Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pergeseran Etika Profesi Jurnalis Pada Wartawan yang Menyambi Sebagai Endorser di Instagram Maya Rachmawaty; Nicky Stephani; Reni Dyanasari
Jurnal Kajian Jurnalisme Vol 5, No 2 (2022): KAJIAN JURNALISME
Publisher : School of Journalism, Faculty of Communication Sciences, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkj.v5i2.32822

Abstract

Praktik endorsement atau promosi berbayar melalui Instagram kini bukan hanya dilakukan oleh kalangan selebriti. Jurnalis televisi yang mengemban peran penting sebagai pilar keempat negeri ini juga larut dalam arus euforia digital dengan turut melakukan kegiatan endorsement. Hal ini tentu meninggalkan permasalahan etika, karena sesuai dengan Kode Etik Jurnalistik Wartawan Indonesia, jurnalis haruslah bersifat independen dan tidak menyalahgunakan profesinya untuk menguntungkan suatu pihak. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari fenomena tersebut, terutama melihat sikap dan tanggapan para jurnalis terhadap kegiatan promosi berbayar di Instagram yang dilakukannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam. Terdapat lima informan yang berhasil diwawancara, berasal dari stasiun televisi SCTV, TV One dan Kompas TV. Hasil penelitian menunjukkan para jurnalis kerap melakukan endorsement di Instagram dengan berbagai motif seperti membantu usaha kecil dan menengah, serta mendapatkan keuntungan finansial. Empat informan meyakini praktik endorsement tidak menyalahi kode etik selama masih mengedepankan fakta dan tidak menyebarkan kebohongan, sementara satu informan percaya hal tersebut melanggar kode etik. Persepsi informan dipengaruhi oleh keanggotaan organisasi profesi dan kepemilikan sertifikasi profesional. Jurnalis yang menganggap kegiatan endorsement tidak sesuai dengan kode etik, tercatat sebagai anggota Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia dan memiliki setifikasi jurnalis utama, sementara informan lainnya tidak.
Why We Like Podcasts: A Review of Urban Youth's Motivations for Using Podcasts Nicky Stephani; Maya Rachmawaty; Reni Dyanasari
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 14, No 1 (2021): (Accredited Sinta 2)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v14i1.7609

Abstract

Podcast becomes one of the digital media close with urban youth. People listen to it when they are on their way, doing an assignment, and spending leisure time. As new media content developing nowadays, there is only a little research on podcasts in Indonesia. Research results on podcasts released by the media, research agencies, and streaming platform companies discuss majorly on volume, profile, and access habit of audience. Nevertheless, there is no research investigating the youth's reason for choosing podcasts compared to other media. Hence, this research aimed to identify and present the motivation underlying the urban youth preference on podcasts. This research framework was compiled based on the typology of digital media motivation in uses and gratifications theory, namely educating entertainment or edutainment, storytelling, social, and multi-tasking. This research employed a quantitative and positivist paradigm approach. The research respondents were college students who were still accessing podcasts in the last three months. Eventually, the research result identified a significant effect among four types of motivation for using podcasts. In addition, this research result also proved that the typology model of motivation for using new media could explain the reasons underlying the urban youth in using podcasts. Reviewing the close correlation between the urban youth and podcasts, this research also identified the potential of using podcasts in the education realm.
Pembungkaman Perempuan Pekerja Seni Korban Kekerasan Seksual di Media Sosial Studi Muted Group Theory pada Unggahan Instagram Stories Penyanyi Dangdut Via Vallen (@viavallen) Nicky Stephani; Billy Sarwono
WIDYAKALA: JOURNAL OF PEMBANGUNAN JAYA UNIVERSITY Vol 7, No 2 (2020): Urban Development & Urban Lifestyle
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UPJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.975 KB) | DOI: 10.36262/widyakala.v7i2.325

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembungkaman terhadap perempuan pekerja seni yang menjadi korban kekerasan seksual di media sosial. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya pembungkaman dari perspektif muted group theory. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionisme kritis dan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Unit analisis dalam penelitian ini adalah dua unggahan Instagram storiespenyanyi dangdut Via Vallen tentang peristiwa pelecehan seksual yang ia alami. Metode analisis yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes yang menjabarkan makna denotatif dan konotatif serta mengungkap mitos di balik simbol-simbol yang ditampilkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun perempuan pekerja seni memiliki akses ke media sosial, di mana ia dapat dengan bebas menyatakan perlawanannya terhadap pelecehan seksual di hadapan jutaan pengikutnya, pada akhirnya ia tetap terbungkam. Pembungkaman terjadi ketika perempuan pekerja seni tidak dapat mengartikulasikan pengalaman pelecehan seksual di hadapan anggota kelompok dominan. Hal ini disebabkan oleh ideologi patriarki yang mengakar di masyarakat dan beroperasi secara sistematis di media sosial untuk membungkam ekspresi perempuan pekerja seni yang menjadi korban pelecehan seksual. Operasi patriarki yang tersistem dilakukan dengan mengkonstruksi posisi perempuan pekerja seni dalam masyarakat, menyuburkan stigma dan stereotip tentang perempuan pekerja seni di lingkungan sosial, mewajarkan bentuk-bentuk kekerasan seksual yang menimpa perempuan pekerja seni, dan mengabaikan aspirasi perempuan pekerja seni tentang pelecehan seksual. 
Senior female celebrity's body and ageing well discourse on Instagram Stephani, Nicky
Jurnal Studi Komunikasi Vol. 6 No. 1 (2022)
Publisher : Faculty of Communications Science, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Society expects women always to maintain their physical appearance throughout the ages. We can see this condition from the public's view of senior female celebrities, an example of successful ageing or ageing well. This study explores the visual discourse of femininity over the age of 50, which emerges from the Instagram accounts of senior female celebrities. Multimodal critical discourse analysis was conducted on images and texts to reveal dominant themes and rhetorical elements inherent in the femininity of senior female celebrities. The concepts of representation, body and femininity, ageism, and social media analyse alternative discourse related to ageing femininity. This study denotes that the ageing discourse of senior female celebrities reflects the dialectic of realising or revising sexist and ageist ideas about how women look after they reach old age.