482), dan dire (α = 0.361). Hanya dimensi anonymous yang sudah reliable (α = 0.729).Kesimpulan: Alat ukur PTM versi bahasa Indonesia valid dan reliable. Meskipun begitu, sebagian besar dimensi masih memiliki reliabilitas yang rendah.
Psikodrama untuk Self-Esteem Anak dengan Specific Learning Disorder Usia 9-12 Tahun Nyi Mas Ratu Rema; Afra Hafny Noer; Esti Wungu
Jurnal Psikologi Perseptual Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Psikologi Perseptual
Publisher : Universitas Muria Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24176/perseptual.v6i1.5411

Abstract

Di Indonesia sebanyak 5 juta dari 50 juta anak-anak mengalami kesulitan belajar. Ujian, prestasi dan literacy, merupakan tantangan yang besar untuk anak specific learning disorder (SLD). Anak dengan SLD sering distigmatisasi dan dikaitkan dengan kegagalan yang menurunkan self-esteem. Self-esteem rendah adalah hasil penilaian negatif terhadap diri dan kualitas diri yang memberikan dampak buruk bagi anak. Modul psikodrama ini bertujuan untuk meningkatkan self-esteem rendah pada anak dengan specific learning disorder usia 9-12 tahun. Rancangan modul dibuat menggunakan pendekatan instructional system design dan metode penelitian tahap uji coba menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian small design one group pre test-post test. Pengambilan data menggunakan interview, observasi dan pengisian kuesioner self-esteem. Rancangan modul ini melewati proses uji kelayakan yang dilakukan oleh 3 orang expert judgement dan uji coba pada 9 orang anak usia 9-12 tahun yang memiliki self-esteem rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh untuk meningkatkan self-esteem rendah pada anak usia 9-12 tahun, maka dalam modul psikodrama menekankan pada materi area teman dan sekolah, teknik sculpture, dan proses berulang
Perancangan dan Uji Coba Pelatihan Moral Sebagai Upaya Pencegahan Merokok pada Remaja Prahastia Kurnia Putri; Poeti Joefiani; Esti Wungu
Biopsikososial: Jurnal Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta Vol 2, No 1 (2018): Vol. 2 No. 1 April 2018
Publisher : Universitas Mercu Buana Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/biopsikososial.v2i1.7220

Abstract

Merokok berbahaya bagi remaja karena organ tubuh remaja masih berkembang sehingga lebih rentan terpapar nikotin serta lebih beresiko menjadi pencandu dibandingkan perokok di usia dewasa. Namun kenyataannya setiap tahun terjadi peningkatan perokok remaja di Indonesia. Karenaperilaku merokok pada remaja menyangkut kerugian pada diri sendiri dan juga orang lain, maka merokok merupakan salah satu masalah sosial menyangkut moral yang harus menjadi perhatian.Pelatihan ini terdiri dari 6 sesi yang menstimulasi aspek pengetahuan, perasaan dan keteguhan moral akan membentuk tindakan moral ketika remaja dihadapkan pada situasi yang menyangkut merokok atau tidak. Pelatihan tersebut antara lain: 1) Mengenal Aku, (2) Video Bahaya Rokok, (3) Memunculkan Pertimbangan Finansial (4) Menghayati Video Anak Merokok, (5) Alasan Merokok, (6) Bertindak dalam Situasi Kritis : Self Assertive dan Roleplay. Rancangan penelitian merupakan quasi experiment dengan one-group pretest-postest design. Sampel dalam penelitian ini adalah 14 remaja yang duduk di bangku SMP, usia 12-14 tahun, beresiko menjadi perokok dan belum menjadi perokok regular (occasional smoker). Uji coba dilakukan dengan durasi 2 jam selama 2 hari berturutturut.Hasil pre-test dan post-test diuji beda dengan T-Test Wilcoxon dan analisa deskriptif. Data menunjukkan hasil two-tailed significancy = 0.59 (dengan alfa > 0.05), yang menunjukkan tidak ada peningkatan yang signifikan setelah pelatihan. Berdasarkan analisa deskriptif, 50% menunjukkan peningkatan moral setelah pelatihan. 64% peserta mengalami peningkatan pada pengetahuan dan keteguhan moral, 36% peserta yang mengalami peningkatan perasaan moral, dan 50% peserta menunjukkan peningkatan pada tindakan moral. Kata kunci : Moral, Preventif Merokok, Program Pelatihan, Remaja Pendahuluan
Trial application of acceptance and commitment therapy principles to reduce the degree of stress experienced by adolescents with down syndrome sibling(s) Afada Alhaque; Poeti Joefiani; Esti Wungu
Psychological Research and Intervention Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Department of Psychology, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/pri.v2i1.24339

