Dulbahri Dulbahri
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENDEKATAN SEL SEDIMEN MENGGUNAICAN CITRA PENGINDERAAN JAUH SEBAGAI DASAR PENATAAN RUANG WILAYAH PESISIR (STUDI KASUS DI PESISIR UTARA PROPINSI JAWA TENGAH) Nurul Khakhim; Dulbahri Dulbahri; Djati Mardiatno; Valentina Arminah
Majalah Geografi Indonesia Vol 19, No 2 (2005): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.455 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13291

Abstract

ABSTRAK Wilayah pesisir adalah wilayah peralihan antara darat dan taut. Terdapat banyak sekali amberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, sehiagga perkernbangan wilayah pesisir emakin pesat dan kondisi ini menyebabkan konflik antara berbagai kepentingan manusia di ,ilayah tersebut. Diperlukan pengaturan ruang di wilayah pesisir untuk mengatasi konflik antar epentingan tersebut dengan menggunakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan hubungan etiap sumberdaya dalam ekosistem wilayah pesisir dan dengan tetap memperhatikan ekosistem ersebut secara menyeluruh. Pendekatan tersebut adalah pendekatan set sedimen (sediment cell). iel sedimen adalah satuan panjang pantai yang mempunyai keseragaman kondisi fisik dengan carakieristik dinamika sedimen detain wilayah pergerakannya tidak mengganggu keseimbangan iondisi pantai yang berdekatan. Pendekatan set sedimen untuk perencanaan tats ruang pada winsipnya adalah bahwa satu unit pengelolaan adalah panjang pantai dengan karakteristik tertentu yang berkaitan dengan proses alami dan penggunaan lahan pesisir. Tujuan dart penelitian ini edalah menentukan batas set sedimen di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah sebagai dasar penataan ruang pesisir di wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk menentukan sel sedimen adalah dengan interpretasi citra Landsat ETM+ tahun 2002 dan pengukuran lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di wilayah pesisir utara Propinsi Jawa Tengah terdapat 6 sel sedimen, dimana dap sel sedimen tersebut mempunyai keseragaman kondisifisik dengan karalaeristik dinamika sedimen yang berbeda dengan sedimen set lainnya. Sel sedimen-sel sedimen tersebut meliputi : Sel sedimen 1 yang dimulai dari Muara Sungai Cisanggarung sampai sebelah timur Muara Sungai Pemali, Sel sedimen 2 yang dimulai dart sebelah Timur Sungai Pemali sampai Muara Sungai Bodri, Sel sedimen 3 yang dimulai dart Muara sungai Bodri sampai Muara Sungai Wulan, Sel Sedimen 4 yang dimulai dan muara Sungai Wulan sampai pesisir utara Kabupaten Jepara, Set sedimen 5 yang dimulai dart pesisir utara Kabupaten Pea sampai Muara Sungai Kalioso Rembang, dan Sel sedimen 6 yang dimulai dart muara Sungai Kalioso sampai pesisir utara Kabupaten Rembang, Tap-flap sel sedimen dapat digunakan sebagai dasar pengaturan peruntukan ruang kegiatan pembangunan dengan memperhatikan perilaku sedimen dengan menvusun matrik keserasian kegiatan pembangunan di wilayah pesisir.
Kajian Foto Udara dan Sistem Informasi Geografis untuk Pemetaan Kondisi Peresapan Air Sub DAS Wedi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Agus Anggoro Sigit; Dulbahri Dulbahri; Suyono Suyono
Majalah Geografi Indonesia Vol 24, No 2 (2010): Majalah Geografi Indonesia
Publisher : Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.377 KB) | DOI: 10.22146/mgi.13343

Abstract

ABSTRACT The study was conducted in Klaten Regency at Wedi Sub Watershed, part of Dengkeng Watershed. The study aimed to: 1) study the interpretation accuracy of black and white Panchromatic Aerial Photograph scaling 1: 50.000 in identifying the soil factor, slope, landuse, vegetation density, and land conversation, related to the influences  toward  water  infiltration  condition  in  the  research  area;  2)  make  the zonation  of  infiltration  capability  and  water  infiltration  condition  based  on  land factors  the  result  of  aerial  photograph  interpretation;  and  3)  study  the  spatial distribution pattern of water infiltration condition in the research area and analyze to the distribution according to spatial. The research method used aerial photograph interpretation with supported by limited survey for field test, by sampling method was stratified sampling. The method of analysis applied spatial analysis by using Geographical Information System (GIS). The result of the study showed that: 1) the level of aerial photograph accuracy for  interpreting  determinate  factors  of  water  infiltration  in  the  research  area  is acceptable each with the accuracy level of: slope 89.47%; soil texture 82.14%; land use 90.16%; vegetation density 88.89%; and land conservation 80.88%. It mean that although the accuracy level achieved had not been included in very good category, the aerial photograph still can be used in this study; 2) the condition of water infiltration in the research area tended to be relative still good,  indicated by the of the land unit in status of ‘critical’ in the width no more than 25% (30.496 km2). The land unit in status of ‘begin to be rather critical’ in the width of 55.692 km2 or 50.97 %; while the remaining 3.154 km2 or 20.62% was in the status of ‘natural normal’ and 22.544 km2 or 20.62% had ‘good’ status; 3) In the research area, the space of land units with the condition of good infiltration had no spatial relevance to the space of land units and the great infiltration capability.