Kiki Dwijayanti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KARAKTERISTIK OPAK DARI CAMPURAN BERAS-SORGUM PUTIH GENOTIPE 1.1. (SORGHUM BICOLOR (L) MOENCH) DARI BERBAGAI LAMA PENYOSOHAN ABRASIF DAN BERAS KETAN PUTIH (ORYZA SATIVA GLUTINOSA) Carmencita Tjahjadi; Bambang Nurhadi; Tino Mutiarawati; Anas -; Kiki Dwijayanti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biji sorgum memiliki kulit yang terikat erat oleh endosperma, karena itu ia perlu disosoh dulu sebelum digunakan sebagai bahan pensubstitusi beras ketan dalam pembuatan opak. Tingkat penyosohan biji sorgum akan menentukan kualitas opak yang dihasilkan. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu: lama penyosohan biji sorgum putih Genotipe 1.1 (1 menit, 1,5 menit dan 2 menit) dan rasio nasi sorgum putih Genotipe 1.1 bebas embryonic disc dengan nasi ketan putih (40%:60%, 50%:50% dan 60%:40%) serta 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama penyosohan biji sorgum 1 menit dan rasio nasi sorgum putih Genotipe 1.1 bebas embryonic disc dengan nasi ketan putih 60%:40% menghasilkan opak dengan karakteristik yang terbaik yaitu kadar air adonan 66,05% (b.b.), kadar air opak mentah 7,80% (b.b.), kadar air opak matang 4,05% (b.b.), kekerasan 1,04 kg, volume pengembangan 217,78%, kesukaan terhadap warna, citarasa, kerenyahan, kenampakan keseluruhan biasa dan kehalusan permukaan agak suka, kadar protein 4,02% (b.b.), kadar lemak 5,66% (b.b.), kadar abu 3,72% (b.b.), kadar serat kasar 2,52% (b.b.), kadar karbohidrat 82,55% (b.b.) dan rendemen 36,26%. Kata kunci: Sorgum, Lama penyosohan, Rasio gandum sosoh dan beras ketan
Karakteristik Biji dan Beras-Sorgum Genotipe 1.1 dan B-100 Serta Produk Olahan Berbasis Sorgum Tino Mutiarawati Onggo; Carmencita Tjahjadi; , Anas; Teja Yuliandi; Kiki Dwijayanti; Dheasyta Pratiwi
Zuriat Vol 19, No 2 (2008)
Publisher : Breeding Science Society of Indonesia (BSSI) / PERIPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/zuriat.v19i2.6662

Abstract

Sorgum [Sorghum bicolor (L.) Moench] adalah tanaman pangan penting peringkat kelima dunia. Tanaman ini dapat tumbuh baik di daerah-daerah kering dan panas, sehingga sesuai untuk dikembangkan di daerah marginal. Kandungan gizi sorgum tinggi dan tidak mengandung gluten, sehingga baik digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Biji sorgum Genotipe 1.1 (Hasil rekayasa Fakultas Pertanian Unpad) dan Genotipe B-100 (Hasil rekayasa BATAN) yang digunakan sebagai materi untuk menguji karakteristik biji, beras sorgum, produk pangan berbasis sorgum yaitu opak dan stik bawang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua genotipe tersebut mempunyai bentuk biji yang hampir sama, namun genotipe B-100 mempunyai ukuran, sferisitas dan berat 100 butir yang lebih besar dibandingkan genotipe 1.1. Lama waktu penyosohan dengan metode abrasif meningkatkan kecerahan hasil sosohan dan menurunkan intensitas warna kuning serta hijau pada Genotipe 1.1 yang tergolong white sorghum; sedangkan pada Genotipe B-100 penyosohan selama 0,5 menit menghasilkan berassorgum berwarna cokelat kemerahan karena testa yang mengandung tanin; semakin lama waktu penyosohan, warna cokelat kemerahan tersebut semakin berkurang. Pada pembuatan opak, penggunaan beras-sorgum genotipe 1.1 hasil penyosohan 1 menit dan rasio nasisorgum dengan nasi-ketan 60:40 merupakan perlakuan terbaik menghasilkan opak sorgum dengan karakteristik inderawi terbaik. Pada stik bawang, lama penyosohan biji-sorgum genotipe 1.1 selama 1,5 menit dan imbangan tepung-sorgum dengan tepung-terigu sebesar 50:50 merupakan perlakuan terbaik menghasilkan stik bawang sorgum dengan sifat inderawi terbaik.