Abstract

This study was conducted to see whether the training module of the application of the principle of Acceptance and Commitment Therapy can be used as an intervention to reduce the stress degree of adolescents aged 14 – 16 who have Down Syndrome’s sibling. The design of this research is quasi-experiment with One Group Pretest - Posttest Design method. The sample of the study were three adolescents aged 14 – 16 who had Down Syndrome’s sibling, were obtained by purposive sampling technique. The measuring tool used in this study is the Stress Degrees questionnaire, based on stress theory by Lazarus and Folkman (1984), to measure the stress degree, and the Acceptance and Action Questionnaire II (AAQ-II) questionnaire to measure psychological flexibility, adapted into Indonesian from AAQ-II (Hayes, et al, 2004). The results showed that the application of the ACT principle significantly reduced the stress degree and increased the psychological flexibility of adolescents aged 14 – 16 who have Down Syndrome’s sibling, with a significance value of 0.016 (sig 0.05). Through the application of ACT principles, the subjects's psychological flexibility is increased so that the subjects know how to deal with problems, by accepting negative or unpleasant feelings and thoughts because of having Down Syndrome’s sibling and having a commitment to achieve goals according with their value of life.
PELATIHAN “STRATEGI PENGELOLAAN DIRI” UNTUK MENINGKATKAN SELF CONTROL PADA REMAJA DENGAN ADIKSI GAME ONLINE TINGKAT SEDANG Prida Harkina; Rismijati Koesma; Esti Wungu
JURNAL PSIKOLOGI MALAHAYATI Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Psikologi Malahayati
Publisher : Program Studi Psikologi Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jpm.v1i1.1417

Abstract

“SELF MANAGEMENT STRATEGY” TRAINING TO IMPROVE SELF-CONTROL IN ADOLESCENCE WITH MODERATE LEVEL ONLINE GAME ADDICTIONIntroduction: These days, online game addiction phenomenon has increased, especially among middle school adolescences. Therefore, a prevential treatment is needed to avoid their addiction getting worse. One of the way is by strengthening adolescence’ self-control in playing online game.Purpose: The aim of this study was to determine the effect of “Self Management Strategy” training to improve self-control in adolescences with moderate level online game addiction.Methods: This study used quasi experiment with A-B-A reversal design. The intervention was done by giving training that used behavior modification basic principle. Measurementof self-control was done in every phase A (when there are no treatment) and B (when treatment was given).Results: According to the data obtained, there was an improvement  found in self-control score in two respondents before and during the treatment given.Conclusion:Self management strategy training can improve self control in adolescence with moderate level online game addiction.Pendahuluan: Fenomena kasus adiksi game online saat ini marak terjadi pada pemain remaja Sekolah Menengah Pertama. Oleh karena itudibutuhkan suatu penanganan pencegahan agar adiksi yang mereka alami tidak semakin memburuk. Salah satu caranyaadalah dengan memperkuat self-control pada remaja saat bermain game onlineTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pelatihan “Strategi Pengelolaan Diri” untuk meningkatkan self-control pada remaja dengan adiksi game online tingkat sedang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen dan menggunakan A-B-A reversal design. Intervensi yang dilakukan berbentuk pelatihan dengan menggunakan prinsip dasar behavior modification. Pengukuran terhadap self-control dilakukan di setiap fase A (saat tidak ada treatment) dan B (saat diberikan treatment)Hasil: Berdasarkan data yang diperoleh selama pengukuran menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah skor self-control pada kedua peserta dari saat belum diberikan treatmant ke pada saat treatment diberikan.Simpulan: Pelatihan Strategi Pengelolaan Diri dapat meningkatkan self-control (kontrol diri) pada remaja  dengan adiksi game online tingkat sedang.
GAMBARAN KONDISI KESEPIAN MAHASISWA YANG HANYA MENGAMBIL MATA KULIAH SKRIPSI PROGRAM PENDIDIKAN S-1 UNIVERSITAS PADJADJARAN Ismi Putri Herianda; Esti Wungu; Rintana Dewi
Journal of Psychological Science and Profession Vol 5, No 3 (2021): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.101 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v5i3.28497

