Nablur Rahman Annibras
Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Decision Making Process of Women Migrant Workers in West Java: The Intertwine of Religion, Culture, and Social Reality Yeni Huriani; Nablur Rahman Annibras
Wawasan: Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : the Faculty of Ushuluddin, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (552.402 KB) | DOI: 10.15575/jw.v5i1.8068

Abstract

The decision to work abroad is a unique dynamic for women migrant workers because they have to leave their homes for a long time. The choice is not an easy thing to do. For women in West Java, who are predominantly Muslim, leaving their homes is still a theological and cultural debate as to whether women may work outside the home. Culturally, women are “dulang tinande,” in which they are “not as a determinant” in family life. However, data show that high percentage of Sundanese women work abroad. This fenomenon is interested to be investigated. This research uses a feminist approach to uncover women’s experiences and to recognise women’s voices to be heard related to women migrant workers from West Java. Research shows that these workers have three motives for choosing to work abroad, namely: economic, human capital, and social reasons. Besides, they go through four decision-making processes to become migrant workers: self-stabilization, consultation with relatives, seeking information related to employment agencies (PJTKI), and consulting with Muslim clerics to ask for prayer and safety amulets. This study also found some interesting findings regarding women’s decision to work abroad. First, resilient. They have strong mental endurance by taking immeasurable risks to work in another country. Second, a change in gender relations between women migrant workers and their husbands. Interestingly, the shift in gender relations is temporary.
HERMENEUTIKA J.E. GRACIA (Sebuah Pengantar) Nablur Rahman Annibras
Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Qur’anic and Tafsir studies Programme at Ushuluddin Faculty

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.799 KB) | DOI: 10.15575/al-bayan.v1i1.1669

Abstract

Kemunculan hermeneutika dalam dunia penafsiran al-Qur’an telah mengundang komentar-komentar yang beragam dari para cendekiawan Muslim di seluruh dunia. Sebagian mendukung ide tersebut karena menganggap hermeneutika sebagai “angin segar” dalam pengembangan keilmuan al-Qur’an dan tafsirnya. Hermeneutika dianggap dapat mengungkap “sisi lain” dari penafsiran al-Qur’an yang sebelumnya tak pernah tersentuh oleh para mufassir era terdahulu. Namun sebagian lain menolak ide tersebut dengan tegas. Golongan ini berpendapat bahwa sifat al-Qur’an yang berbeda dengan teks-teks lainnya tentu membutuhkan cara yang berbeda pula. Terlebih al-Qur’an diimani sebagai Kalam Ilahi yang tak ada keraguan di dalamnya. Penggunaan hermeneutika yang pada mulanya digunakan untuk memahami bibel dalam memahami al-Qur’an dianggap sebagai sebuah hal yang tak dapat ditoleransi keberadaanya. Menyama ratakan antara Allah SWT dengan “si pengarang” adalah sebuah kekeliruan yang besar. Kontroversi seputar hermeneutika tak lantas membuat atensi para pengkaji al-Qur’an di Indonesia (terhadapnya) surut. Kajian hermeneutika menjadi salah satu mata kuliah yang ditunggu-tunggu oleh sebagian mahasiswa jurusan tafsir dan hadis di berbagai perguruan tinggi Islam termasuk didalamnya UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Namun demikian, penguasaan terhadap bahasa Arab dan literatur-literatur yang berkaitan dengan keislaman secara umum dan al-Qur’an secara khusus menjadi modal utama yang harus dipenuhi sebelum terlebih dahulu agar terjadi objektifitas pemikiran di dalamnya..