Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Kesesuaian Prosedur Tindakan Resusitasi pada Neonatus dengan Asfiksia di Ruang Peristi RSU Anutapura Palu: Analysis of The Suitability of Neonatal Resuscitation Procedures with Birth Asphyxia at High Risk Patients Room of Anutapura General Hospital Nurlailah Umar; Fitria Masulili; Baiq Emy Nurmalisa
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 14 No. 1 (2020): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v14i1.54

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat mortalitas bayi yang cukup signifikan terutama pada periode perinatal, neonatal dan post-natal. Faktor yang berkontribusi terhadap tingginya mortalitas pada neonatus (BBL) salah satunya adalah asfiksia. Kemahiran tenaga kesehatan dalam melakukan resusitasi dan ketepatan dalam pengambilan keputusan merupakan ujung tombak dalam usaha menurunkan risko kematian BBL. Penelitian ini bertujuan untuk diketahuinya prosedur tindakan penangan resusitasi pada BBL dengan asfiksia. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan observasional. Populasi adalah seluruh bayi baru lahir dengan asfiksia. Sampel berjumlah 15 orang. Data dianalisa dengan analisis univariat. Hasil penelitian ditemukan tindakan resusitasi awal yang sesuai sebanyak 8 tindakan (53,3%) dan tindakan kurang sesuai 7 tindakan (46,7%). Sebagian besar tindakan sesuai yaitu 8 tindakan (93,3%) pada resusitasi lanjutan. Kesimpulan bahwa tenaga kesehatan dalam memberikan tindakan resusitasi awal hampir sama antara tindakan yang sesuai dengan kurang sesuai. Sementara tindakan resusitasi lanjutan sebagian besar dilakukan dengan sesuai prosedur resusitasi bayi baru lahir. Rekomendasi penelitian ini agar dijadikan bahan acuan bagi perawat untuk meningkatkan kualitas dan kesesuaian prosedur tindakan resusitasi neonatus.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet di RSUD Undata Palu Fitria Masulili; Serly Serly
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Pasien hemodialisa memerlukan dukungan pengetahuan diet sebagai terapi konservatif. Salah satu terapi konservatif yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kelanjutan hidupnya adalah pengaturan diet makanan berupa protein, natrium, kalium dan air. Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet di RSUD Undata Palu. Metode: Desain penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel yaitu pasien hemodialisa sebanyak 32 responden. Analisis data dengan distribusi frekuensi dan Fisher’s exact test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet (pv=0,004;?=0,05); ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet (pv=0,002; ?=0,05); tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet (pv=0,098; ?=0,05); tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam  menjalani diet (pv=1,00; ?=0,05); tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kepatuhan pasien hemodialisa dalam menjalani diet (pv=0,053; ?=0,05). Simpulan: Saran bagi tenaga kesehatan meningkatkan penyuluhan tentang diet pasien hemodialisa. Kata Kunci: diet hemodialisa, jenis kelamin, kepatuhan,  pekerjaan, pendidikan, pengetahuan, umur
Intervensi Keluarga tentang Pemberian ASI Eksklusif melalui Perspektif Budaya Kaili Fitria Masulili; Nurlailah Umar; Iwan Iwan; Jurana Jurana
Jurnal Inovasi, Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2022): November
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (523.515 KB) | DOI: 10.36990/jippm.v2i2.702

Abstract

Penyebab ASI eksklusif tidak sukses bukan hanya karena alasan kurangnya pengetahuan atau persepsi yang salah tentang menyusui dan ibu kembali bekerja, tetapi juga karena tradisi. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan beberapa anggota masyarakat dan seorang tokoh masyarakat (etnis Kaili di Palu), yang menyatakan bahwa kebiasaan ibu-ibu dalam memberikan makanan ke anaknya dimulai dari bayi baru lahir, diberikan madu dibibirnya dengan tujuan bahwa semua yang keluar dari bibir anak manis-manis, terutama ucapannya. Makanan yang diberikan berikutnya adalah ASI, kemudian sekitar usia dua minggu bayi diberikan pisang kecil yang dikerok, dihaluskan, dan dimasukkan kedalam air mendidih dengan maksud agar pisang tersebut menjadi matang, setelah pisang tadi matang dan dingin kemudian diberikan ke bayi. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu memberikan pengetahuan kepada keluarga ibu hamil tentang nutrisi ibu hamil dengan menggunakan bahan makanan local Suku Kaili yang dapat menunjang gizi ibu hamil saat hamil dan saat menyusui, serta tentang ASI Eksklusif dan cara menyusui yang benar sehingga dapat memotivasi dan mendukung ibu hamil disaat hamil serta saat menyusui anaknya setelah lahir sehingga tercapai pemberian ASI Eksklusif dan dilanjutkan menyusui sampai 2 tahun. Tindakan yang dilakukan yaitu memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif serta cara menyusui yang benar. Jumlah sasaran 20 orang. Hasil kegiatan yaitu pengetahuan keluarga tentang nutrisi ibu hamil mengalami peningkatan dari 15 peserta (75%) dengan pengetahuan baik, menjadi 19 peserta (95%). Pengetahuan keluarga tentang ASI Eksklusif sebagian besar sudah mempunyai pengetahuan baik yaitu 16 peserta (80%), setelah diberi penyuluhan terjadi peningkatan pengetahuan hanya pada 2 peserta dengan pengetahuan kurang menjadi pengetahuan cukup. Sikap keluarga tentang pemberian nutrisi pada ibu hamil mengalami peningkatan dari 17 peserta (85%) menjadi 18 peserta (90%) dengan sikap baik. Sikap keluarga tentang pemberian ASI Eksklusif terjadi peningkatan sikap baik dari 12 peserta (60%) menjadi 16 peserta (80%). Kesimpulan bahwa kegiatan pengabmas ini dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga yang pada dasarnya sebelum diberikan penyuluhan sebagian besar sudah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik tentang nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif. Saran kepada Puskesmas Wani untuk senantiasa tetap meningkatkan pengetahuan masyarakat dan motivasi terkait nutrisi ibu hamil dan ASI Eksklusif untuk menunjang keberhasilan pencapaian pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Wani.