Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GEMACERMAT) Pada Penyakit Degeneratif Dan Infeksi di Kelompok Masyarakat Desa Menganti Cilacap septiana indratmoko; Rochany Septi; Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA) Vol. 1, No. 2, Oktober 2019
Publisher : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT AL-IRSYAD (JPMA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat merupakan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menggunakan obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara benar, dan akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Masyarakat diharapkan mampu mengenali gejala penyakit degeneratif sehingga akan peduli dan dapat mencegah serta mengobati sesuai dengan penyakitnya. Metode yang digunakan adalah penyuluhan kesehatan tentang penggunaan obat secara benar dalam penyakit degeneratif dan infeksi. Target dan luaran dari akhir kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat sehingga mampu mengenali gejala penyakit degeneratif sehingga akan peduli dan dapat mencegah serta mengobati sesuai dengan penyakitnya. Hasil dari penyuluhan kesehatan dalam pengabdian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat tentang mengenali gejala penyakit degeneratif sehingga akan peduli dan dapat mencegah serta mengobati sesuai dengan penyakitnya dengan menggunakan obat dan tanaman obat secara benar. Pengabdian ini juga menghasilkan artikel ilmiah dan buku saku. Kata kunci : gerakan masyarakat cerdas, obat, penyakit degeneratif, infeksi
Rationality of antibiotics prescription on pneumonia patients at the Indonesia Air Force Center Hospital (RSPAU) Dr. Suhardi Hardjolukito, Yogyakarta Burju Simanjuntak, Lamhot; Siswandi; Gugun Suhendra; Dewi Wulandari; Wulanria Nurfitrika; Weti Widayanti; Nurhasna Suhmita Sari; Ikhwan Dwi Wahyu Nugroho
Indonesian Journal of Pharmacology and Therapy Vol 5 No 2 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Public Health, and Nursing Universitas Gadjah Mada and Indonesian Pharmacologist Association or Ikatan Farmakologi Indonesia (IKAFARI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ijpther.9867

Abstract

Irrational antibiotic prescriptions on pneumonia patients is common in hospitals. This study aimed to evaluate the rationality of antibiotics prescription on pneumonia patients at the Indonesia Air Force Center Hospital (RSPAU) Dr. Suhardi Hardjolukito, Yogyakarta. It was a cross-sectional study using prescriptions for inpatients and outpatients suspected of community acquired pneumonia (CAP) submitted to the Medical Record Installation. All prescribed drugs, including their dosage, duration, route of administration, and demographic information of patients were extracted. The rationality of antibiotic use was then evaluated using the Gyssens and PCNE methods by assessing the antibiotic use with standard treatments based on the Clinical Pathway of RSPAU Dr. Suhardi Hardjolukito, Yogyakarta and the Guideline for the Use of Antibiotics of the Ministry of Health, Republic of Indonesia number 28 in 2021. A total of 124 pneumonia patient prescriptions were evaluated. The rationality of antibiotic prescriptions based on the Gyssens and PCNE criteria were 65.7% and 65.26%, respectively. The irrational of antibiotics based on the Gyssens method consisted of incomplete antibiotic prescription (2.90%), antibiotics not indicated (2.23%), medications prescribed cost more than substitute medications (8.20%), and less duration of medications (19.40%). Furthermore, the irrationality of antibiotics based on the PCNE method consisted of untreated symptoms or indications (8.33%), treatment issues related to cost-effectiveness (1.39%), too short duration of medications (23.61%), and incorrect medication administration or dosage interval timing (1.39%). In conclusion, in general, the antibiotics prescription on pneumonia patients at the RSPAU Dr. Suhardi Hardjolukito was rational. However, this rationality can still be improved.