Hasrianti Hasrianti
Balai Arkeologi Sulawesi Selatan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PEMAKNAAN ARSITEKTUR VILA YULIANA DI SOPPENG, SULAWESI SELATAN DENGAN ANALISIS SEMIOTIKA Hasrianti Hasrianti
WalennaE Vol 17 No 1 (2019)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/wln.v17i1.375

Abstract

The object of the research is the Vila Yuliana colonial building in Soppeng Regency.This paper aim is to find out the meaning of the location of Vila Yuliana and the using of local architecture in Vila Yuliana. The method research that was used is an induktive qualitative method. Data analysis used a semiotic approach. The research phase beginned with a survey and ended with interpretation of the data. The analysis result show that the Vila Yuliana’s architectural elements is have some symbolic value. Not only to get an interesting view of the location, with any reason it is also to combine elements of colonial architecture with local architecture. On the contrary, Vila Yuliana contained political messages, especially to show the dominance of the power of the Dutch Indian government. Objek penelitian adalah bangunan kolonial Vila Yuliana di Kabupaten Soppeng. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui makna dibalik keletakan Vila Yuliana dan penggunaan arsitektur lokal pada Vila Yuliana. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif induktif. Analisis data menggunakan pendekatan semiotika. Tahap penelitian diawali dengan survei dan berakhir dengan interpretasi data. Hasil analisis menunjukkan unsur-unsur arsitektur bangunan Vila Yuliana memiliki nilai simbolik. Bukan hanya sekedar untuk mendapatkan pemandangan menarik dari keletakannya, juga bukan tanpa alasan memadukan unsur arsitektur kolonial dengan arsitektur lokal. Dibalik hal itu, Vila Yuliana mengandung pesan politis, terutama untuk menunjukkan dominasi kekuasaan pemerintah Hindia Belanda.
VILLA YULIANA: BANGUNAN BERARSITEKTUR INDIS DI KABUPATEN SOPPENG, SULAWESI SELATAN Hasrianti Hasrianti
WalennaE Vol 14 No 2 (2016)
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5780.592 KB) | DOI: 10.24832/wln.v14i2.380

Abstract

Villa Yuliana adalah bangunan kolonial Belanda di Jl. Pengayoman No 1, Kecamatan Botto, Kecamatan Lalabata, Watansoppeng, Soppeng, Sulawesi Selatan. Bangunan ini dibangun pada 1905-1909. Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan Villa Yuliana sebagai contoh arsitektur Indies. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-induktif menggunakan analisis bentuk dan tipologi melalui proses sintesis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Villa Yuliana dominan dipengaruhi oleh arsitektur bangunan kolonial tetapi dengan beberapa pengaruh dari arsitektur rumah Bugis. Arsitektur bangunan kolonial merupakan perpaduan dari gaya klasik, seperti Hindia Belanda (Indische Empire), Renaissance, gaya Victorian dan Gothic, dengan gaya modern seperti Art Nouveau. Penggabungan arsitektur Bugis, terlihat di atap pelana dengan overhang, beranda, dan lantai kayu dan langit-langit, merupakan upaya untuk beradaptasi dengan iklim tropis.  Villa Yuliana is a Dutch colonial building at Jl. Pengayoman No. 1, Botto District, LalabataSubdistrict,Watansoppeng, Soppeng, South Sulawesi. The building was built in 1905–1909. Thispaper aims toexamine Villa Yuliana as an exemplar of Indies architecture. The employed research methods arequalitative-inductive using shape analysis and typology through a data synthesis process. The resultsshow that Villa Yuliana was predominantly influenced by colonialbuilding architecture but with someinfluence from Bugis house architecture. The colonial building architecture is a fusion of classic styles,such as the Dutch East Indies (Indische Empire), Renaissance, Victorian and Gothic styles, with modernstyles such as Art Nouveau. The incorporation of Bugis architecture, visible in the saddle roof with anoverhang, the veranda,and wooden floors and ceilings, was an attempt to adapt to the tropical climate.
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR MASA KOLONIAL DI KOTA PALOPO (1908-1940) Syahruddin Mansyur; Hasrianti Hasrianti
Tumotowa Vol 2 No 2 (2019): Tumotowa
Publisher : Balai Arkeologi Provinsi Sulawesi Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/tmt.v2i2.35

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada aspek perkembangan arsitektur bangunan masa kolonial di Kota Palopo. Tujuan penelitian ialah untuk memperoleh gambaran tentang gaya arsitektur bangunan-bangunan masa kolonial Kota Palopo. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik observasi langsung untuk perekaman data yang dilakukan dengan deskripsi verbal dan piktorial, dilanjutkan dengan analisis terhadap bentuk, teknologi, gaya, dan lingkungan pendukung data arkeologi, dan diakhiri dengan interpretasi. Bangunan kolonial di Kota Palopo terbagi atas bangunan pemerintahan, bangunan militer, bangunan fasilitas umum, bangunan religi, dan rumah tinggal. Setiap bangunan memiliki ciri arsitektur kolonial Belanda dengan gaya arsitektur yang mewakili periode perkembangan arsitektur kolonial Belanda di Indonesia pada umumnya.