Abstract

Kesepian adalah kondisi yang tidak menyenangkan, subjektif, dan terjadi saat interaksi jika adanya kebutuhan dalam hubungan sosial yang tidak terpenuhi. Kesepian terbagi ke dalam dua jenis, yaitu kesepian sosial (terjadi karena hubungan pertemanan) dan kesepian emosional (terjadi karena hubungan keluarga dan hubungan percintaan). Mahasiswa Universitas Padjadjaran yang hanya mengambil mata kuliah skripsi mengalami perubahan interaksi sosial, seperti jarang bertemu dan perbedaan topik pembicaraan dengan teman yang sudah lulus maupun belum lulus, merasa tertekan oleh keluarga, dan perubahan dalam hubungan percintaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat gambaran empiris mengenai kondisi kesepian yang dilihat dari kondisi kesepian sosial dan kondisi kesepian emosional pada mahasiswa tersebut. Penelitian dilakukan terhadap 330 mahasiswa Universitas Padjadjaran dengan karakteristik angkatan 2013-2015 yang hanya mengambil mata kuliah skripsi menggunakan teknik proporsional stratified random sampling. Peneliti menggunakan rancangan non- eksperimental dengan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner SELSA (Social Loneliness Scale For Adults) secara daring. Hasil penelitian memperlihatkan mayoritas mahasiswa memiliki kondisi kesepian (n = 272), kesepian sosial (n = 271), dan kesepian emosional (n = 233) pada tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan oleh kesendirian dan sudah dapat mengatasi kesepian yang dirasakan saat sedang sendirian.
Quality of Life as A Predictor of Happiness and Life Satisfaction Langgersari Elsari Novianti; Esti Wungu; Fredrick Dermawan Purba
Jurnal Psikologi Vol 47, No 2 (2020)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.023 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.47634

Abstract

This study aimed to find correlations between the quality of life, happiness, and life satisfaction of the general population of Bandung city. There were 370 participants with averageage of 20.7 years, mostly male (55.7%) and with a secondary level of education (SMP-SMA; 57.0%) who completed three questionnaires: (i) WHOQOL-BREF to measure quality of life, (ii) Happiness Thermometer to measure happiness, and (iii) Self-Anchoring Cantril Striving Scale to measure life satisfaction. Multiple linear regression tests were used with happiness and life satisfaction as dependent variables and quality of life as an independent variable. The results showed that the psychological and physical domains of quality of life were significant predictors of happiness and satisfaction of life, where the psychological domain proved significant in predicting all four-time points: happiness today (β=0.039; p<0.05), happiness throughout life (β=0.043; p<0.05), current life satisfaction (β=0.034; p<0.05) and life satisfaction five years from now (β=0.017; p<0.05). Physical domain was similar to psychological except for current life satisfaction (β=0.029; 0.023; 0.014; p<0.05). The environmental domain had been shown to predict happiness throughout life significantly (β=0.019; p<0.05) and life satisfaction five years from now (β=-0.015; p<0.05). The social domain was not found to be a significant predictor. It can be concluded that improving the psychological and physical function of Indonesian people and their environmental conditions will lead them to a happier and more satisfying life.