Jurnalisme digital di Indonesia saat ini menempatkan kecepatan penyajian dan distribusi berita menjadi faktor utama bagi para audiens atau khalayak berita. Keberadaan dari agregator berita seperti LINE Today dianggap bisa menyajikan berita dengan isu aktual dan berbagai topik yang telah terkurasi serta menyaring berita agar lebih berkualitas. Namun, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, tetap ditemui sejumlah isu mengenai agregator berita seperti berita yang repetitif, bias, dan tidak relevan. Tujuan dari penelitian ini adalah mampu menawarkan ide pengembangan melalui konsep slow technology dengan menempatkan manusia di tengah teknologi untuk mengisi debat akademis mengenai kekurangan dari sajian berita agregator berita. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dengan strategi penelitian studi kasus dengan desain single case, kemudian analisis menggunakan model pattern-matching untuk melibatkan perbandingan pola yang diprediksi dan atau efek dengan yang telah diamati secara empiris, dan identifikasi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sejumlah potensi untuk mengembangkan agregator berita didasarkan dari integrasi peran antar stakeholder dengan memperkenalkan kesadaran keseimbangan antara meningkatnya kecepatan teknologi informasi dan komunikasi dengan kecepatan pemrosesan informasi manusia yang lebih terbatas. Penelitian ini mengisi gap mengenai isu dan masalah yang kerap ditemui dari news aggregator sehingga mampu memberikan solusi konstruktif melalui potensi desain ICT yang mencerminkan nilai-nilai manusia, seperti kepercayaan, integritas, dan kejujuran.