Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGARUH SARANA PRASARANA, PENDANAAN, DAN KOMPETENSI ARSIPARIS TERHADAP AKUNTABILITAS KINERJA KEARSIPAN UNIVERSITAS DI JAWA TENGAH Agung Kuswantoro; S. Martono; Muhamad Nukha Mustadlo
Shaut Al-Maktabah : Jurnal Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Vol. 16 No. 1 (2024): Shaut al-Maktabah
Publisher : Program Studi Diploma Tiga Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37108/shaut.v16i1.1300

Abstract

The research aims to analyze the influence and magnitude of the influence of archival funding facilities, archivist competency, and archivist competency on accountability at universities in Central Java. This research uses a quantitative approach with the category of causality. The model was built using a theoretical approach and tested based on regression tests. The research objects were archivists at universities in Central Java under the Ministry of Education and Culture, namely Semarang State University (UNNES), Diponegoro University (UNDIP), Jenderal Soedirman University (UNSOED), and Sebelas Maret University (UNS). Archival infrastructure, archival funding, and archival competence on archival performance accountability influence 79.40%. Archives and infrastructure facilities on accountability for archives performance influence 60.90%. Archives funding on archives performance accountability influences 50.10%. Archivist competency on archival performance accountability influences 77.30%. Institutions/college leaders are expected to pay more attention to archive buildings, archive rooms, and archival equipment by collaborating with archive companies when the college has archival activities. For higher education institutions, efforts are made to budget/allocate funds for archival activities at the beginning of the year by involving archival institutions/archival units. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah menganalisis pengaruh dan besarnya pengaruh sarana pendanaan kearsipan, kompetensi arsiparis, dan kompetensi arsiparis terhadap akuntabilitas universitas di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kategori kausalitas. Model dibangun melalui pendekatan teoritis dan diuji berdasarkan uji regresi. Objek penelitian adalah para arsiparis pada perguruan tinggi di Jawa Tengah di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Universitas Negeri Semarang (UNNES), Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Universitas Diponegoro (UNDIP), dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Sarana prasarana kearsipan, pendanaan kearsipan, dan kompetensi kearsipan terhadap akuntabilitas kinerja kearsipan terhadap akuntabilitas kinerja kearsipan memiliki pengaruh sebesar 79,40%. Sarana prasarana kearsipan terhadap akuntabilitas kinerja kearsipan memiliki pengaruh sebesar 60,90%. Pendanaan kearsipan terhadap akuntabilitas kinerja kearsipan memiliki pengaruh sebesar 50,10%. Kompetensi arsiparis terhadap akuntabilitas kinerja kearsipan memiliki pengaruh sebesar 77,30%. Bagi lembaga/pimpinan perguruan tinggi diharapkan lebih memperhatikan gedung kearsipan, ruang kearsipan, dan peralatan kearsipan dengan menjalin kerjasama pada perusahaan kearsipan saat perguruan tinggi tersebut ada kegiatan kearsipan. Bagi lembaga perguruan tinggi diupayakan untuk menganggarkan/mengalokasikan dana untuk kegiatan kearsipan pada awal tahun dengan melibatkan lembaga kearsipan/unit kearsipan.
Pelestarian desa wisata branjang melalui peran kepemimpinan konservasi Sri Wartini; S. Martono; Moh. Khoiruddin; Widya Prananta; Bogy Febriatmoko
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 8, No 3 (2024): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v8i3.25543

Abstract

AbstrakPengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan kemampuan kepemimpinan konservasi untuk Perangkat Pemerintahan Desa Branjang. Perangkat desa menjadi aset sumber daya yang diandalkan oleh Desa Branjang dalam membangun Desa Wisata yang ramah lingkungan. Kinerja perangkat desa menjadi nyawa bagi berjalannya roda kerja Desa Branjang. Ketidaktercapaian kinerja perangkat desa memiliki dampak yang mempengaruhi cita-cita Desa Branjang sebagai desa wisata. Keterlibatan perangkat desa ini penting dalam mendukung ketercapaian tersebut. Mitra dalam pengabdian ini yaitu Desa Branjang yang berlokasi di Kabupaten Semarang. Berdasarkan permasalahan menjalankan pekerjaan, perangkat desa kurang aktif dalam keterlibatan pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat yang dipimpinnya. Kegiatan yang telah dilakukan yaitu pelatihan simulasi, group coaching clinic, dan personal communication. Dari kegiatan tersebut membuahkan hasil yang dapat dirasakan oleh masyarakat yaitu, perangkat desa menjadi lebih aktif untuk terjun ke bawah mendampingi masyarakat dalam menjalankan program-program kerja desa dengan pendekatan yang lebih persuasive dan lebih komunikatif sehingga warga merasa terbantu dan merasa dibimbing. Hal ini menjadi hal yang sangat positif bagi Desa Branjang yang sedang mengembangkan desanya kearah Desa Wisata. Kata kunci: pelatihan simulasi; kepemimpinan; konservasi; desa branjang Abstract This community service aims to improve conservation leadership capabilities for the Branjang Village Government Apparatus. Village apparatus is a resource asset that Branjang Village relies on in building an environmentally friendly Tourism Village. The performance of village officials is the lifeblood of the work of Branjang Village. The failure to achieve the performance of village officials has an impact on the aspirations of Branjang Village as a tourist village. The involvement of village officials is important in supporting this achievement. The partner in this service is Branjang Village which is located in Semarang Regency. Based on problems carrying out work, village officials are less active in engaging in work together with the community they lead. The activities that have been carried out are simulation training, group coaching clinic, and personal communication. These activities produced results that could be felt by the community, namely, village officials became more active in assisting the community in carrying out village work programs with a more persuasive and more communicative approach so that residents felt helped and guided. This is a very positive thing for Branjang Village which is currently developing its village towards a Tourism Village. Keywords: simulation training; leadership; conservation; branjang village